TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mantan Presiden Ukraina Dmitry Medvedev mewanti-wanti negara Barat agar tidak menyerang Semenanjung Krimea yang kini dikuasai Rusia.
Hingga kini Ukraina dan negara Barat lainnya masih enggan mengakui klaim Rusia atas Krimea.
Krimea dianeksasi Rusia dari Ukraina tahun 2014 setelah Presiden Ukraina pro-Rusia digulingkan.
Medvedev mengatakan serangan apa pun terhadap Krimea bakal dibalas oleh Rusia.
Kata dia, serangan Ukraina ke Krimea akan memunculkan "kiamat" bagi Ukraina.
"Para badut, yang kini muncul di sana dengan sejumlah pernyataan dan kemudian berusaha mengancam kami," kata Medvedev yang kini menjabat sebagai Dewan Keamanan Rusia, (17/7/2022), dikutip dari USA Today.
"Jika serangan seperti itu terjadi, mereka [pelaku] akan menghadapi 'kiamat', amat cepat dan keras, segera," ujarnya.
Baca: Mantan Presiden Rusia Minta AS Tak Main-Main dengan Negara Bersenjata Nuklir
Komentar ini disampaikan Medvedev sehari setelah pejabat intelijen Ukraina mengatakan Krimea bisa menjadi target serangan Ukraina menggunakan rudal HIMARS yang dipasok Amerika Serikat (AS).
Vadym Skibitskyi, nama pejabat itu, berujar militer Rusia melancarkan serangan ke wilayah Ukraina dari Krimea dan Laut Hitam.
Oleh karena itu, kata dia, Krimea adalah target yang sah atau bisa dibenarkan.
Krimea sendiri menjadi wilayah yang amat strageis bagi Rusia. Di sana terdapat markas armada Laut Hitam milik Rusia.
"Jika ada negara lain, Ukraina atau negara NATO, meyakini Krimea bukan milik Rusia, ini ancaman sistematis bagi kami," katanya dikutip dari Reuters.
"Ini ancaman yang langsung dan tegas, terutama mengingat apa yang telah terjadi pada Krimea. Krimea kembali kepada Rusia."
Baca: Militer Inggris: 50.000 Tentara Rusia di Ukraina Telah Tewas atau Terluka
Ucapan Medvedev mendapat tanggapan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Menurutnya, tidak ada yang terintimidasi oleh seruan seperti ini.
"Namun, lihat betapa sinisnya mengatakan hal seperti itu hari ini, pada peringatan peristiwa Rusia menembak jatuh Boeing Malaysia di atas langit Donbas, Ukraina. Sebanyak 298 orang tewas dalam tindakan yang jelas merupakan terorisme. Sebanyak 80 di antaranya anak-anak. Warga negara dari 10 negara."
Kata dia, Rusia kini menjadi "negara teroris" dan akan dibawa ke pengadilan khusus karena menyerbu Ukraina.
Mikhail Podolyak yang merupakan penasihat di Kantor Kepresidenan Ukraina turut menyindir Medvedev.
Menurutnya, Medvedev adalah "pria kecil yang dilupakan oleh sejarah, yang ingin terlihat serius dan menakutkan, tetapi pada kenyataannya hanya memunculkan rasa kasihan".
Baca: Astronaut AS & Rusia Kembali Bertukar Tempat Duduk di Roket Luar Angkasa
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang Rusia di sini