3. Sering memberikan hukuman
Strict Parents biasanya tidak segan untuk menghukum anaknya jika melakukan kesalahan kecil.
Hukuman ini beragam, mulai dari hukuman fisik hingga cacian.
Hal ini dapat membuat anak depresi dan marah dengan hidupnya.
Strict parents sering membiarkan anak memahami kesalahannya sendiri.
4. Sering memberi perintah kepada anak
Anak-anak yang dibesarkan dengan disiplin yang ketat akan memahami konsep bahwa kekuasaan selalu benar.
Mereka belajar untuk patuh, namun tidak belajar untuk berpikir sendiri.
Di kemudian hari, anak-anak tidak akan mempertanyakan otoritas ketika seharusnya.
Strictparents cenderung tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Mereka kesulitan menentukan sesuatu untuk masa depannya karena terbiasa diberi perintah dan mematuhi perintah orang tuanya.
Baca: Jadwal & Link Live Streaming Belajar dari Rumah TVRI Rabu (7/10/2020), Pola Asuh Positif
Baca: Jadwal & Link Live Streaming Belajar dari Rumah TVRI Rabu (18/11/2020), Gangguan Perkembangan Anak
5. Strict Parents senang memuji hasil daripada usaha
Orang tua yang menganut pola pengasuhan strict parents biasanya tidak memberikan banyak pujian terhadap usaha anak.
Mereka lebih menghargai hasil daripada proses.
Jika mereka memuji anak hanya karena hasil yang bagus, seorang anak mungkin akan berpikir orang tuanya akan mencintainya jika dia bisa meraih sesuatu.
6. Sering mengancam anak
Strict parents sering menggunakan ancaman untuk membuat anak mematuhi perintahnya.
Orang tua ini akan mengancam jika anak membuat kesalahan dengan harapan agar anaknya disiplin.
Tidak jarang mereka menggunakan kata-kata yang kasar dan nada yang tinggi.
7. Memaksa anak untuk fokus belajar