TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, kerahkan tentara untuk turun membantu mendistribusikan obat-obatan kepada warganya.
Kebijakan ini dikeluarkan sebagai tanggapan atas pandemi Covid-19 yang terjadi di Korea Utara.
Para tentara diperintahkan untuk mulai menstabilkan pasokan obat-obatan di Pyongyang dengan cepat.
Lokasi Omicron terdeteksi pekan lalu dalam kasus Covid-19 pertama yang dilaporkan Korea Utara, seperti dikutip dari Kompas.com.
Kegagalan mendistribusikan obat-obatan dengan benar adalah "karena pejabat Kabinet dan sektor kesehatan masyarakat yang bertanggung jawab atas pasokan belum bekerja keras, tidak mengenali dengan benar krisis saat ini," lapor media pemerintah KCNA mengutip Kim Jong Un.
Selain itu, Kim Jong Un juga memerintahkan lockdown nasional sebagai usaha untuk memperlambat penyebaran penyakit di populasi yang tidak divaksinasi.
Hal tersebut disampaikan oleh media pemerintah pada Senin (16/5/2022).
Angka pasien di Korea Utara kian meroket tinggi sejak awal dilaporkan kasus pertama Covid-19 di Korea Utara, Kamis (12/5/2022).
Peningkatan kasus Covid-19 di Korea Utara ( Korut) ini langsung mendapat perhatian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tercatat kenaikan kasus Covid-19 di negara pimpinan Kim Jon Un ini tembus 232.880 kasus.
Bahkan Korea Utara melaporkan kasus Covid-19 telah merenggut 50 nyawa dan lebih dari satu juta orang sakit demam.
Baca: Kasus Covid-19 di Korea Utara Meroket, Ahli Sebut Sistem Perawatan Kesehatan Korut Terburuk di Dunia
Baca: Hadapi Gelombang Pertama, Korea Utara bahkan Tak Punya Vaksin Covid-19
Tak ketinggalan, pemimpin kontroversional Korea Utara ini juga mengkritik keras pejabat kesehatan atas yang disebutnya kegagalan pencegahan epidemi.
Terlebih lagi kegagalan menjaga apotek tetap buka 24/7 untuk mendistribusikan obat-obatan.
Menurut pemaparan KCNA, Kim Jong Un juga mengunjungi apotek untuk memeriksa secara langsung.
"mengkritik keras Kabinet dan sektor kesehatan masyarakat atas sikap kerja mereka yang tidak bertanggung jawab," papar KCNA.
Sebelumnya diberitakan, media pemerintah juga telah membenarkan adanya gejala “demam” seperti kasus Covid-19 mencapai lebih dari 1,2 juta orang.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan keprihatinannya pada Korea Utara lantaran penduduknya tidak divaksinasi.
"Sangat prihatin dengan risiko penyebaran Covid-19 lebih lanjut di negara ini terutama karena penduduknya tidak divaksinasi dan banyak yang memiliki kondisi mendasar yang menempatkan mereka pada risiko penyakit parah dan kematian," ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir dari AFP.
Baca: PPLN yang Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Tak Wajib Bawa Hasil Tes Covid-19, Simak Aturan Lengkapnya
Baca: Hadapi Gelombang Pertama, Korea Utara bahkan Tak Punya Vaksin Covid-19
Tak sampai di situ, fasilitas kesehatan di Korea Utara dinilai tidak lengkap.
Bahkan hanya memiliki beberapa unit perawatan intensif serta tidak memiliki obat perawatan Covid-19 atau kemampuan pengujian masal.
Para ahli juga memaparkan, sistem perawatan kesehatan di Korea Utara adalah salah satu yang paling buruk di dunia.
Sebelumnya diberitakan, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengecam tanggapan negaranya terhadap wabah Covid-19.
Dilaporkan media pemerintah, Rabu (18/5/2022), Kim Jong Un menuduh pejabat pemerintah tidak memadai ketika kasus demam melanda negara itu.
"Ketidakmatangan dalam kapasitas negara untuk mengatasi krisis 'meningkatkan' kompleksitas dan kesulitan dalam memerangi pandemi," ujarnya, Selasa (17/5/2022), dilansir CNA.
Sejak mengumumkan wabah Covid-19, Korea Utara telah melaporkan 1,72 juta pasien dengan gejala demam, termasuk 62 kematian pada Selasa malam.
Namun, Korea Utara juga mengatakan situasi virus negara itu mengambil "belok yang menguntungkan".
Laporan itu tidak merinci atas dasar apa Korea Utara sampai pada penilaian positif seperti itu.
Negara ini belum memulai vaksinasi massal dan memiliki kemampuan pengujian yang terbatas.
Baca: Korea Utara Laporkan Kasus Covid-19 Pertama, WHO Siap Bantu Tangani
Baca: Hadapi Gelombang Pertama, Korea Utara bahkan Tak Punya Vaksin Covid-19
Hal ini membuat banyak ahli khawatir mungkin sulit untuk menilai seberapa luas dan cepat penyakit ini menyebar.
Menurut KCNA, Korea Utara telah mendorong untuk lebih menangani "pengumpulan, pengangkutan, dan pengujian spesimen dari orang-orang yang demam, sambil memasang fasilitas karantina tambahan".
KCNA juga mengatakan pejabat kesehatan telah mengembangkan panduan pengobatan Covid-19 yang bertujuan untuk mencegah overdosis obat dan masalah lainnya.
Dalam menghadapi wabah Covid-19 yang "meledak", Korea Utara telah mengerahkan angkatan bersenjatanya, termasuk 3.000 staf medis militer untuk sistem pengiriman obat 24 jam, dengan 500 kelompok respons untuk mengonfirmasi dan merawat pasien yang terinfeksi, kata media pemerintah.
(TRIBUNNEWS/TRIBUNNEWSWIKI/Nuryanti/Ka)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Kecam Penanganan Covid-19, Kim Jong Un Tuding Pejabat Korea Utara: Ketidakmatangan Atasi Krisis