Dubes AS: Sudah Jelas Putin Punya Rencana Menghancurkan Ukraina

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengaku prihatin dengan meningkatnya laporan serangan Rusia terhadap warga sipil Ukraina.


zoom-inlihat foto
Duta-besar-Amerika-Serikat-untuk-PBB-Thomas-Greenfield.jpg
SPENCER PLATT / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP
Duta besar Amerika Serikat untuk PBB, Thomas-Greenfield, pada siang Dewan Keamanan PBB untuk membahas krisis Ukraina, 31 Januari 2022.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Linda Thomas-Greenfield mengatakan Rusia ingin menghancurkan Ukraina.

"Sudah jelas Putin punya rencana menghancurkan dan meneror Ukraina," kata Thomas-Greenfield dikutip dari CNN, (8/3/2022).

Dia menyebut AS kini dilanda keprihatinan karena "dunia harus bersiap menempuh jalan yang sangat panjang dan susah di depan".

Dalam dua minggu ini, kata dia, warga Ukraina telah menunjukkan bahwa mereka tidak akan menyerah.

"Dan banyak warga Rusia, termasuk banyak tentara Rusia, tidak menginginkan perang ini," kata politikus wanita itu pada rapat Dewan Keamanan PBB.

Selain itu, menurut dia, Putin ingin mengorbankan ribuan tentara Rusia demi ambisi pribadinya.

Dilansir dari CNN, Thomas-Greenfield mengatakan AS telah memperingatkan Rusia tentang invasi ini.

Kata dia, dengan invasi ini Rusia akan menjadi lebih lemah, bukannya makin kuat.

Baca: PM Pakistan Tak Terima Ajakan untuk Mengutuk Invasi-Rusia, Imran Khan Berencana Tetap Netral

Gambar selebaran yang dirilis di halaman Facebook Kementerian Dalam Negeri Ukraina pada 1 Maret 2022 menunjukkan asap setelah serangan rudal yang menargetkan pusat televisi ibu kota Ukraina di Kyiv.
Gambar selebaran yang dirilis di halaman Facebook Kementerian Dalam Negeri Ukraina pada 1 Maret 2022 menunjukkan asap setelah serangan rudal yang menargetkan pusat televisi ibu kota Ukraina di Kyiv. (UKRAINIAN INTERIOR MINISTRY PRESS SERVICES / AFP)

Politikus itu menyebut AS kini prihatin dengan meningkatnya laporan serangan Rusia terhadap warga sipil Ukraina.

Dia mengkhawatirkan kurangnya perlindungan untuk warga sipil dalam konflik ini, terutama untuk wanita yang rentan terhadap kekerasan berbasis gender.

Menurut rekannya yang berasal dari Polandia, tiap menit kini ada 100 pengungsi Ukraina yang menuju ke Polandia.

"Kami juga menyerukan adanya perlindungan untuk semua anak-anak yang rentan, termasuk anak-anak yang terpisah dari orang tua dan tidak punya pendamping dan mereka yang ada di lembaga perawatan," kata dia.

"Anak-anak seharusnya tidak pernah terlibat dalam konflik. Titik."

Baca: Rusia Ajak Ukraina Lakukan Gencatan Senjata di Lima Kota, Ingin Buka Akses Bantuan

Dia kemudian mengutip laporan UNICEF bahwa sudah ada puluhan anak yang tewas dalam konflik ini.

Menurutnya, jumlah anak yang tewas sebenarnya jauh lebih besar daripada yang dilaporkan.

Kata dia, anak-anak mengalami trauma parah karena menyaksikan kekerasan dan penghancuran.

"Luka fisik dan psikologis akibat perang ini akan bertahan lama."

Warga Ukraina yang berdomisili di Korea Selatan melakukan aksi unjuk rasa menentang invasi Rusia ke Ukraina, di dekat Kedutaan Rusia di Seoul, Senin (28/2/2022).
Warga Ukraina yang berdomisili di Korea Selatan melakukan aksi unjuk rasa menentang invasi Rusia ke Ukraina, di dekat Kedutaan Rusia di Seoul, Senin (28/2/2022). (JUNG YEON-JE / AFP)

Dia menggambarkan situasi kota-kota di Ukraina yang kini berada dalam serangan artileri Rusia.

"Persediaan di rumah sakit habis, makanan berkurang, dan jumlah korban sipil meningkat, sementara kelompok paling rentan, yakni penyandang disabilitas, lansia, dan anak-anak, terus menahan beban penderitaan."

Thomas-Greenfield mendesak Moskwa berkomitmen mengizinkan dan memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan di Ukraina.

Baca: AS Sebut Ukraina Sudah Punya Rencana Darurat jika Presiden Zelensky Terbunuh Pasukan Rusia

"Kami menyerukan adanya sistem pemberitahuan tingkat dasar yang akan memfasilitasi pergerakan konvoi kemanusiaan dan penerbangan secara aman."

Tak hanya itu, dia meminta Rusia menarik mundur pasukannya dan mengurangi ketegangan melalui jalur diplomasi.

Kata dia, AS mendukung kedua belah pihak untuk melakukan gencatan senjata.

"Kita harus melakukan apa pun, saya tekankan apa pun, apa pun yang bisa kita lakukan untuk membantu warga Ukraina."

"Kyiv masih berdiri, dan kami akan berdiri bersama Kyiv. Kami berdiri bersama warga Ukraina."

Baca: Presiden Rusia Sebut Bisa Akhiri Invasi Rusia-Ukraina Namun Bersyarat, Simak Alasan Putin Sebenarnya

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved