
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Setelah diterpa kabar soal keterkaitan bisnis PCR, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, akhirnya buka suara.
Luhut disebut-sebut meraup keuntungan besar bisnis penyediaan alat tes Covid-19, seperti polymerase chain reaction (PCR) dan antigen.
Keuntungan yang ia dapatkan bersumberl dari hasil investasi sahamnya di PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).
Luhut menegaskan dirinya tak pernah mengambil keuntungan dari bisnis tersebut.
Dirinya bahkan mengaku perusahaan PT GSI banyak berperan dalam menyediakan tes PCR gratis untuk membantu masyarakat.
"Saya ingin menegaskan beberapa hal lewat tulisan ini. Pertama, saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia," kata Luhut melalui keterangan yang diunggah pada akun Facebook dan Instagram-nya dikutip pada Jumat (5/11/2021).
"Hingga saat ini tidak ada pembagian keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk lain kepada pemegang sahamnya," kata dia lagi.
Luhut mengatakan, saat ini banyak informasi simpang siur terkait bisnis PCR PT GSI yang sebagian sahamnya dimiliki perusahaannya, TOBA.
Apalagi, bisnis PCR perusahaan itu dikaitkan dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan PCR terhadap pengguna moda transportasi.
"Namun, saya berkesimpulan harus menjelaskan dengan detail sesuai fakta yang ada dikarenakan ada disinformasi yang efeknya tidak hanya menimbulkan kegaduhan tetapi juga memunculkan ketakutan bagi mereka yang punya niat tulus dan semangat solidaritas tinggi untuk melihat negeri ini bangkit lalu pulih dari pandemi," sambung dia.

Luhut mengaku keuntungan dari PT GSI digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu serta tenaga kesehatan, termasuk di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet.
"Sesuai namanya, Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial sehingga tidak sepenuhnya bisa diberikan secara gratis," ungkap Luhut.
"Partisipasi yang diberikan melalui Toba Bumi Energi merupakan wujud bantuan yang diinisiasi oleh rekan-rekan saya dari Grup Indika, Adaro, Northstar, dan lain-lain yang sepakat bersama-sama membantu penyediaan fasilitas tes Covid-19 dengan kapasitas yang besar," jelas dia.
"Kenapa saya tidak menggunakan nama yayasan? Karena memang bantuan yang tersedia berada dari perusahaan. Dan memang tidak ada yang saya sembunyikan di situ," ujar Luhut.
Baca: Luhut Bantah Ambil Untung dari Bisnis PCR, Klaim Dorong Penggunaan Antigen : Saya Dorong Agar Murah
Baca: Jubir Bantah Keterlibatan Luhut dalam Bisnis Tes PCR Covid-19 : Justru Bantu Kementerian Kesehatan
Alasan Luhut soal kewajiban PCR saat bepergian
Pada saat evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Luhut kemudian mewajibkan penggunaan tes RT-PCR untuk semua moda transportasi.
Hal tersebut diputuskan berdasarkan tingginya mobilitas di wilayah Jawa dan Bali saat PPKM mulai direlaksasi.
"Pemberlakuan aturan PCR yang diberlakukan kemarin karena saya melihat adanya peningkatan risiko penularan akibat peningkatan mobilitas di Jawa, Bali dan penurunan disiplin protokol kesehatan," kata dia.
Dirinya juga mendorong agar harga tes PCR bisa diturunkan agar dapat menjangkau masyarakat.
"Pun ketika kasus menurun awal September lalu, saya juga yang meminta agar penggunaan antigen dapat diterapkan pada beberapa moda transportasi yang sebelumnya menggunakan PCR sebagai persyaratan utama," ujar Luhut.
-
Kompolnas Bakal Selidiki Kebenaran Alasan Ferdy Sambo yang Ngaku Tes PCR saat Insiden Baku Tembak
-
Luhut Sebut Harga Minyak Goreng di Jawa-Bali Sudah Rp14.000, tetapi Luar Jawa Belum
-
Mulai Berlaku Hari Ini, Begini Cara Beli Minyak Goreng Pakai NIK dan PeduliLindungi
-
Beli Minyak Goreng Curah dengan KTP dan PeduliLindungi Mulai 11 Juli 2022, Ini Tata Cara Membelinya
-
Luhut : Masyarakat Beli Minyak Goreng Curah Rp 14 Ribu Dibatasi 10 Kg per Hari, Pakai PeduliLindungi