Asmara Hadi

Asmara Hadi adalah penyair terkenal asal Indonesia dan salah satu tokoh penting dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia.


zoom-inlihat foto
AsmaraaHadi.jpg
wikipedia.com
Asmara Hadi

Asmara Hadi adalah penyair terkenal asal Indonesia dan salah satu tokoh penting dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia.




  • Informasi Awal #


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Asmara Hadi adalah seorang penyair dan salah satu tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Nama Asmara Hadi merupakan nama penanya, sedangkan nama aslinya adalah Abdul Hadi, juga ada Ipih atau H.R. singkatan dari Hadi dan Ratna, Hadi adalah namanya sendiri, sedang Ratna adalah nama istrinya.

Asmara Hadi juga dianggap sebagai tangan kanan Ir. Soekarno saat menerbitkan Fikiran Rakjat, karena banyak sajak sajak yang dimuat majalah tersebut.

  • Kehidupan Pribadi #


Asmara Hadi lahir di Talo, Bengkulu, tanggal 8 September 1915, dia berasal dari keluarga yang terpelajar. (1)

Ibunya bernama Khamaria dan ayahnya Khobri bin Merah Hosen gelar "Raja Api" yang berasal dari Bengkulu.

Baca: Alex Kawilarang

Asmara Hadi mempunyai tiga orang saudara, yaitu Hanafi, Arifin, dan Maimunah Khamaria.

Tahun 1935 ia menikah dengan seorang gadis bernama Ratna Juami Ningsih, anak angkat Ibu Inggit Ganarsih dan Bung Karno.

Dari perkawinannya itu mereka dikaruniai delapan anak, lima orang laki-laki dan tiga orang perempuan.

Pendidikan yang diperoleh Asmara Hadi adalah HIS Bengkulu kemudian MULO di Jakarta, dan terakhir Sekolah Menengah Taman Siswa di Bandung.

Baca: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)

  • Perjalanan Karier #


Pengalamannya di bidang jurnalistik cukup banyak, dia bekerja sebagai pemimpin redaksi Pikiran Rakjat tahun 1938—1940 dan sebagai pemimpin majalah Toejoean Rakjat. (1)

Tahun 1935 Asmara Hadi bekerja sebagai redaktur harian Bintang Timoer pimpinan Parada Harahap, dan tahun 1939 sebagai redaktur majalah Efficiency yang terbit di Jakarta.

Dia juga pernah bekerja di Penerbit Pemandangan yang tidak lama kemudian berganti nama menjadi Penerbit Pembangunan.

Karena pergantian nama itu, tahun 1943 sejumlah karyawannya disalurkan ke Asia Raja sebagai penulis khusus mengenai kebudayaan dan filsafat.

Baca: Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Sewaktu tinggal di Yogyakarta, tahun 1943, Asmara Hadi bekerja di Kantor Kementerian Pemuda.

Di bidang politik ia aktif di Partindo dan terakhir sebagai anggota MPRS sampai tahun 1966.

Ketika konstituante pertama dibentuk, ia menjabat menteri negara dan Wakil Ketua DPRGR.

Pada masa penjajahan, ia sering dihukum buang, tahun 1934—1935 ia dibuang ke Ende, Flores bersama Bung Karno.

Selepas dari Ende, Asmara Hadi masih tetap berjuang bersama-sama Amir Syariffudin, walaupun dia harus meringkuk lagi dalam penjara tahun 1937.

Baca: Amir Syarifuddin

Dalam berjuang, Asmara Hadi mempunyai kekuatan dan semangat yang diteladaninya dari Rosa Luxemburg, pejuang revolusioner wanita berkebangsaan Jerman yang gigih, yang sebagian besar hidupnya untuk perjuangan.

Semangat itulah yang ikut memberi dorongan serta keteguhan Asmara Hadi dalam berjuang.

  • Karya #


Selain menulis puisi, ia juga menulis cerita pendek, antara lain, adalah "Yang Tidak Dapat Dihilangkan" yang ditulisnya ketika ia pindah dari Yogyakarta ke Bandung. (2)

Cerpen ini berisi riwayat seorang temannya selama perjuangan yang telah kehilangan semua harta bendanya.

Cerpen yang kedua adalah "Di Belakang Kawat Berduri" berisi kisah pengalamannya selama ditawan Belanda, kemudian diterbitkan oleh Penerbit Pemandangan tahun 1942.

Baca: 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Pangeran Diponegoro

Semangat perjuangan yang tak kunjung padam itulah yang melahirkan sajak "Kepada Diponegoro".

Asmara Hadi merasa terhina oleh ejekan orang Belanda, Vermijs, yang mengatakan bahwa Indonesia tidak akan merdeka, hatinya terasa mendidih sehingga lahirlah sajak tersebut.

Puisi-puisinya yang menggambarkan semangat kebangsaan, antara lain adalah "Bangsaku Bersatulah", "Chandra Bhirawa", dimuat dalam Pikiran Rakyat, No. 31, Januari 1938.

"Sengsara Doenia", dimuat dalam Tudjuan Rakjat, Th. I, No. 1, Oktober 1938, dan "Kemenangan Pasti" dimuat dalam Poedjangga Baroe, No. 1, Juli 1938.

Baca: 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Dr. Ir. H. Soekarno

Puisi-puisi Asmara Hadi yang pernah dimuat dalam Pikiran Rakjat, Poedjangga Baroe, Tudjuan Rakjat, dan Pandji Poestaka oleh J.U. Nasution dikumpulkan dan diterbitkan pada tahun 1965 dengan judul Asmara Hadi Penjair Api Nasionalisme.

Buku ini melukiskan cahaya kemenangan yang terpancar dalam suramnya perjuangan.

Asmara Hadi meninggal dunia di rumahnya, Jalan Cilantah No. 24 Bandung, hari Jumat, 3 September 1976 dalam usia 62 tahun, lalu dimakamkan di Pemakaman Muslimin Sirnaraga, Jawa Barat. (TribunnewsWiki.com/Mirta)



Info Pribadi Asmara Hadi
Pendidikan HIS Bengkulu, MULO, Sekolah Menengah Taman Siswa di Bandung
Riwayat Karir Jurnalis
Berita Terkini Pujangga
   


Sumber :


1. id.wikipedia.org
2. www.kompasiana.com


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved