Lompat Batu merupakan olahraga tradisional Suku Nias dan sudah populer hingga Internasional.
Dikutip dari Kompas.com, salah satu desa yang terdapat tradisi lompat batu berada di Desa Bawomataluo.
Dalam bahasa daerah sana disebut Hombo Batu atau Fahombo.
Melalui Kompas.com, lompat Baru ini muncul dari kebiasaan berperang antar-desa, masing-masing desa membentengi wilayahnya dengan batu atau bambu setinggi 2 meter.
Hal itulah yang melahirkan tradisi lompat batu ini sebagai sebuah persiapan sebelum berperang.
Baca: Sejarah Lompat Batu di Nias, Jawaban Belajar dari Rumah di TVRI 1 Oktober 2020 untuk Kelas 4-6 SD
Lompat Batu ini telah diwariskan secara turun temurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak laki-lainya.
Zaman dulu, jika pemuda Nias berhasil melakukan lompat batu setinggi 2 meter, maka ia akan menjadi laki-laki dewasa dan bisa bergabung sebagai prajurit untuk berperang dan memikul tanggungjawab sebagai lelaki dewasa.
6. Pacu Jalur
Pacu Jalur adalah olahraga mendayung di sungai dengan memakai sebuah perahu panjang dari kayu pohon.
Panjang perahu bisa mencapai 25 hingga 40 meter dan lebar bagian tengah lira-kira 1,3 hingga 1,5 meter.
Pacu Jalur sudah ada sejak tahun 1903, yang sekarang menjadi acara tetap Pemerintah Provinsi Riau untuk menarik wisatawan baik dari nusantara maupun mancanegara untuk datang ke Riau.
Baca: Pacu Jalur
Acara Festival Pacu Jalur diadakan setiap tahunnya pada tanggal 23 – 26 Agustus sebagai sebuah acara budaya masyarakat tradisional Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
7. Pathol
Pathol merupakan olahraga gulat tradisional yang terkenal di wilayah di pantai utara mulai dari Rembang hingga Tuban.
Pathol sama dengan olahraga gulat lainnya yang mempertandingkan dua orang di sebuah arena dengan memakai celana pendek dengan tali terikat.
Arena ini berupa pasir karena itulah olahraga ini sering dipertandingkan di pantai.
(Tribunnewswiki/Atika)