TRIBUNNEWSWIKI.COM – Olahraga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melatih baik tubuh maupun mental seseorang.
Sepak bola, bulu tangkis, basket, dan cabang olahraga populer Indonesia lainnya pasti sudah tidak asing di telinga.
Namun, Indonesia juga memiliki berbagai macam olahraga tradisional yang tak kalah seru dengan cabang olahraga di atas.
Tradisi dan kebudayaan yang telah diwariskan turun temurun dari berbagai daerah di Indonesia menjadi keunikan tersendiri untuk olahraga ini.
Bahkan, beberapa di antaranya sudah resmi dijadikan olahraga nasional dan juga internasional.
1. Pencak Silat
Melalui laman resmi Indonesia Tourism, olahraga bela diri khas Indonesia ini sudah dikenal sejak zaman kerajaan abad ke-7 Masehi.
Pencak silat ini juga sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di ajang Asian Games.
Bahkan, pernah ditampilkan dalam festival film Internasional, seperti The Raid.
Baca: FILM - The Raid: Redemption (2011)
Baca: Pencak Silat
UNESCO bahkan telah mengakui pencak silat sebagai warisan budaya dunia di Indonesia pada tahun 2019 lalu.
Pencak silat merupakan olahraga bela diri yang memerlukan konsentrasi tinggi.
Meski memiliki unsur-unsur dari budaya Tionghoa dan India, tetapi pencak silat adalah olahraga bela diri asli Indonesia.
Biasanya tiap daerah memiliki aliran pencak silat yang khas, seperti daerah Jawa Barat yang terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih, dan Jawa Timur memiliki aliran Perisai Diri.
2. Jemparingan
Olahraga tradisional satu ini berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jemparingan dalam bahasa Jawa artinya adalah panahan.
Namun, olahraga ini berbeda dengan olahraga panahan lainnya.
Jemparingan ini dimainkan dengan posisi duduk bersila, bukan berdiri.
Olahraga ini sudah ada sejak pemerintahan Sri Sultan Hamengku Bowono I.
Melalui laman resmi Republik Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) yang mendorong pengikutnya untuk belajar memanah sebagai sarana membentuk watak kstaria.
Baca: Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengku Buwono I)
Awalnya, Jemparingan hanya dilakukan di kalangan keluarga Kerajaan Mataram dan sebagai perlombaan di kalangan prajurit.
Namun, sekarang Jemparingan semakin disukai dan dimainkan oleh banyak orang dari kalangan rakyat biasa.
3. Gobak Sodor
Gobak Sodor merupakan salah satu olahraga yang berasal dari Jawa Tengah.
Zaman dulu, masyarakat khusunya anak-anak, sering kali menghabiskan waktu untuk bermain gobak sodor.
Gobak Sodor diambil dari dua kata, yaitu gobak dan sodor.
Menurut Kamus Bahasa Besar Indonesia (KBBI), gobak adalah permainan tradisional dengan menggunakan lapangan segiempat berpetak-petak.
Sedangkan, kata sodor berarti menyodorkan ke depan.
Baca: Gobak Sodor (permainan)
Permainan ini dimainkan secara beregu dengan masing-masing tim terdiri tiga sampai lima orang.
Dilansir dari Kompas.com (9/5/2018), permainan tradisional ini telah dipertandingkan pada Pekan Olahraga Perempuan (POP) pada 2018 lalu.
Presiden Joko Widodo dan Iriana juga pernah memainkan permainan isi ketika memeringati Hari Pendidikan Nasional 2018 di Istana Presiden, Jakarta.
4. Egrang
Egrang adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar dapat beriri dalam jarak tertentu di atas tanah.
Olahraga ini memakai dua bambu bulat dengan ukuran 2,75 meter dan diameter 6-9 cm.
Agar dapat berjalan, Egrang dilengkapi dengan tangga untuk tempat berdiri atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki.
Egrang memerlukan keseimbangan badan dan ketrampilan agar dapat berjalan lancar.
Melalui Kompas.com, Egrang pernah dipertandingkan di Tafisa Games pada 2016 lalu yang diadakan di Jakarta.
5. Lompat Batu
Lompat Batu merupakan olahraga tradisional Suku Nias dan sudah populer hingga Internasional.
Dikutip dari Kompas.com, salah satu desa yang terdapat tradisi lompat batu berada di Desa Bawomataluo.
Dalam bahasa daerah sana disebut Hombo Batu atau Fahombo.
Melalui Kompas.com, lompat Baru ini muncul dari kebiasaan berperang antar-desa, masing-masing desa membentengi wilayahnya dengan batu atau bambu setinggi 2 meter.
Hal itulah yang melahirkan tradisi lompat batu ini sebagai sebuah persiapan sebelum berperang.
Baca: Sejarah Lompat Batu di Nias, Jawaban Belajar dari Rumah di TVRI 1 Oktober 2020 untuk Kelas 4-6 SD
Lompat Batu ini telah diwariskan secara turun temurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak laki-lainya.
Zaman dulu, jika pemuda Nias berhasil melakukan lompat batu setinggi 2 meter, maka ia akan menjadi laki-laki dewasa dan bisa bergabung sebagai prajurit untuk berperang dan memikul tanggungjawab sebagai lelaki dewasa.
6. Pacu Jalur
Pacu Jalur adalah olahraga mendayung di sungai dengan memakai sebuah perahu panjang dari kayu pohon.
Panjang perahu bisa mencapai 25 hingga 40 meter dan lebar bagian tengah lira-kira 1,3 hingga 1,5 meter.
Pacu Jalur sudah ada sejak tahun 1903, yang sekarang menjadi acara tetap Pemerintah Provinsi Riau untuk menarik wisatawan baik dari nusantara maupun mancanegara untuk datang ke Riau.
Baca: Pacu Jalur
Acara Festival Pacu Jalur diadakan setiap tahunnya pada tanggal 23 – 26 Agustus sebagai sebuah acara budaya masyarakat tradisional Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
7. Pathol
Pathol merupakan olahraga gulat tradisional yang terkenal di wilayah di pantai utara mulai dari Rembang hingga Tuban.
Pathol sama dengan olahraga gulat lainnya yang mempertandingkan dua orang di sebuah arena dengan memakai celana pendek dengan tali terikat.
Arena ini berupa pasir karena itulah olahraga ini sering dipertandingkan di pantai.
(Tribunnewswiki/Atika)