Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) merupakan milisi dan tentara swasta pro-Belanda yang didirikan pada masa Revolusi Nasional Indonesia.
Milisi ini dibentuk oleh mantan Kapten DST KNIL Raymond Westerling setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale Troepen (depot pasukan khusus KNIL) pada tanggal 09 Januari 1949.
Nama milisi ini berasal dari bagian kitab ramalan Jawa Kuno Ramalan Jayabaya yang meramalkan kedatangan seorang "Ratu Adil" yang merupakan keturunan Turki.
Karena memiliki warisan darah campuran Turki, Westerling memandang dirinya sebagai sang "Ratu Adil" yang diramalkan akan membebaskan rakyat Indonesia dari "tirani".
Westerling berupaya mempertahankan adanya negara-negara federal dalam Republik Indonesia Serikat melawan kesatuan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta yang dianggapnya didominasi oleh orang Jawa.
APRA direkrut dari 18 faksi anti-Republik yang beragam, termasuk personel mantan gerilyawan Republik, Darul Islam, Ambon, Melayu, Minahasa, KNIL yang telah didemobilisasi, Regiment Speciale Troepen (Resimen Pasukan Khusus KNIL), dan Tentara Kerajaan Belanda.
Pada tahun 1950, APRA telah berevolusi yang awalnya merupakan serangkaian unit pertahanan diri pedesaan menjadi kekuatan tempur berjumlah 2.000 personel. (1)
Baca: KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger)
Baca: Perang Asia Pasifik
Pembentukan #
Pada bulan November 1949, dinas rahasia militer Belanda mendapatkan laporan bahwa Westerling telah mendirikan sebuah organisasi rahasia dengan jumlah pengikut sekitar 500.000 orang.
Laporan ini diterima oleh Inspektur Polisi Belanda J.M. Verburgh pada tanggal 8 Desember 1949 yang menyebutkan bahwa nama organisasi tersebut adalah “Ratu Adil Persatuan Indonesia” (RAPI) dengan satuan bersenjatanya yang diberi nama Angkatan Perang Ratu Adil (APRA).
Pengikutnya kebanyakan merupakan mantan anggota Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL), dan juga beberapa bantuan dari temannya orang Tionghoa dan Chia Piet Kay.
Westerling berencana melakukan kudeta terhadap presiden Soekarno dan kliknya setelah penyerahan kedaulatan diberikan kepada Indonesia.
Bahkan pesan ini juga telah disampaikan kepada Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda.
Jenderal van Vreeden yang bertanggungjawab atas kelancaran “penyerahan kedaulatan” pada tanggal 27 Desember 1949, memperingatkan Westerling agar tidak melakukan tindakan tersebut.
Namun, van Vreeden tak segera memerintahkan penangkapan Westerling.
Tujuan utama Westerling yaitu untuk mempertahankan bentuk Negara Federal Pasundan di Indonesia serta menginginkan adanya tentara sendiri pada tiap negara bagian Republik Indonesia Serikat.
Baca: HJ Van Mook
Baca: Abdulkadir Widjojoatmodjo
Peristiwa Kudeta #
Kudeta yang dilakukan oleh Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) berlangsung pada 23 Januari 1950.
Kudeta ini dilakukan oleh pasukan KNIL (Koninklijk Nederlands-Indische Leger) di bawah pimpinan mantan Kapten Raymond Westerling.
Pasukan KNIL masuk ke Bandung dan membunuh semua orang yang berseragam TNI yang mereka temui.
Aksi mengerikan telah direncanakan sejak beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling.
Bahkan, gerakan Westerling ini telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda.
Westerling bahkan sempat menelepon panglima Tertinggi Belanda Letjen Buurman van Vreeden untuk meminta restu melakukan kudeta terhadap pemerintahan Soekarno.
Westerling juga meminta Pemerintah Soekarno untuk menghargai negara bagian Pasundan dengan mengirim ultimatum kepada pemerintah.
Pemerintah yang ketika itu masih tergabung dalam Republik Indonesia Serikat (RIS) diminta memberikan pengakuan terhadap eksistensi APRA sebagai tentara negara bagian Pasundan.
Bahkan, Westerling dan anak buahnya menuju Jakarta untuk menangkap Presiden Sukarno.
Namun, Kudeta APRA ini tidak pernah terwujud sebab tidak mendapat dukungan dari Tentara Islam Indonesia (TII).
Karena kekurangan pasukan senjata, Westerling pun akhirnya ditinggalkan oleh pasukannya. (2)
Baca: Pembela Tanah Air (PETA)
Dampak Kudeta #
Salah satu dampak langsung yang dirasakan oleh bangsa Indonesia ialah gugurnya banyak tentara Indonesia.
Pemberontakan ini juga mengakibatkan kondisi keuangan negara menjadi sedikit berantakan.
Kemanana rakyat Indonesia juga menjadi terganggu karena peristiwa kudeta tersebut.
Meski begitu, ada juga dampak positif yang terjadi, yaitu peningkatan dari rasa saling memiliki, persatuan dan kesatuan dari seluruh masyarakat Indonesia kala itu. (3)
Baca: 17 AGUSTUS – Serial Sejarah Nasional : Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Baca: 17 AGUSTUS - Seri Sejarah Nasional: Pembantaian Raymond Westerling di Sulawesi Selatan
(TribunnewsWiki.com/Septiarani)
| Nama | APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) |
|---|
| Pendiri | Raymond Westerling |
|---|
| Dibentuk | 15 Januari 1949 |
|---|
| Peristiwa Penting | Kudeta guna mempertahankan Negara Federal Pasundan |
|---|
Sumber :
1. id.wikipedia.org
2. www.tribunnewswiki.com
3. www.kelaspintar.id