TRIBUNNEWSWIKI.COM – Ibu Kota Jakarta kini menjadi salah satu wilayah darurat covid-19.
Jumlah penambahan kasus covid-19 per harinya sangat tinggi.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membunyuikan alarm tanda bahaya.
“Alarm tanda bahaya itu telah dibunyikan sejak 10 hari yang lalu,” tulis Anies Baswedan dikutip Tribunnewswiki.com dari akun Facebooknya, Kamis (24/6/2021).
Anies menjelaskan, lonjakan covid-19 di Jakarta mulai terjadi pada 13 Juni lalu.
Baca: Kasus Covid-19 Melonjak, Tempat Wisata di DKI Jakarta Tutup hingga 5 Juli 2021
Baca: Heboh Truk Plat Merah jadi Angkutan Resmi Jenazah Covid-19, Ini Kata Pemprov DKI Jakarta
Ia juga memperingatkan warga DKI perihat semakin menipisnya jumlah tempat tidur khusu pasien covid-19 di rumah sakit rujukan di Jakarta.
Mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyebut jumlah kasus covid saat ini melampaui jumlah kasus pada Januari 2021.
“Seandainya kita tidak segera merespon alarm itu, mungkin DKI Jakarta hari ini sudah kolaps.
Saat ini kita telah melampaui puncak kasus aktif pada Januari lalu. Ibu kota saat ini dalam kondisi yang memerlukan perhatian ekstra.,” kata dia.
Pemprov DKI telah menambah kapasitas pelayanan kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
Ada penambahan sebanyak 34 rumah sakit rujuka covid-19 di Jakarta sejak Juni ini.
Baca: Viral Video Nakes Menangis Histeris Lepas Kepergian Perawat Hamil yang Meninggal karena Covid-19
Baca: Kasus Covid-19 di Pamekasan Melonjak, Satgas Curiga Kemunculan Varian Baru Virus Corona
“Di awal Juni ada 106 RS rujukan COVID-19 di Jakarta, sekarang ditambah jadi 140 RS.
Dari 6694 tempat tidur utk isolasi, ditambah jadi 8524,” lanjutnya.
Namun menurut Anies, hal itu tidak cukup lantaran saat ini rumah sakit hampir semua penuh menampung pasien positif virus corona.
Terlebih kini ada muncul berbagai varian covid-19 yang penularannya jauh lebih cepat.
Sedangkan jumlah tenaga kesehatan di DKI Jakarta tak sebanding dengan penambahan pasien covid-19.
“Tapi itu semua tak cukup, setelah ditambah pun langsung terisi hingga 90%.
Dengan adanya varian baru virus corona, laju penularan jauh lebih cepat dari peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan,” jelasnya.
Baca: Kasus Covid-19 di Jakarta Naik 50 Persen, Anies Baswedan: Ibu Kota Perlu Perhatian Ekstra
Baca: Anies Baswedan
Perlu adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat agar bisa memerangi pandemi covid-19.
Ia meminta masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan.
“Pemerintah terus melaksanakan 3T (testing/ tracing/ treatment) dan bersama penegak hukum akan terus mendisiplinkan dan lakukan penindakan, penegakan aturan protokol kesehatan PPKM Mikro di seluruh wilayah DKI Jakarta,” imbuhnya.
Dikatakan Anies, Jakarta amat serius dalam melakukan testing yang saat ini 13,5 kali lipat dari standar minimal WHO.
Tujuannya agar cepat mendeteksi dan menyelamatkan orang-orang berisiko.
Baca: Presiden Jokowi: PPKM Mikro dan Lockdown Memiliki Esensi yang Sama, Tak Perlu Dipertentangkan
Baca: Aturan Lengkap PPKM Mikro yang Berlaku Mulai 22 Juni Hingga 5 Juli 2021
“Kami tidak mau mengurangi testing agar terkesan baik-baik saja. Jakarta memang sedang tidak baik-baik saja.
Keseriusan testing dan tracing ini terlihat di data hari ini, 45