Aburizal Bakrie hingga Pasangan Selebritis Disuntik Vaksin Nusantara, BPOM Berikan Tanggapan

Kali ini Aburizal Bakrie dan pasangan selebritis disuntik vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Seobroto


zoom-inlihat foto
vaksinnn.jpg
kolase/dok Tribunnews.com
Aburizal Bakrie, Anang Hermansyah, dan Ashanty menjalani proses penyuntikan vaksin Nusantara .


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bertempat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatoto Soebroto, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical, disuntik vaksin Nusantara pada Jumat, (16/4/2021).

”Pak Ical sudah disuntik vaksin Nusantara pukul 14.00 WIB tadi di RSPAD,” kata Juru Bicara Aburizal Bakrie, Lalu Mara Satriawangsa, Jumat (16/4/2021).

Lalu Mara menunjukan foto yang memperlihatkan Aburizal disuntik oleh mantan Menteri kesehatan Terawan Agus Putranto selaku penggagas vaksin Nusantara.

Mara mengatakan penyuntikan vaksin Nusantara pada Aburizal dilakukan setelah proses pengambilan darah pada Kamis, (6/4/2021).

”Kamis minggu lalu, jadi pas 8 hari,” ujarnya.

Sampai saat ini baik, kata Lalu Mara, kondisi Ical baik.

Lalu Mara Satriawangsa
Lalu Mara Satriawangsa (tribunnews.com)

Baca: Soal Vaksin Nusantara, Epidemiolog: Label Nusantara hanya Namanya Saja dan Sebaiknya Dihentikan

Baca: BPOM: Vaksin Nusantara Sebaiknya Diuji Coba Dulu pada Hewan

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu, kata Lalu Mara, mendoakan agar apa yang dikerjakan oleh Terawan mendapatkan hasil yang bagus.

Mara juga mengungkapkan Aburizal Bakrie berharap pada vaksin-vaksin lain yang digagas oleh putra bangsa, seperti vaksin Merah Putih berhasil.

"Kalau berhasil kita semua yang diuntungkan. Tidak usah dipertentangkan. Masyarakat bisa bebas dari Covid-19. Beliau juga berharap masyarakat tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Baik yang sudah divaksin maupun belum," ujarnya.

Dalam proses penelitian vaksin Nusantara, kemarin pasangan selebritas Anang Hermansyah dan Ashanty juga menjalani pengambilan sampel darah RSPAD Gatot Soebroto.

Mereka datang ke Gedung Cellcure Center RSPAD sekitar pukul 14.00 WIB. Tampak juga putra mereka, Azriel Hermansyah, dalam kedatangan itu.

Sayangnya, pasangan selebritis itu tidak buka suara saat masuk.

Dikutip dari Tribunnews, Anang dan Ashanty keluar dari rumah sakit sekitar pukul 15.45 WIB.

Saat dikonfirmasi, Peneliti utama Uji Klinik Tahap II Vaksin Nusantara, Kolonel Jonny, membenarkan Anang-Ashanty datang untuk pengambilan sampel darah. "Iya, semua pengambilan sampel," kata Jonny.

Foto: Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Selasa, (11/2/2020). Terawan menjadi orang di balik vaksin Nusantara.
Foto: Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Selasa, (11/2/2020). Terawan menjadi orang di balik vaksin Nusantara. (Kompas)

Baca: Keamanan Belum Teruji, Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Nusantara

Baca: Kontroversi Vaksin Nusantara: Kejanggalan hingga Relawan Alami Kejadian Tak Diinginkan (KTD)

Selain Anang-Ashanty sebelumnya, sejumlah tokoh juga menjalani proses pengambilan sampel, di antaranya ada mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, dan sejumlah anggota DPR.

Hal tersebut membuat BPOM buka suara terkait penyuntikan vaksin Nusantara yang dilakukan beberapa tokoh penting itu.

BPOM secara tegas mengatakan belum memberikan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis fase II vaksin Nusantara lantaran tim peneliti tak kunjung memberikan revisi terkait temuan.

Anggota Tim Peneliti vaksin Nusantara, Muhammad Karyana mengakui hingga kini pihaknya belum mendapat rekomendasi secara tertulis dari BPOM soal vaksin Nusantara.

Karyana menegaskan pengambilan sampel darah yang dilakukan di RSPAD itu bukan merupakan penelitian ataupun uji klinis fase II.

Ia menyebut kegiatan itu hanya merupakan pelayanan dari rumah sakit bagi warga yang berniat melakukan serangkaian vaksinasi.

"Tidak ada catatan untuk kembali ke uji pre klinis," ujarnya.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memberikan keterangan pers di Kantor BPOM, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2020). Vaksin covid-19 yang ditargetkan Desember tertunda dan bakal mundur pada Januari 2021. Di Indonesia sendiri, pengadaan vaksin covid-19 akan didatangkan dari CanSino Biologics Inc, Sinovac Biotech Ltd, dan Sinopharm (G42), tiga perusahaan China. Tiga vaksin Covid-19 tersebut direncanakan akan tiba pada akhir tahun ini.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memberikan keterangan pers di Kantor BPOM, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2020). Vaksin covid-19 yang ditargetkan Desember tertunda dan bakal mundur pada Januari 2021. Di Indonesia sendiri, pengadaan vaksin covid-19 akan didatangkan dari CanSino Biologics Inc, Sinovac Biotech Ltd, dan Sinopharm (G42), tiga perusahaan China. Tiga vaksin Covid-19 tersebut direncanakan akan tiba pada akhir tahun ini. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Baca: Pemalsuan Situs Bansos Covid-19 Amerika Serikat, 2 Hacker Indonesia Curi Rp 875 Milyar

Baca: Hasil Studi: Vaksinasi di Inggris Sudah Berhasil Cegah 10.400 Kematian akibat Covid-19

Sementara itu, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito enggan berkomentar ketika ditanya soal konsekuensi kesehatan apabila vaksin yang dibuat dari sel dendritik itu terus berlanjut tanpa sesuai dengan standar yang berlaku.

"Saya tidak mau komentari, karena vaksin dendritik atau nama vaksin Nusantara sudah beralih sekarang, saya sudah tidak mau komentari lagi, sudah beralih," kata Penny melalui konferensi video yang disiarkan Youtube Badan POM RI, Jumat (16/4/2021).

Penny mengatakan tugas BPOM dalam pemantauan pengembangan vaksin Nusantara sudah selesai ketika pihaknya memberikan penilaian terhadap uji klinis tahap I dan menyatakan vaksin tersebut tidak memenuhi standar untuk melanjutkan pengembangan.

"Apa yang sekarang terjadi di luar BPOM. Bukan kami untuk menilai itu. BPOM hanya pendampingan saat uji klinik yang sesuai standar good clinical trial yang berlaku internasional untuk umum," katanya menjelaskan.

Ia kembali menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa berkomentar terkait tim peneliti vaksin Nusantara yang berkeras melanjutkan uji klinis terhadap manusia meskipun tidak mendapat izin dan tidak melakukan tahapan preklinik.

"Vaksin Nusantara kami tidak bisa jawab. Sebagaimana hasil penilaian Badan POM terkait fase pertama uji klinik dendritik belum bisa dilanjutkan ke fase II dan ada temuan correction action. Koreksi itu harus ada perbaikan dulu kalau mau maju ke fase kedua," paparnya.

Penny juga menekankan pentingnya tahapan praklinis dilakukan sebelum uji klinis tahap II pada manusia.

Ia mengatakan tujuan praklinis dalam pengembangan vaksin untuk memastikan perlindungan bagi relawan yang dilibatkan dalam penyuntikan.

Dalam tahapan preklinik, kata dia, konsep dasar, kualitas prototipe vaksin, potensinya terhadap peningkatan imunitas, keamanan vaksin ketika disuntikkan, dan memastikan vaksin berkualitas.

"Kalau tidak dilakukan dan langsung loncat ke clinical trial, nanti kesalahannya ada di sana. Yang namanya penelitian memang begitu. Kita belajar dari tahapan-tahapan yang ada. Harusnya bisa dapat dikoreksi, diperbaiki," katanya.

Baca lengkap soal penganiayaan perawat RS SILOAM di sini

(Tribunnewswiki.com/Puan)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved