"Saya menerima surat jam 08:30, diantar oleh kantor. Nah, undangannya jam 09:00. Itu dia (tidak keburu), nggak bisa sampai ke sana," kata Sandi.
"Saya juga bingung kalau saya ke sana juga sudah lewat," tambahnya.
Baca: Jadi Korban Prank Kebakaran, Petugas Damkar Solo Mengaku Tak Kapok
Baca: Disita Kejagung Terkait Kasus Korupsi Asabri, Hotel Brothers Solo Baru Masih Beroperasi
Pengakuan Kadis Damkar dan Penyelamatan Kota Depok
Kepala Dinas (Kadis) Damkar dan Penyelamatan Kota Depok, Gandara Budiana mengatakan apa yang dikatakan anak buahnya soal dugaan korupsi mulai dari pengadaan sepatu, selang, hingga pemotongan dana Covid-19 tidaklah benar adanya.
“Tidak benar itu,” ujar Gandara melalui sambungan telepon pada wartawan, Rabu (14/4/2021).
Gandara juga menjelaskan soal pengadaan sepatu yang harga per pasanganya Rp850 ribu.
“Iya kan itu, PDL itu berbeda dengan sepatu safety boots yang penggunaan di lapangan. Kalau pemadaman itu kan harus lengkap dari mulai helm, tahan panas, sepatunya safety sesuai standar yaitu harvik. Kalau itu kan yang diperlihatkan oleh dia itu kan PDL tahun 2019 ya sudah lama jadi begitu,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gandara juga mengatakan bahwa tidak ada pemotongan honor petugas non-ASN (Aparatur Sipil Negara).
Ia mengatakan, pemotongan uang sebesar Rp200 ribu memang peruntukan BPJS.
“Kalau yang BPJS ya memang ada, kalau penarikan itu kan ada kewajiban daripada pemerintah, dari pemberi kerja dan pekerja untuk BPJS kesehatan ketenagakerjaan yang dilaksanakan secara kolektif jadi kan tidak mungkin satu persatu tapi kolektif oleh bendahara disini disampaikan ke BPJS,” katanya.
“Aturan memang begitu ada tiga persen oleh pemberi kerja dan dua persen pekerja itu sendiri,” ujarnya.
Sebelumnya, Sandi mengaku menuliskan keluh kesahnya hingga viral di media sosial karena ingin haknya sebagai petugas damkar dapat terpenuhi seratus persen.
Kemudian, tuntutan bekerja 100 persen di lapangan sebagai pemadam kebakaran, bisa didukung dengan perlengkapan yang juga 100 persen.
"Untuk pejabat damkar sendiri... Pak, apakah kalian merasa seperti kami, darah kami yang kami tumpahkan bekerja, perasaan kami, batin kami, tenaga kami di lapangan? Bapak tidak merasakan, tapi yang merasakan anggota di lapangan, Pak," ungkap Sandi.
"Ini saya bergerak sendiri karena saya merasa tidak kuat. Banyak desakan juga saat kami bekerja, dikomplain. Yang merasakan komplain warga itu kami di lapangan, Pak; kamiiii, Pak, kami yang merasakan, bukan Bapak."
"Mohon, Pak. Saya minta tolong jangan intimidasi lagi teman-teman saya," katanya.
Baca artikel lain mengenai viralnya kasus dugaan korupsdi di Dinas Damkar Depok di sini.
(TribunnewsWiki.com/Restu, Wartakotalive.com)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul SANDI ASN Pembongkar Korupsi Dinas Damkar dan Penyelamatan Depok Dipanggil Kemendagri