Guru SD Terancam Hukuman Penjara Seumur Hidup Gara-gara Tanam Ganja di Antara Tumbuhan Cabai

Seorang guru SD terancam hukuman penjara seumur hidup gara-gara ketahuan tanam ganja di antara tumbuhan cabai.


zoom-inlihat foto
Polisi-amankan-ratusan-batang-ganja-di-BengkuluPolres-Rejang-Lebong.jpg
Polres Rejang Lebong
Polisi amankan ratusan batang ganja di Bengkulu


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang guru SD terancam hukuman penjara seumur hidup gara-gara tanam ganja di antara tumbuhan cabai.

Guru berinisial BH (54) ini adalah guru di salah satu sekolah dasar (SD) di Kabupaten Rejang Lebong.

BH juga merupakaan pemilik perkebunan cabai di Dusun Bandar Agung, Desa Lubuku Alai, Kecamatan Sindang Beliti Ulu (SBU), Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.

BH diketahui menanam ratusan pohon ganja di perkebunan cabai tersebut

Gara-gara inilah BH dikenai ditetapkan sebagai tersangka.

Dia juga diancam dengan Pasal 111 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup.

Awal mula BH mempunyai ratusan pohon ganja ini dijelaskan oleh Kasat Narkoba Polres Rejang Lebong Iptu Susilo.

Pada mulanya BH menemukan biji dari ganja yang dikonsumsinya.

Ilustrasi ganja
Ilustrasi ganja (Thinkstock)

Baca: Permen Narkoba Beri Efek Halusinasi Beredar di Jawa Tengah, Ternyata Mengandung Ganja Cair

Lalu BH mencoba untuk menanam biji ganja trsebut.

Dan ternyata biji tersebut bisa tumbuh.

Kemudian guru SD yang berstatus PNS ini lalu melanjutkan menanam ganja tersebut.

Tak hanya mengonsumsi sendiri, BH juga menjual ganja yang ditanamnya tersebut, seperti dilansir dari Kompas.com.

Susilo mengatakan, jika BH mengklaim menanam ganja di sela-sela tanaman cabai untuk mengusir hama.

Dari pengakuan pelaku ini, tanaman ganja dikatakan bisa mengusir hama yang menyerang cabai.

Baca: Permohonan Uji Materi Penanam Ganja di Rumah Ditolak Mahkamah Konstitusi

Baca: Permen Narkoba Beri Efek Halusinasi Beredar di Jawa Tengah, Ternyata Mengandung Ganja Cair

Namun akhirnya, BH harus ditangkap oleh polisi gara-gara hal itu.

Polisi menemukan sekitar 400 batang ganja di perkebunan cabai miliknya.

Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Sudarno lewat keterangan tertulis, Minggu (4/4/2021) mengatakan, awal terbongkarnya BH yang mempunyai tanaman ganja ini bermula dari informasi masyarakat.

"Pengungkapan kasus ladang ganja ini berawal dari informasi masyarakat," kata Sudarno.

Personel Polsek Sindang Dataran langsung menuju tempat kejadian perkara ( TKP) setalh mendapatkan laporan tersebut.

"Akhirnya pada Sabtu pagi, petugas menemukan ratusan batang ganja," ujar Sudarno.

Akhirnya BH dan barang bukti ratusan batang ganja digiring ke Mapolres Rejang Lebong untuk kepentingan penyidikan.

Ganja

Ganja (Cannabis sativa) merupakan tumbuhan budidaya penghasil serat.

Ganja lebih dikenal sebagai obat psikotropika karena adanya kandungan zat tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol).

Konsumsi ganja dapat membuat pemakainya mengalami euforia atau rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab.

Tanaman ganja umumnya dibuat menjadi rokok mariyuana.

Ganja atau mariyuana berasal dari tanaman bernama ilmiah Cannabis sativa.

Tanaman ini memiliki 100 bahan kimia berbeda yang disebut dengan cannabinoid. Masing-masing bahannya memiliki efek berbeda pada tubuh.

Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidol (CBD) merupakan bahan kimia utama yang kerap digunakan dalam pengobatan.

Perlu diketahui, THC merupakan senyawa yang membuat Anda merasa mabuk atau high.

Senyawa cannabinoid sebenarnya diproduksi juga oleh tubuh secara alami untuk membantu mengatur konsentrasi, gerak tubuh, nafsu makan, rasa sakit, hingga sensasi pada indra.

Namun pada ganja, sebagian senyawa ini sangatlah kuat dan bisa menyebabkan berbagai efek kesehatan serius jika disalahgunakan.

Ganja atau yang juga disebut dengan cimeng ini biasanya digunakan dengan cara dibakar seperti rokok.

Tak hanya daunnya, bunga, biji, dan batangnya juga kerap digunakan sebagai bahan untuk merokok.

Selain itu, ganja juga banyak dicampur ke dalam makanan, mulai dari brownies, cookies, gulai, diseduh sebagai teh, atau dihirup dengan vaporizer.

Ilustrasi tanaman ganja yang ditanam di rumah
Ilustrasi tanaman ganja yang ditanam di rumah (Kompas)

Dampak Bagi Kesehatan

Banyak orang menggunakan ganja untuk membuat mereka merasa santai atau sangat bahagia.

Tetapi jika dikonsumsi terus-menerus, dalam jangka waktu lama dengan dosis berlebihan, efek ganja akan berakibat tidak baik bagi kesehatan.

Efek Ganja Bagi Tubuh

Ganja termasuk ke dalam herba, karena bisa digunakan untuk mengatasi kondisi tertentu selama mengikuti supervisi medis.

Meski demikian, pemakaian ganja sebagai obat masih belum dilegalkan secara hukum oleh pemerintah.

Penggunaan tanaman ganja tanpa didasari oleh indikasi medis dan tidak di bawah pengawasan dokter, dalam hal ini sebatas untuk kesenangan, akan memberikan dampak negatif pada berbagai organ dan juga pada kesehatan penggunanya secara umum.

Beberapa efek ganja bagi tubuh adalah sebagai berikut:

Paru-paru

Menurut beberapa penelitian, kandungan tar pada ganja hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari tar tembakau.

Selain itu, asap ganja juga diduga memiliki kandungan zat penyebab kanker 70% lebih banyak dari asap rokok tembakau.

Oleh karena itu, risiko Anda terkena kanker paru-paru pun semakin tinggi, terutama jika pemakaian ganja dalam waktu lama, meski hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Dan jika Anda merokok dengan campuran ganja dan tembakau, risiko penyakit paru-paru akan lebih tinggi.

Baca: Masih Jadi Pro Kontra, Ganja Terbukti Secara Medis Sembuhkan 5 Penyakit Ini, Termasuk Epilepsi

Baca: Inilah 10 Negara yang Legalkan Tanaman Ganja sebagai Obat, Korea Selatan hingga Thailand

Otak

Terlalu lama menggunakan ganja dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan berpikir, kehilangan memori, dan menghambat fungsi otak.

Penelitian dengan memanfaatkan pemindaian MRI otak menunjukkan adanya perubahan struktur di bagian tertentu pada otak pengguna ganja dalam jangka panjang.

Perubahan ini juga memengaruhi kinerja otak.

Kesehatan mental

Biasa mengisap ganja diduga memperburuk atau meningkatkan risiko kambuhnya gejala psikotik (psikosis) pada penderita skizofrenia.

Selain itu, efek ganja juga bisa menimbulkan halusinasi (melihat hal-hal yang tidak benar-benar ada), delusi (percaya dan meyakini hal-hal yang tidak benar), rasa cemas, dan serangan panik.

Penggunaan ganja dalam jangka panjang juga memungkinkan seseorang untuk terkena gejala putus obat, yang meliputi insomnia, perubahan mood, dan penurunan nafsu makan. Risiko ketergantungan ganja juga bisa terjadi.

Risiko terkena psikosis akan lebih tinggi jika Anda mulai menggunakan ganja di usia remaja, atau memiliki riwayat penyakit mental dalam keluarga.

ilustrasi tanaman ganja
ilustrasi tanaman ganja (Gambar oleh 7raysmarketing dari Pixabay)

Sistem peredaran darah

Beberapa saat setelah mengisap ganja, detak jantung Anda akan bertambah 20-50 denyut per menit.

Efek ganja ini berlangsung sampai tiga jam.

Bagi penderita penyakit jantung, detak jantung yang lebih cepat ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung.

Selain itu, ganja juga dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dalam jangka pendek, risiko perdarahan, dan membuat mata menjadi merah karena pembuluh darah diperlebar.

Sistem pencernaan

Mengisap ganja dapat menyebabkan rasa menyengat atau sensasi terbakar (rasa perih) di mulut dan tenggorokan.

Untuk ganja yang dikonsumsi secara ditelan (oral) makan dapat menimbulkan mual dan muntah.

Namun pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi, efek ganja justru terlihat dapat mengobati gejala mual dan muntah.

Baca: Kontroversi Ganja Jadi Tanaman Obat, Kementan Jelaskan Aturan Budidaya, Ini Syaratnya

Baca: Peneliti Ungkap Fakta Baru, Ibu Hamil yang Konsumsi Ganja Berisiko Besar Lahirkan Anak Autis

Sistem kekebalan tubuh

Efek ganja bisa membuat sistem kekebalan tubuh melemah.

Penelitian juga menunjukkan adanya kaitan antara penggunaan ganja dengan meningkatknya risiko terkena penyakit yang dapat melemahkan kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS.

Akibatnya, tubuh menjadi semakin sulit melawan infeksi.

Kehamilan dan menyusui

Mengisap ganja selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak janin, memperlambat pertumbuhan janin, menyebabkan kecacatan dan gangguan pada janin, serta leukemia.

Selain itu, mencampur ganja dan tembakau juga diduga meningkatkan risiko bayi terlahir prematur atau terlahir dengan berat badan rendah.

Ibu yang mengonsumsi ganja ketika menyusui dapat membuat zat kimia dalam mariyuana yang disebut tetrahydrocannabinol (THC) masuk ke dalam ASI.

Akibatnya, pertumbuhan bayi akan terhambat.

Efek ganja selain tidak baik bagi kesehatan juga bisa membuat seseorang terjerat hukum.

Di Indonesia, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ganja termasuk dalam narkotika golongan I, yang jika ditanam, dipelihara, dimiliki, atau disimpan, dapat dikenai sanksi pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar Rupiah).

-

Baca lengkap soal ganja di sini

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ka)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved