Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tari Dinggu merupakan tarian tradisional yang menggambarkan mengenai suasana dan aktivitas masyarakat ketika musim panen yang berasal dari Sulawesi Tenggara.
Selain itu tarian ini juga menggambarkan semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat dalam melakukan sesuatu, salah satunya saat musim panen yang mereka lakukan secara bersama-sama.
Hal ini menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan gotong-royong merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan masyarkat Tolaki di Sulawesi Tenggara.
Tari Dinggu adalah salah satu tari tradisional Suku Tolaki yang kemudian dikemas dalam kreasi baru khususnya di daerah Kerajaan Mekongga (berada di Kabupaten Kolaka).
Tarian itu menceritakan tentang suku cita petani ketika menyambut dan melaksanakan panen padi di sawah.
Tari Dinggu adalah suatu tari yang energik dan ceria menggambarkan betapa semangatnya petani memanen padi berkat keberadaan Dewi Padi atau Dewi Sri (Sanggole Mbae).
Di mana memberikan keberkahan atau usaha yang dilakukan serta dipercaya menjaga kesuburan padi.
Melalui tarian tradisional tersebut para petani juga memberikan rasa syukur atas limpahan panen yang diterima.
Lewat tari Dinggu juga, masyarakat bisa melihat secara tidak langsung visual kehidupan petani pada suku Tolaki pada zaman dahulu. [1] [2]
Baca: Tari Gantar
Sejarah #
Berdasarkan sejarahnya, tarian ini berawal dari kebiasaan masyarakat Tolaki saat panen raya, terutama masa panen padi.
Mereka melakukan aktivitas panen tersebut secara bergotong-royong atau bersama-sama, mulai dari memetik padi, mengangkat padi, dan lain-lain.
Setelah padi terkumpul semua maka diadakan Modinggu, yaitu semacam menumbuk padi secara masal yang dilakukan oleh para muda-mudi.
Setelah acara Modinggu selesai kemudian diakhiri dengan Lulo bersama sebagai hiburan serta melepas lelah.
Selain itu Lulo juga dilakukan untuk mempererat kebersamaan mereka.
Tradisi ini terus berlajut di kalangan masyarakat Tolaki, hingga akhirnya menjadi suatu tarian yang disebut dengan Tari Dinggu ini. [2]
Baca: Tari Bosara
Gerakan #
Gerakan penari pria dan penari wanita dalam Tari Dinggu ini pada dasarnya berbeda.
Pada gerakan penari pria biasanya didominasi dengan gerakan memainkan alu dan gerakan yang dilakukan lebih lincah.
Sedangkan pada gerakan penari wanita biasanya didominasi dengan gerakan yang pelan kecuali pada gerakan menumbuk padi dan melakukan Lulo.
Karena dilakukan secara bersamaan antara penari pria dan wanita sehingga penari wanita harus mengimbangi gerakan penari pria. [2]
Baca: Tari Jaipong
Busana #
Untuk kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Dinggu biasanya menggunakan busana layaknya para Petani zaman dahulu.
Para penari wanita biasanya menggunakan baju kebaya dan kain sarung khas Sulawesi Tenggara.
Untuk aksesoris, penari wanita biasanya juga dilengkapi dengan aksesoris seperti hiasan rambut dan kalung khas.
Selain itu penari wanita sebagian membawa tampah, dan sebagian lagi membawa satu alu kecil yang digunakan untuk menari.
Sedangkan untuk penari pria biasanya menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang.
Selain itu penari pria juga dilengkapi dengan kain sarung yang dikenakan di pinggang dan kain selampang.
Sedangkan sebagai penutup kepala biasanya menggunakan caping atau topi Petani.
Penari juga membawa dua alu berukuran pendek yang digunakan untuk menari. [2]
Baca: Tari Yapong
Baca: Tari Piring
Pengiring #
Dalam pertunjukan Tari Dinggu biasanya diiringi oleh iringan musik tradisional seperti kendang dan gitar kecapi khas Sulawesi Tenggara.
Irama yang dimainkan dalam mengiringi Tari Dinggu ini biasanya bertempo lambat.
Namun saat memasuki gerakan Lulo maka irama yang dimainkan bertempo cepat dan musik gitar kecapi diganti dengan gong. [2]
Baca: Tari Bidu
Baca: Tari Monong
Pertunjukan #
Tari Dinggu merupakan tarian yang dibawakan oleh para penari pria maupun wanita.
Jumlah penari Tari Dinggu ini biasanya terdiri dari 10 orang atau lebih penari pria dan wanita.
Namun untuk jumlah penari ini biasanya disesuaikan dengan kelompok masing-masing.
Dalam pertunjukannya, penari menggunakan kostum layaknya para Petani dan menari dengan membawa sejenis alu, tampah, dan semacam lesung yang digunakan sebagai properti menarinya.
Dalam pertunjukan Tari Dinggu biasanya terdapat beberapa babak yang menggambarkan aktivitas para Petani saat panen.
Pada babak pertama biasanya diawali dengan babak yang menggambarkan para Petani membawa padi.
Lalu dilanjutkan dengan menaruh padi yang akan ditumbuk.
Kemudian dilanjutkan dengan babak tumbuk padi.
Sementara yang terakhir biasanya diakhiri dengan gerakan Lulo. [2]
Baca: Tari Pendet
(TribunnewsWiki.com/Rakli)
| Nama | Tari Dinggu |
|---|
| Klasifikasi | Tari Tradisional |
|---|
| Jenis | Tari Rakyat |
|---|
| Asal | Sulawesi Tenggara |
|---|
Sumber :
1. www.kompas.com
2. www.negerikuindonesia.com