April-Mei 2001: Distrik Meherpur, Bangladesh, 13 kasus dengan sembilan kematian (69%).
Januari 2003: Distrik Naogaon, Bangladesh, 12 kasus dengan delapan kematian (67% kematian).
Januari-Februari 2004: Kabupaten Manikganj dan Rajbari, Bangladesh: 42 kasus dengan 14 kematian (33% kematian).
19 Februari-16 April 2004: Distrik Faridpur, Bangladesh: 36 kasus dengan 27 kematian (75% kematian).
92% kasus melibatkan kontak dekat dengan setidaknya satu orang lain yang terinfeksi virus Nipah.
Dua kasus melibatkan paparan singkat terhadap pasien yang sakit, termasuk pengemudi becak yang membawa pasien ke rumah sakit.
Selain itu, setidaknya enam kasus melibatkan sindrom gangguan pernapasan akut, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya untuk penyakit virus Nipah pada manusia.
Tiap tahun, sejak 1998, selalu muncul orang yang terinfeksi virus Nipah.
Terakhir yang tercatat, Juni 2019, saat seorang siswa berusia 23 tahun dirawat di rumah sakit karena infeksi virus Nipah di Kochi, Negara Bagian Kerala, India.
Menteri Kesehatan Kerala, K. K. Shailaja mengatakan bahwa 86 orang yang baru-baru ini berinteraksi dengan pasien sedang dalam observasi.
Ini termasuk dua perawat yang merawat pasien, dan mengalami demam dan sakit tenggorokan.
Situasi dipantau dan langkah pencegahan diambil untuk mengendalikan penyebaran virus oleh Pemerintah Pusat dan Negara Bagian.
Sebanyak 338 orang diawasi, 17 di antaranya diisolasi, oleh Departemen Kesehatan Kerala.
Setelah menjalani perawatan selama 54 hari di rumah sakit swasta, mahasiswi berusia 23 tahun itu dipulangkan.
Pada tanggal 23 Juli, pemerintah Kerala menyatakan distrik Ernakulam bebas dari Nipah.
(tribunnewswiki.com/hr)