TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dikabarkan diusulkan menjadi duta besar Indonesia untuk Spanyol.
Ada pula sejumlah nama lain yang diusulkan menjadi duta besar RI untuk negara lainnya.
Pemerintah berencana mengganti sejumlah duta besar dan memberikan usulan nama kepada DPR.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco menyebut daftar nama usulan sudah diterima oleh DPR minggu lalu.
“Iya benar, Kami sudah menerima minggu lalu tapi saya tidak hafal nama-namanya,” ujar Dasco , Jumat (19/2021), dikutip dari Kontan.
Usulan itu akan dibahas oleh Komisi I dan kemudian dilanjutkan dengan fit and proper test pada masa sidang mendatang, kata Anggota Komisi I DPR, Christina Aryani
Dalam daftar nama yang beredar, di antaranya terdapat nama Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani yang disebut akan menjadi Duta Besar RI untuk Amerika Serikat.
Baca: Terawan Resmi Dicopot dari Jabatan Menteri Kesehatan RI, Diganti Budi Gunadi Sadikin
Kemudian Zuhairi Misrawi yang dikabarkan menjadi Dubes untuk Kerajaan Arab Saudi, M. Oemar (Dubes RI untuk Prancis), M. Prakosa (Dubes RI untuk Italia), Tumpal Simanjuntak (Dubes RI untuk Kanada), dan Ina Khrisnamurti (Dubes RI untuk India).
Terawan kembangkan Vaksin Nusantara
Lepas dari jabatan Menteri Kesehatan, tak membuat Terawan Agus Putranto berdiam diri, terutama menghadapi pandemi korona.
Mantan Menteri Kesehatan tersebut ternyata tengah mengembangkan vaksin untuk melawan virus korona yang diberi nama Vaksin Nusantara.
Pengembangan vaksin tersebut dilakukan Terawan bersama tim peneliti di laboratorium RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah.
"Kami bersama-sama dengan teman-teman dari Aivita Biomedical Corporation dari Amerika Serikat dan juga dengan Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Kariadi Semarang ini bahu-membahu mewujudkan vaksin berbasis dendritic cell," kata Terawan saat diwawancarai KOMPAS TV.
Menurut dia, vaksin Nusantara akan memberikan imunitas yang bisa bertahan lama.
Baca: Ungkap Metode IAR Covid-19 di Indonesia Kepada WHO, Terawan Puji Jokowi dan Luhut
"Dampaknya apa? Tentunya akan memberikan kekebalan terhadap Covid-19 dan karena ini sifatnya menjadi imunitas yang seluler tentunya akan bertahan lama, karena tingkatnya di sel bukan imunitas humoral tapi seluler," katanya.
Masuk uji klinis fase II
Setelah melewati persiapan beberapa bulan, vaksin buatan anak negeri ini mulai dikembangkan sejak Desember dan selesai uji klinis fase I pada akhir Januari 2021.Saat ini, pengembangan vaksin ini telah memasuki tahapan uji klinis fase II yang sudah berjalan mulai Februari 2021.
Dosen dan tim peneliti, Dr. Yetty Movieta Nency SPAK mengatakan, temuan vaksin tersebut menggunakan metode berbasis sel dendritik autolog yang bersifat personal.
Sel dendritik autolog sendiri merupakan komponen dari sel darah putih yang dimiliki setiap orang lalu dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-COV-2.
Kemudian, sel dendritik yang telah mengenal antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali.
Baca: Bukan Karena Sukses Atasi Pandemi, Ini Alasan Menkes Terawan Diundang WHO jadi Pembicara