Adapun depresi ekonomi yang dimaksud Harris ialah depresi ekonomi global yang dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1929 dan tersebar di seluruh dunia selama beberapa tahun.
Baca: Update Covid-19 di Berbagai Penjuru Dunia: Burundi Usir Perwakilan WHO, Finlandia Mulai Buka Sekolah
Baca: Pejabat WHO Sebut Ada Kemungkinan Covid-19 Tak Akan Pernah Hilang, seperti Penyakit Campak
Dalam laporan tengah tahun berjudul "Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia", PBB memperkirakan bahwa ekonomi global akan menyusut sebesar 3,2% pada tahun 2020, serta hanya membuat sedikit rebound tahun depan.
Perdagangan dunia diperkirakan akan turun 15%.
Total kerugian $ 8,5 triliun pada 2020-2021, yang berarti hampir semua keuntungan dalam empat tahun terakhir akan terhapus.
"Krisis kembar (kesehatan dan ekonomi) membuat kebijakan trade-off yang sangat sulit," kata Harris.
Dia menekankan bahwa pemerintah perlu menahan penyebaran pandemi sambil meminimalkan dampak ekonominya.
“Keseimbangan antara menyelamatkan nyawa dan menyelamatkan pekerjaan adalah sesulit yang diperlukan untuk bertindak,” tambahnya.
Pandemi Ganda: Covid-19 dan Kelaparan
Sebelumnya, World Food Programme (WFP) PBB memperingatkan dunia akna terjadinya 'mega-kelaparan' jika tidak ada dana yang cukup untuk memerangi dampak pandemi virus corona di negara-negara miskin.
"Apa yang kita hadapi sekarang adalah pandemi ganda," kata direktur eksekutif WFP David Beasley saat konferensi di Jenewa pada hari Kamis (7/5/2020), diberitakan Aljazeera.
Beasley mengatakan badan pangan PBB membantu hampir 100 juta orang pada hari tertentu.
Menurutnya program seperti itu penting untuk dilakukan secara terus menerus.
Baca: Tuduh China Penyebab Pandemi Virus Corona, Donald Trump: Lebih Buruk dari Serangan Pearl Harbor
Baca: Kasus Positif Covid-19 Capai 20 Ribu Sehari, Trump Berencana Bubarkan Gugus Tugas Virus Corona
"Kecuali kita dapat terus menjalankan operasi penting itu, pandemi kesehatan akan segera diikuti oleh pandemi kelaparan".
"Tidak ada pertanyaan. Mega-kelaparan berada di ambang kita sekarang."
"Sebelum Covid-19 seperti sekarang ini, kami sudah memiliki 135 juta orang, seperti yang saya katakan, berbaris di ambang kelaparan. Itu di samping 821 juta orang yang kelaparan kronis."
PBB mengeluarkan permohonan pendanaan baru
Sementara itu, PBB mengeluarkan permohonan dana baru sebesar 4,7 juta USD.
"(Dana itu) untuk melindungi jutaan nyawa dan membendung penyebaran coronavirus di negara-negara rapuh," kata pihak PBB.
PBB sendiri sudah mencatat sembilan negara tambahan yang dianggap rentan terhadap dampak dari Pandemi Covid-19, antara lain: Benin, Djibouti, Liberia, Mozambik, Pakistan, Filipina, Sierra Leone, Togo, dan Zimbabwe.
Infeksi Covid-19 diperkirakan akan memuncak di negara-negara termiskin di dunia dalam tiga hingga enam bulan ke depan, menurut perkiraan PBB.