Lurah Tuah Negeri Syarifudin mengatakan, ketika pengeboran sumur mencapai kedalaman 119 meter, tiba-tiba gas menyembur.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) langsung meluncur ke lokasi guna mengecek, kata Syarifudin.
Syarifudin menuturkan bahwa menurut kajian DLHK, hal tersbut merupakan semburan gas.
"Menurut kajian dari DLHK, ini semburan gas. Semburan gas ini terjadi ketika dilakukan pengeboran sumur bor," tutur dia.
Baca: Kumpulan Foto Viral Banjir Berwarna Merah di Pekalongan yang Gegerkan Warga, Cek di Sini
Baca: Viral Air Banjir Berwarna Merah Pertama Kali Terjadi di Pekalongan, Penyebabnya Terungkap
Baca: Banjir dan Longsor di Semarang Menelan Korban Jiwa, 2 Warga Tewas Akibat Tertimbun Longsor
Merusak Pondok Pesantren
Semburan gas yang mengandung material pasir serta batu, membuat bangunan pondok pesantren mengalami kerusakan berat.
Atap bangunan roboh karena tidak kuat menahan semburan batu dan lumpur setinggi 10 meter tersebut.
Akibatnya, sebanyak 34 santri harus diungsikan.
Santri-santri mengungsi ke bangunan Kampus 1 Pondok Pesantren yang terletak di Desa Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar.
Dalam peristiwa ini, untungnya tidak ada korban jiwa.
(TribunnewsWiki.com/Rakli, Kompas.com/Idon Tanjung)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Keempat, Semburan Gas di Pesantren Masih Terjadi, Diameter Melebar dan Tinggi Semburan Menurun"