TRIBUNNEWSWIKI.COM - Semburan gas bercampur pasir, batu dan lumpur muncul di Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School Kampus 2 di Kelurahan Tuah Negeri, Tenayang Raya, Pekanbaru, Riau pada Kamis (4/2/2021) sekira pukul 14.00 WIB.
Hingga hari keempat, Minggu (7/2/2021), semburan gas di pondok pesantren itu masih muncul.
Bahkan diameternya semakin melebar.
Semula diameternya sebesar 4 meter kini bertambah menjadi enam meter.
Akan tetapi, ketinggian semburan relatif berkurang.
Adapun tinggi semburan pernah mencapai 10 meter.
Sempat Berpotensi Meledak
Pada hari ketiga, Sabtu (6/2/2021), sumber gas sempat berbunyi menggelegar.
Dentuman kuat terdengar hingga jarak sekira 300 meter dan membuat tanah di sekitar pesantren bergetar.
Menurut Analis Prigram Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM, Darwin menjelaskan, pada Sabtu (6/2/2021) semburan gas berpotensi meledak.
"Yang pasti jam 12.49 WIB, hasil pengukuran Lower Explosive Limit (LEL) itu diposisi 6 persen. Artinya sangat berbaya dan bisa memicu ledakan. Tapi kalau H2S atau kandungan racunnya nol," ujar dia.
Sementara pada Minggu (7/2/2021), Kepala Dinas ESDM Riau Indra Agus Lukman menuturkan semburan gas saat ini sudah tidak berpotensi meledak, karena Lower Explosive Limit (LEL) sudah nol.
Begitu juga dengan H2S atau kandungan racun pada gas, diklaim sudah tidak ada.
Namun, Indra mengimbau warga tetap waspada.
"Kita tetap harus waspada. Pengukuran kita tadi siang nol. Tapi kadang ada, yang berarti masih ada pergerakan di bawah," kata Indra.
Peristiwa ini sontak membuat para santri dan warga terkejut melihatnya.
Akibat peristiwa ini, warga pun tidak diperkenankan mendekati lokasi semburan.
Kepolisian dan BPBD telah memasang garis pengaman sejauh 150 meter dari pusat lokasi semburan.
Akibat Pengeboran Sumur
Melansir dari Kompas.com awal mula semburan gas ini muncul berasal dari aktivitas pengeboran sumur di pesantren tersebut.
Lurah Tuah Negeri Syarifudin mengatakan, ketika pengeboran sumur mencapai kedalaman 119 meter, tiba-tiba gas menyembur.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) langsung meluncur ke lokasi guna mengecek, kata Syarifudin.
Syarifudin menuturkan bahwa menurut kajian DLHK, hal tersbut merupakan semburan gas.
"Menurut kajian dari DLHK, ini semburan gas. Semburan gas ini terjadi ketika dilakukan pengeboran sumur bor," tutur dia.
Baca: Kumpulan Foto Viral Banjir Berwarna Merah di Pekalongan yang Gegerkan Warga, Cek di Sini
Baca: Viral Air Banjir Berwarna Merah Pertama Kali Terjadi di Pekalongan, Penyebabnya Terungkap
Baca: Banjir dan Longsor di Semarang Menelan Korban Jiwa, 2 Warga Tewas Akibat Tertimbun Longsor
Merusak Pondok Pesantren
Semburan gas yang mengandung material pasir serta batu, membuat bangunan pondok pesantren mengalami kerusakan berat.
Atap bangunan roboh karena tidak kuat menahan semburan batu dan lumpur setinggi 10 meter tersebut.
Akibatnya, sebanyak 34 santri harus diungsikan.
Santri-santri mengungsi ke bangunan Kampus 1 Pondok Pesantren yang terletak di Desa Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar.
Dalam peristiwa ini, untungnya tidak ada korban jiwa.
(TribunnewsWiki.com/Rakli, Kompas.com/Idon Tanjung)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Keempat, Semburan Gas di Pesantren Masih Terjadi, Diameter Melebar dan Tinggi Semburan Menurun"