Kemudian Jalan KH Akrom Khasani gang Ponpes Syafi'i Akrom.
Di Jalan Pelita 3, warna merah sudah tidak terlalu pekat.
Namun, di Jalan KH Akrom Khasani masih pekat.
"Ini fenomena banjir berwarna merah yang pertama kali terjadi.
Kalau banjirnya sudah sering," kata Ilyas (30) warga Kelurahan Jenggot kepada Tribunjateng.com.
Menurutnya, banjir ini mulai berwarna merah sekitar pukul 10.00 WIB.
"Pagi tadi sekitar pukul 07.00, air masih jernih.
Terus sekitar pukul 10.00 air berubah menjadi warna merah," ujarnya.
Genangan air ini tak luput menjadi tempat bermain anak-anak.
Mereka riang gembira hilir-mudik melintasi genangan.
Ketua RT 4 RW 9 Muamarudin mengatakan, fenomena ini memang baru pertama terjadi.
"Ini baru pertama terjadi, kalau banjir sudah sering," jelasnya.
Apa penyebab air banjir berwarna merah ini?
Baca: Banjir di Semarang Lumpuhkan Aktivitas Masyarakat, 10 Kecamatan Terdampak, Hingga Bandara Ditutup
Baca: Warga Jember Bersihkan Lumpur Sisa Banjir Semalam, Dirikan Dapur Umum untuk Suplai Makanan
Ternyata sebelumnya ada satu kardus sisa-sisa obat pewarna batik milik warga yang hanyut saat banjir.
"Jadi ada warga yang menemukan kardus berisi obat batik dengan berat sekitar 25 kilogram.
Obat itu milik warga yang merupakan pembatik," paparnya.
Saat kardus yang basah itu diangkat, bagian bawah ambrol.
Akhirnya pewarna merah itu menyebar luas mengikuti aliran air.
Menurutnya, belum ada efek kepada warga atau pengguna jalan.
"Mungkin kalau banjir cepat surut tidak ada efek.
Tapi kalau melihat cuaca seperti ini dan masih banjir mungkin ada efeknya, yaitu gatal-gatal," tambahnya.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Cva/Ka, Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul BERITA FOTO: Kota Pekalongan Terendam Banjir Berwarna Merah, Ini Kondisinya