TRIBUNNEWSWIKI.COM – Polisi mengatakan 19 tersangka teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar adalah anggota Front Pembela Islam (FPI).
Para tersangka teroris itu telah dijemput tim Detasmen Khusus (Densus) 88 Polri di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021) siang
Hal ini dikatakan oleh Karo Penmas Humas Polri Brigjend Rusdi Hartono saat konferensi pers di Bandara Soetta, Tangerang, Banten.
Rusdi menjelaskan, para tersangka masih aktif dalam kegiataan FPI di Makassar.
"Semua terlibat atau menjadi anggota FPI di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar," kata Rusdi dikutip dari Kompas.com.
Baca: 20 Terduga Teroris Ditangkap di Makassar, 2 Tewas, Diduga Anggota JAD Berafiliasi dengan ISIS
Baca: Kelompok Teroris Jemaah Islamiyah (JI) Dibekuk Polisi, Remaja Dilatih Bela Diri dan Rakit Bom
Menurut dia, kelompok teroris dari Makassar ini punya berbagai rencana untuk menggangu stabilitas dan keamanan, ketertiban masyarakat.
Dijelaskan olehnya, kelompok ini biasanya melakukan aksi bom bunuh diri.
Lebih lanjut Rusdi mengatakan jika salah satu dari mereka merupakan anak pasangan suami istri Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani.
Mereka adalah pelaku bom bunuh diri di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.
"Kelompok ini mempunyai ke mental untuk melakukan kegiatan-kegiatan bom bunuh diri," ujar Rusdi.
Baca: Komnas HAM Rekomendasikan Komjen Listyo Sigit Usut Tuntas Kasus Penembakan Anggota FPI
Sementara itu kuasa hukum FPI, Aziz Yanuar mengaku bingung dengan pernyataan polisi terkait hal ini.
Ia menilai, seharusnya polisi tak lagi menghubungkan terduga teroris tersebut dengan FPI.
Sebab Ormas FPI telah dibubarkan.
Aziz Yanuar merasa heran dengan terus dikaitkannya nama FPI dengan berbagai hal sebab Ormas mereka telah dinyatakan tidak eksis karena sudah dibubarkan pemerintah.
"Tidak tahu (ya mau menanggapi seperti apa). Karena tidak ada FPI lagi. Jadi kita bingung.
Sudah bubar masih saja dibawa repot dan ribet," kata Aziz sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (4/2/2021).
Baca: Ketua Komnas HAM Sebut Laskar FPI Nikmati Baku Tembak Lawan Polisi, Tim Advokasi: Sudutkan Korban
Ia lantas mempermasalahkan sikap pemerintah yang terus menekan FPI namun permisif terhadap organisasi yang di dalamnya terdapat banyak koruptor.
"Yang masih eksis organisasinya dan banyak koruptor dihasilkan bahwa sampai-sampai terkait bantuan kemanusiaan (bansos) juga digarong tapi aman sentosa saja tuh, tidak dibubarkan, tidak diblokir sekelilingnya dan diteror. Aman deh pokoknya," kata Aziz.
"Padahal korupsi ini nyata dan efek yang dihasilkan juga nyata.
Merusak dari semua lini kerusakannya dan akut kerusakannya. Ini harusnya jadi fokus," lanjut dia.