TRIBUNNEWSWIKI.COM - Indonesia akan memperoleh puluhan juta dosis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca secara gratis.
Hal ini dikatakan oleh Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi, Senin (1/2/2021).
Puluhan juta vaksin Covid-19 gratis ini didapatkan melalui skema kerja sama multilateral GAVI (Global Alliance for Vaccine and Immunization) Covax Facility.
Pengiriman akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu kuartal I, sebanyak 25-35%, dan kuartal II sebanyak 65-75% dari alokasi tahap awal.
Pada tahap awal akan ada pengiriman sebanyak 13,7 juta hingga 23,1 juta dosis vaksin.
GAVI Covax Facility merupakan kerja sama pengembangan vaksin antara organisasi kesehatan dunia (WHO) dan GAVI.
Pengadaan vaksin melalui skema GAVI bersifat gratis untuk pemerataan akses negara miskin dan berkembang untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
"Ini merupakan keberhasilan diplomasi kita, melalui Covax kita mendapatkan akses vaksin gratis dan dalam waktu yang cepat tentunya akan melengkapi jenis vaksin yang sudah ada saat ini," kata Nadia dari laman resmi Kemenkes, Senin (1/2/2021).
Baca: Soal Akses Vaksin Covid-19 yang Adil, Menlu: Saya Minta Berhenti Politisasi & Nasionalisasi Vaksin
Siti menjelaskan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca adalah salah satu vaksin yang dapat digunakan pada usia 60 tahun ke atas. Kelompok usia ini diketahui memiliki angka kematian akibat Covid-19 tertinggi.
Nadia menegaskan distribusi vaksin akan dilakukan setelah vaksin AstraZeneca mendapatkan WHO EUL (Emergency Use Listing).
Selain itu, vaksin mendapatkan validasi dari kelompok Independent Allocation of Vaccines Task Force (AIVG) dan ketersediaan suplai dari manufaktur sesuai dengan perkiraan awal. Lebih lanjut, Nadia mengatakan, vaksin dari GAVI akan melengkapi kebutuhan program vaksinasi Covid-19 untuk 181 juta penduduk Indonesia yang dianggap memenuhi syarat mengikuti program ini.
Sebanyak 95% vaksin sudah dipesan negara maju
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Kamis, (28/1/2021), mengatakan dari seluruh vaksin Covid-19 yang sudah tersedia, sebanyak 95 persennya telah dipesan negara maju,
Dia mengatakan hal ini memprihatinkan sekali. Retno menyebut virus corona tidak hanya ada di negara maju, tetapi juga di negara berkembang.
Baca: Wapres Maruf Amin Jelaskan Vaksinasi Covid-19 Hukumnya Wajib Kifayah, Apa Itu?
Menurut Retno, masalah dunia tidak akan berakhir apabila semua negara belum bisa mengakhiri pandemi Covid-19.
Oleh sebab itu, kata Retno, Indonesia selalu konsisten menyerukan prinsip kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua negara di dunia.
Retno mengungkapkan Indonesia turut berkontribusi dalam prinsip kesetaraan akses terhadap vaksinasi Covid-19.
"Kita menjadi anggota dari CEPI Investors Council. Kita juga melakukan penjajakan awal kerja sama antara CEPI dan Bio Farma. Ini adalah salah satu wujud bahwa Indonesia tidak hanya memikirkan kita sendiri, tapi juga berusaha dengan kemampuan kita untuk berkontribusi," kata dia dalam acara "Rosi: Covid-19 Tembus 1 Juta, Kita Bisa Apa?" Kamis (28/1/2021).
CEPI adalah koalisi yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan vaksin untuk melawan penyakit menular dan mengupayakan akses vaksin bagi semua negara.
Baca: Kemenkes Ambil Data Penduduk dari KPU untuk Vaksinasi, Menkes Budi: Kapok Pakai Data Kemenkes!
Koalisi yang berbasis di Oslo, Norwegia ini terdiri dari pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat sipil.