Soal Akses Vaksin Covid-19 yang Adil, Menlu: Saya Minta Berhenti Politisasi & Nasionalisasi Vaksin

Retno mengatakan hingga sekarang nasionalisme vaksin masih terjadi di sejumlah negara.


zoom-inlihat foto
retno-marsudi-batasi-penerbangan.jpg
Tribunnews/Jeprima
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Gedung Kementrian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019). Pada Jumat, (29/1/2021, Retno meminta nasionalisasi dan politisasi vaksin Covid-19 dihentikan.


Retno pada Kamis, (28/1/2021), mengatakan dari seluruh vaksin Covid-19 yang sudah tersedia, sebanyak 95 persennya telah dipesan negara maju,

Dia mengatakan hal ini memprihatinkan sekali. Retno menyebut virus corona tidak hanya ada di negara maju, tetapi juga di negara berkembang.

Menurut Retno, masalah dunia tidak akan berakhir apabila semua negara belum bisa mengakhiri pandemi Covid-19.

Oleh sebab itu, kata Retno, Indonesia selalu konsisten menyerukan prinsip kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua negara di dunia.

Baca: Mendagri Tito Karnavian: Vaksin Bukan Obat untuk Menyembuhkan Orang dari Covid-19

Retno mengungkapkan Indonesia turut berkontribusi dalam prinsip kesetaraan akses terhadap vaksinasi Covid-19.

"Kita menjadi anggota dari CEPI Investors Council. Kita juga melakukan penjajakan awal kerja sama antara CEPI dan Bio Farma. Ini adalah salah satu wujud bahwa Indonesia tidak hanya memikirkan kita sendiri, tapi juga berusaha dengan kemampuan kita untuk berkontribusi," kata dia dalam acara "Rosi: Covid-19 Tembus 1 Juta, Kita Bisa Apa?" Kamis (28/1/2021).

(Tribunnewswiki/Tyo/Kompas/Tsarina Maharani/Nicholas Ryan Aditya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menlu Retno Tekankan soal Akses Vaksin Covid-19 yang Adil bagi Semua Negara" dan "Menlu: 95 Persen Vaksin Covid-19 Sudah Diorder Negara Maju"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved