"Tapi biasanya mereka menggunakan mobil APV atau angkot, namun ternyata untuk kasus yang ini, carry yang digunakan bak terbuka."
"Pihak keluarga sebenarnya tidak mempermasalahkan. Tapi karena viral di sosial media, warganet merasa itu tidak pantas," ucapnya.
dr Arya pun menegaskan, pihak keluarga sejatinya bisa meminta agar jenazah dibawa pulang, dengan menggunakan mobil jenazah.
Baca: Tak Percaya Jenazah Covid-19 Sudah Disalatkan, Warga Tuban Congkel Peti hingga Gunting Kain Kafan
Baca: Kena Razia Protokol Kesehatan, 19 Warga Dihukum Berdoa di Makam Jenazah Pasien Covid-19 di Tangsel
Pembayarannya nanti akan dimasukan sebagai piutang, yang dikalkulasikan dengan biaya perawatan.
Apabila keluarga terbukti tidak mampu, maka piutang sejatinya dapat diputihkan.
"Almarhum memang tercatat sebagai pasien umum, karena tidak punya jaminan kesehatan. Selama ini kalau sudah masuk sebagai pasien umum, bisa pakai mobil jenazah rumah sakit,"
"Atau bisa dibantu oleh organisasi-organisasi sosial atau bisa juga pakai ambulans milik PMI dan Buleleng Emergency Service (BES)," jelas sang dokter.
Namun ternyata keluarga memilih menggunakan mobil pickup karena tak memliki biaya sewa ambulans.
"Tapi keluarga memilih menggunakan mobil itu mungkin biar tidak ribet lagi, karena mungkin mobil itu yang ada, dan mereka tidak mempermasalahkan," ucapnya.
(TribunnewsWiki.com/Restu, TribunBali.com/Ratu Ayu Astri Desiani)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul 6 Fakta Jenazah Gede Seni Diangkut Pakai Mobil Pikap, Dirumahkan dan Keinginan Melihat Foto Anaknya