Kemenkes: Sudah 132.000 Nakes yang Disuntik Vaksin, Ditargetkan Ada 1,48 Juta Nakes Divaksin

Pada tahap pertama (Januari) akan ada sebanyak 598.483 nakes yang disuntik vaksin.


zoom-inlihat foto
vaksin-covid-19-buatan-sinovac-biotech.jpg
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Tenaga kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech saat pelaksanaan vaksin untuk tenaga medis di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis (14/1/20210). Vaksinasi tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan yang dijadwalkan berlangsung dari Januari hingga Februari 2021.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Per Jumat, (22/1/2021), pukul 13.100 sudah ada 132.000 tenaga kesehatan (nakes) di tanah air yang divaksinasi.

Mereka disuntik vaksin di 13.525 fasilitas pelayanan kesehatan yang tersebar di 92 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Hal ini dikatakan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Jumat (22/1/2021)

Siti mengatakan ada sebanyak 1,48 juta nakes ditargetkan menerima vaksin Covid-19

Pada tahap pertama (Januari) akan ada sebanyak 598.483 nakes yang disuntik vaksin. Pada tahap kedua (Februari) akan sebanyak 888.282 yang divaksinasi.

Siti mengatakan bila ada tenaga kesehatan yang belum mendapatkan undagan untuk vaksinasi di tahap I, kemungkinan mereka masuk ke dalam tahap kedua.

“Sisa sebanyak 888.282 tenaga kesehatan sudah mulai diberikan undangan di tanggal 21 Januari kemarin,” katanya.

Siti memastikan proses vaksinasi kepada tenaga kesehatan ini masih terus berlangsung.

Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 dalam program vaksinasi massal secara gratis di Indonesia, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2021) pagi.
Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 dalam program vaksinasi massal secara gratis di Indonesia, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2021) pagi. (Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr)

Baca: Bupati Sleman Positif Covid-19, Kemenkes: Kemungkinan Sudah Terpapar saat Disuntik Vaksin

Baca: Menkes Budi Gunadi : Jangan Sampai Orang Kaya Dapat Vaksin Dulu dibanding yang Tidak Mampu

Diharapkan nantinya vaksinasi kepada 1,4 juta tenaga kesehatan bisa rampung sesuai target atau pada Februari 2021.

Lebih lanjut Siti bilang, ada sebanyak 20.154 tenaga kesehatan yang tidak bisa divaksinasi atau ditunda vaksinasinya karena merupakan penyintas Covid-19, memiliki penyakit penyerta (komorbid) juga sedang dalam keadaan hamil.

Keamanan dan efek samping

Hingga saat ini banyak masyarakat yang masih bingung apakah vaksin Covid-19 aman atau tidak.

Dokter Tolhan Banjarnahor, Sp.PD-FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Primaya Hospital Tangerang menjelaskan, vaksin CoronaVac buatan SINOVAC yang dipilih Indonesia mengandung bagian dari virus SARS-CoV-2 atau mengandung virus SARS-CoV-2 yang sudah mati.

Vaksin Covid-19 tersebut akan merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi terhadap bagian virus SARS-CoV-2 yang ada di dalam vaksin.

"Antibodi yang terbentuk ini akan melindungi kita apabila virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam tubuh," kata Tolhas dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

Baca: Opsi Vaksinasi Mandiri Kian Menguat, Presiden Jokowi Berikan Tanggapan

Baca: Daftar Hoaks Program Vaksinasi Covid-19, Keberadaan Chip dalam Vaksin hingga Korban Meninggal

"Dengan vaksinasi, seseorang dapat terhindar dari infeksi virus SARS-CoV-2 atau paling tidak hanya gejala ringan saja yang akan dialami oleh seseorang jika terpapar virus corona," imbuh dia.

Kemasan vaksin jadi CoronaVac Single doses
Kemasan vaksin jadi CoronaVac Single doses (istimewa via Kompas.com)

Perlu diingat, seseorang yang sudah divaksin masih berpeluang terinfeksi Covid-19. Ini seperti yang terjadi pada Bupati Sleman Sri Purnomo yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Sri Purnomo merupakan salah satu tokoh yang disuntik vaksin saat launching program vaksinasi seminggu lalu. Tolhas menggarisbawahi, pada dasarnya tidak ada vaksin yang mempunyai efikasi 100 persen.

"Persentase seseorang terpapar Covid-19 setelah dilakukan vaksin Covid-19 akan tergantung dari jenis vaksin yang digunakan," katanya.

Misalnya, vaksin Sinovac di Indonesia mempunyai efikasi 65,3 persen pada kelompok umur 18 sd 59 tahun.

"Artinya, masih ada kemungkinan 34,7 persem seseorang terkena infeksi Covid-19 meskipun telah dilakukan vaksin,” ujar Tolhas.

Baca: HOAKS di Facebook, Beredar Narasi Jokowi Tak Disuntik Vaksin Melainkain Disuntik Vitamin B

Tentunya, vaksin Covid-19 jenis lain memiliki efikasi yang berbeda. Sebagai contoh vaksin Moderna yang memiliki efikasi 94,5 persen dan vaksin Pfizer memiliki efikasi 95 persen.

Efek samping

Reaksi tubuh seseorang setelah dilakukan vaksinasi bisa bermacam-macam, mulai dari reaksi ringan seperti nyeri di tempat penyuntikan, kemerahan, bengkak, nyeri otot, lemah, nyeri kepala, menggigil, demam, hingga reaksi yang berat seperti reaksi alergi berat.

Menurut Tolhas, walaupun vaksin Covid-19 produksi Pfizer dan Moderna memiliki efikasi lebih tinggi dibanding Sinovac, namun efek samping yang dihasilkan Pfizer dan Moderna cukup berat yaitu hingga penyakit level 3 (hingga membutuhkan perawatan).

Persentase efek samping yang dihasilkan Pfizer sebanyak 1,5 persen dan efek samping yang dihasilkan Moderna sebesar 4,1 persen.

Sementara, vaksin Sinovac sendiri hanya memiliki efek samping 0,1 persen atau setara dengan efek simpang vaksin flu.

"Risiko yang ditimbulkan oleh vaksin Covid-19 sangat kecil dibandingkan manfaatnya karena dapat menimbulkan herd immunity (kekebalan kelompok)," ujar Tolhas.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, efikasi vaksin Sinovac adalah sebesar 65,3 persen artinya dari 100 orang yang dilakukan vaksin ada 34,7 persen yang masih bisa terkena Covid-19.

"Kita tidak tahu masuk yang 65 persen atau 35 persen. Tetapi jauh lebih baik jika kita tetap divaksin dibandingkan tidak divaksin karena bila tidak divaksin kemungkinan seseorang terkena Covid-19 akan menjadi 100 persen,” katanya.

Walaupun sudah divaksin, kita harus tetap melakukan pola hidup sehat seperti makan-makanan dengan gizi seimbang, melakukan olah raga dengan rutin dan teratur, istirahat dengan cukup, serta mengkonsumsi vitamin dan mineral.

"Karena vaksin tidak bisa mencegah 100 persen infeksi Covid-19, maka kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak)," katanya.

(Tribunnewswiki/Tyo/Kontan/Lidya Yuniartha/Kompas/Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Sebanyak 132.000 tenaga kesehatan telah divaksinasi Covid-19" dan di Kompas.com dengan judul "Vaksin Tak 100 Persen Cegah Infeksi Covid-19, Bagaimana Keamanannya?"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved