
Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perang Teluk Persia antara Irak dan pasukan koalisi dimulai tanggal 16 Januari 1991 atau tepat 30 tahun silam.
Pada hari itu tenggat waktu penarikan pasukan Irak dari Kuwait sudah habis, dan pasukan koalisi mulai melancarkan serangan udara.
Operasi serangan itu bernama Operation Desert Storm, dipimpin oleh Amerika Serikat, dan melibatkan pasukan dari 32 negara.
Perang Teluk Persia berakhir tanggal 28 Februari 1991 setelah Presiden George H.W. Bish menyatakan adanya gencatan senjata, dan Irak berjanji menghormati syarat perdamaian dari PBB.[1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 15 Januari: Kota Boston Dibanjiri Jutaan Galon Tetes Tebu, 21 Orang Tewas

Latar belakang
Perang Teluk Persia bermula dari konflik yang dipicu oleh invasi Irak ke Kuwait tanggal 2 Agustus 1990.
Presiden Irak Saddam Husen memerintahkan pendudukan Kuwait dengan maksud mendapatkan cadangan minyaknya yang besar, membatalkan utang Irak kepada Kuwait, dan memperluas kekuasaan Irak di kawasan itu.
Pada 3 Agustus Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan Irak untuk menarik diri dari Kuwait dan kemudian melarang perdagangan dengan Irak.
Invasi Irak dan potensi ancamannya terhadap Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, membuat Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO segera mengirimkan pasukan ke Arab Saudi untuk mencegah kemungkinan serangan.
Mesir dan beberapa negara Arab lainnya bergabung dengan koalisi anti-Irak.
Pada 29 November Dewan Keamanan PBB mengizinkan penggunaan kekuatan terhadap Iran jika pasukannya tidak menarik diri dari Kuwait paling lambat tanggal 15 Januari 1991.[2]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 14 Januari: Benedict Arnold Sang Jenderal Pengkhianat Lahir
Serangan dimulai
Irak tidak menarik pasukannya sampai batas waktu yang ditentukan.
Hal ini membuat pasukan koalisi memutuskan mulai menyerang negara itu pukul 16.30 EST.
Jet tempur koalisi diterbangkan, dan kapal kapal induk Inggris berada di Teluk Persia untuk misi pengeboman.
Kota Baghdad dijadikan target pesawat tempur pasukan koalisi yang dipimpin AS.
Operasi penyerangan itu diberi nama Operation Desert Storm dan ada 32 pasukan dari 32 negara yang terlibat.
Selama enam bulan kemudian, pasukan koalisi melakukan serangan besar-besaran terhadap militer Irak dan infrastruktur sipil.[3]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 13 Januari 1915: Gempa Dahsyat di Avezzano Menewaskan 30.000 Penduduk
Berakhir
Militer Irak tidak berdaya menghadapi serangan ini. Satu-satunya tindakan pembalasan yang dilakukan Irak adalah meluncurkan rudal SCUD ke Israel dan Arab Saudi.
Saddam berharap serangan rudal itu akan membuat Isreal masuk ke dalam konflik sehingga menghentikaan dukungan Arab terhadap perang itu.
Namun, atas permintaan AS, Israel tetap tidak masuk ke dalam perang.
Pada 24 Februari pasukan koalisi melakukan serangan darat besar-besaran yang tidak bisa dibentung angkatan darat Irak.
Kuwait dibebaskan dalam waktu kurang dari empat hari, dan mayoritas tentara Irak menyerah dan kembali ke Irak.
Pada 28 Februari Presiden Bush menyatakan adanya gencatan senjata, dan Irak berjanji menghormati kerja sama di masa depan dan syarat perdamaian dari PBB.[4]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 12 Januari 2010: Gempa Dahsyat di Haiti Menewaskan 316.000 Penduduk
(Tribunnewswiki/Tyo)
Peristiwa | Perang Teluk Persia dimulai |
---|
Tanggal | 16 Januari 1991 |
---|
Sumber :
1. www.britannica.com
2. www.history.com
-
Hari Ini dalam Sejarah 15 Februari 1903: Boneka Teddy Bear Dijual Perdana
-
China Tolak Beri Data Mentah 174 Kasus Covid Pertama di Wuhan pada WHO Tapi Tak Mau Disalahkan
-
Kerap Pamer Nuklir, Korut Disebut Bahaya Terbesar bagi Dunia, Setiap Uji Coba Bisa Berpotensi Perang
-
Dalam Sebulan Terakhir, Kasus Infeksi Virus Corona Turun 44% secara Global
-
Hari Ini dalam Sejarah 13 Februari: New Delhi Resmi Jadi Ibu Kota Baru India