Wapadai Delirium, Gejala Baru Covid-19 yang Banyak Menyerang Lansia

Dalam beberapa kasus, delirium bisa menjadi satu-satunya gejala pada pasien yang dites positif terkena virus corona


zoom-inlihat foto
nenek-kamtin-105-tahun.jpg
Kompas.com
ILUSTRASI - Delirium banyak menyerang lansia. FOTO: Nenek Kamtin (105) asal Surabaya berhasil sembuh dari Covid-19 setelah dirawat sebulan di RS PHC Surabaya


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy menemukan bahwa bersamaan dengan hilangnya indra perasa dan penciuman serta sakit kepala yang terjadi pada hari-hari sebelum batuk dan kesulitan bernapas, beberapa pasien Covid-19 juga mengalami delirium.

Mengutip BBC, dalam sebuah studi yang dilakukan King’s College London menemukan bahwa lansia yang dirawat di rumah sakit yang diklasifikasikan sebagai lemah lebih mungkin mengalami delirium sebagai salah satu gejala mereka, dibandingkan dengan orang pada usia yang sama yang tidak lemah.

Studi tersebut mengumpulkan data dari lebih dari 800 orang yang berusia di ats 65 tahun.

Mereka melibatkan 322 pasien di rumah sakit dengan Covid-19, dan 535 orang yang menggunakan aplikasi Covid Symptom Study untuk mencatat gejala mereka atau mencatat laporan kesehatan atas nama teman dan keluarga.

Baca: Waspada Covid-19, Kim Jong Un Perintahkan Tentara Tembak Siapa Pun yang Dekati Perbatasan China

Frailty digunakan oleh dokter untuk menggambarkan orang lanjut usia yang merasa sulit untuk pulih dari penyakit sehari-hari, ketegangan dan kecelakaan. Mereka juga lebih mungkin jatuh dan berakhir di rumah sakit saat sakit.

Untuk satu dari lima pasien di rumah sakit dengan Covid, delirium adalah satu-satunya gejala mereka.

Melansir Stat News, dalam beberapa kasus, delirium bisa menjadi satu-satunya gejala pada pasien yang dites positif terkena virus corona.

ilustrasi batuk
ilustrasi batuk (kolase tribunkjabar/pixabay.com)

Lantas, apa itu delirium?

Dilansir oleh Kompas.com, Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), dr Rubiana Nurhayati, Sp.S. mengatakan delirium adalah keadaan di mana kesadaran seseorang menjadi terganggu.

"Keadaan ini disebabkan karena hypoxia atau kekurangan oksigen di otak. Kondisi ini sering terjadi pada pasien Covid-19, di mana saturasi oksigen menurun," kata dr Rubi kepada Kompas.com, Kamis (10/12/2020).

Baca: Hasil Studi: Sejauh Ini Belum Ada Mutasi yang Membuat Virus Corona Lebih Cepat Menular

Dr Rubi mengungkapkan bahwa delirium sering terjadi pada penyakit-penyakit yang menganggu fungsi otak.

Namun, bisa juga terjadi pada pasien dengan kelainan metabolik, seperti hipoglikemia, hiponatremia dan lain sebagainya.

"Biasanya, gejalanya mudah mengatuk, bicara kacau, kadang tidak nyambung, kesadaran terganggu," jelas dia.

Masalah serius

Delirium - kebingungan, kurangnya perhatian, disorientasi, dan perubahan kognitif lainnya - adalah tanda umum dari setiap infeksi pada orang tua, yang sistem kekebalannya merespons penyakit virus atau bakteri secara berbeda dibandingkan orang dewasa yang lebih muda.

Pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, terutama jika mereka membutuhkan ventilator untuk membantu mereka bernapas di unit perawatan intensif, diketahui rentan terhadap delirium, risiko yang menurut penelitian dapat ditambah dengan isolasi yang diberlakukan untuk membatasi penyebaran virus corona.

Baca: STUDI Terbaru Ungkap Fakta ASI Dapat Cegah Virus Corona, Bahkan Bisa Sembuhkan Covid-19

Mengidentifikasi delirium sebagai gejala Covid-19 pada pasien sebelum mereka dirawat di rumah sakit mungkin penting untuk melindungi orang lain dari infeksi.

Ini juga bisa menjadi penting untuk perawatan mereka karena secara umum, pasien dengan delirium dari sebab apa pun lebih cenderung bernasib lebih buruk daripada pasien lain.

Mereka menderita penyakit yang lebih parah, mereka tinggal di rumah sakit lebih lama, dan lebih mungkin meninggal.

Petugas medis mengambil sample darah pedagang saat Rapid Test virus corona atau Covid-19 di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/4/2020). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten menggelar screening test virus corona atau Covid-19 diantaranya di sejumlah pasar.
Petugas medis mengambil sample darah pedagang saat Rapid Test virus corona atau Covid-19 di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/4/2020). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten menggelar screening test virus corona atau Covid-19 diantaranya di sejumlah pasar. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Jika mereka bertahan hidup, mereka lebih mungkin membutuhkan perawatan di fasilitas rehabilitasi atau panti jompo setelah mereka dirawat di rumah sakit.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved