Wapadai Delirium, Gejala Baru Covid-19 yang Banyak Menyerang Lansia

Dalam beberapa kasus, delirium bisa menjadi satu-satunya gejala pada pasien yang dites positif terkena virus corona


zoom-inlihat foto
nenek-kamtin-105-tahun.jpg
Kompas.com
ILUSTRASI - Delirium banyak menyerang lansia. FOTO: Nenek Kamtin (105) asal Surabaya berhasil sembuh dari Covid-19 setelah dirawat sebulan di RS PHC Surabaya


"Delirium adalah barometer yang bagus," kata Wes Ely, seorang ahli paru dan dokter perawatan kritis di Vanderbilt University

“Pesan untuk sampai ke masyarakat awam dan ke tenaga medis adalah, kalau ada yang bingung perhatikan ya, karena saat ini sudah bisa tertular Covid.”

Baca: Orangtua Harus Waspada, Studi Tunjukkan Gejala Covid-19 pada Anak Berbeda dengan Orang Dewasa

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Network Open, para peneliti menganalisis catatan medis dari 817 pasien yang terlihat di tujuh rumah sakit di lima negara bagian saat pandemi pertama kali melonjak pada Maret.

Usia rata-rata mereka adalah 77 tahun dan semuanya setidaknya 65 tahun; 62% berkulit putih, 27% berkulit hitam, dan 7% adalah Hispanik atau Latin.

Semua dinyatakan positif SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

Lebih dari seperempat, 28%, didiagnosis mengigau, gejala keenam yang paling umum setelah demam, sesak napas, oksigen rendah, batuk, dan kelemahan.

Tetapi lebih dari sepertiga pasien dengan delirium tidak menunjukkan tanda-tanda Covid-19 yang lebih khas.

Ely juga mengungkapkan bahwa delirium adalah masalah yang lenih serius jika dibandingkan dengan kondisi lain yang juga dapat terjadi pada pasien Covid-19 .

“Jika Anda tidak bernapas dengan baik, Anda kekurangan oksigen. Jika jantung Anda gagal, Anda memiliki tekanan darah rendah, "kata Ely.

"Jika otak Anda gagal, Anda mengalami delirium."

Baca: Hasil Studi PBB Ungkap yang Paling Diinginkan dan Ditakuti Warga Dunia: Akses Kesehatan Jadi Impian

Baca: Studi: Anak yang Lahir di Dataran Tinggi Lebih Mungkin Terhambat Pertumbuhan dan Perkembangannya

Delirium adalah satu-satunya gejala mereka.

“Salah satu pesan utama kami, terutama saat ini, adalah benar-benar mencoba menyaring semua orang, terutama orang dewasa yang lebih tua,” kata Benjamin Helfand, rekan penulis studi dan MD-Ph.D. kandidat di Fakultas Kedokteran Universitas Massachusetts.

"Orang yang datang dengan gejala atipikal ini masih harus diskrining dan diuji untuk Covid."

Bukan gejala baru

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan bahwa delirium bukanlah gejala baru terhadap pasien yang terinfeksi Covid-19.

"Sebetulnya bukan gejala baru. Sudah pernah dipublikasikan. Di medio November juga sudah ada, baik di Amerika maupun di Inggris," kata Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban dalam pernyataan visual yang dikirimkan kepada Jurnalis Kompas TV Thifal Solesa dan Bimo Wicaksono, Kamis (10/12/2020).

Delirium ini, kata Zubairi, merupakan gangguan pada saraf pusat. Biasanya gejala ini ditemukan pada pasien Covid-19 yang berusia lanjut.

Gejalanya, pasien yang terinfeksi Covid-19 menjadi susah konsentrasi, agak gelisah, dan orientasinya menjadi kurang.

"Ini bisa ditemukan pada usia lanjut di atas 65 tahun, apalagi yang masuk ICU itu lebih sering ditemukan. Jadi, pasien covid-19 khususnya pada usia lanjut dapat mengalami delirium," jelas Zubairi.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved