TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemerintah Inggris meminta warganya untuk melakukan karantina mandiri meskipun tes Covid-19 menunjukkkan hasil negatif.
Rencana tersebut dikhususnya bagi mereka yang tiba di Inggris dari negara yang tidak berada di dalam 'daftar negara bebas Covid-19'.
Sekretaris Departemen Perhubungan, Grant Shapps mengatakan masa karantina yang berlaku adalh 14 hari.
Menurutnya, itu bisa dikurangi jika hasil tes negatif terbit setelah warga sudah 5 hari berada di Inggris.
Sejumlah aturan yang berkaitan dengan pariwisata di Inggris akan diterapkan menyusul acara Natal pada Desember.
Baca: Jelang Persiapan Natal, 16 Wilayah di Jerman Perintahkan Warganya Jalani Karantina Mandiri
Baca: 7 Film dan Drama Korea Terbaru yang Siap Tayang di Netflix, Lovestruck in the City hingga The Call
Sebagaimana diwartakan Associated Press, kebijakan ini telah lama ditunggu oleh industri pariwisata, satu di antara sektor yang paling terpukul selama pandemi.
Bagaimana kebijakannya?
Di bawah kebijakan baru, pengunjung yang datang ke Inggris harus menjalani karantina mandiri selama 14 hari apabila mereka berasal dari negara di luar daftar 'negara bebas Covid-19'.
Pengunjung bisa mengurangi masa karantina jika siap melakukan tes pada hari kelima setelah kedatangan.
Biaya tes Covid-19 di Inggris berkisar seharga $133 atau senilai Rp 1,8 juta.
Hasil tes biasanya dikeluarkan dalam 24 hingga 48 jam.
Baca: Pulang ke Hotel Pukul 3 Pagi, Dua Pemain Timnas Indonesia U-19 Dicoret: Serdy Diperiksa ke Psikiater
Prancis Musnahkan Ribuan Ekor Cerpelai
Sementara itu, kabar ihwal Covid-19 datang dari Prancis.
Sejumlah otoritas Prancis memerintahkan untuk memusnakhkan semua mamalia cerpelai atau mink setelah hasil analisa menunjukkan mutasi Covid-19 beredar di antara hewan mamalia tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (22/11), Pemerintah Prancis mengatakan telah memusnahkan 1000 ekor cerpelai di wilayahnya.
Prancis turut memusnakhkan produk yang terkait mamalia tersebut sertalokasi peternakan yang terletak di barat Kota Paris. Negara ini memiliki empat peternakan cerpelai di wilayahnya.
Langkah ini dilakukan menyusul perkembangan virus di peternakan cerpelai di Denmark dan negara lain termasuk Belanda, Swedia, dan Yunani.
Di Denmark, mutasi virus ditemukan pada sejumlah orang yang berkontak dengan cerpelai, menurut pemerintah yang melakukan pemusnahan semua 15 juta ekor cerpelai.
Baca: Maraknya Pelanggaran Tak Pakai Masker, 2.665 Warga Positif Covid-19 dalam Sehari di Pakistan
Baca: Pembatasan Sosial Baru di Italia: Warga Dilarang Makan di Kafe dan Resto di Wilayah Khusus
Sejauh ini, sampai berita ini diturunkan, peternak Prancis yang kontak dengan cerpelai telah dites dan hasilnya negatif.
Apa itu Cerpelai?