TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berikut adalah rincian harga 3 calon vaksin Covid-19 yang tengah memasuki uji klinis fase 3.
Tiga vaksin ini mempunyai keefektifan yang berbeda-beda.
Untuk diketahui, beberapa vaksin yang dikembangkan sejumlah perusahaan menunjukkan hasil cukup baik dalam uji coba klinis fase 3.
Bahkan, diklaim keefektifannya mencapai lebih dari 90 persen.
Harga dari ketiganya pun juga sangat bervariasi.
Ada yang mulai dari Rp200 ribu hingga Rp500 ribu lebih per dosisnya.
Baca: Uji Coba Tahap Akhir Vaksin Corona, AstraZeneca Laporkan 90% Efektif Digunakan
Baca: Perdana Menteri Spanyol Berencana Distribusikan Vaksin Covid-19 pada Januari 2021
Vaksin yang akan dibahas ini adalam Sinovac, Pfizer dan BioNTech, dan Moderna.
Untuk lengkapnya, berikut harga 3 calon vaksin Covid-19 per dosisnya seperti yang dikutip dari Kompas.com:
1. Sinovac
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Kota Jiaxing Timur mengungkapkan dua dosis kandidat vaksin CoronaVac memakan biaya yang cukup tinggi.
Diperkirakan vaksin ini akan menelan biaya 200 yuan atau setara Rp 421.408,75 per dosis, seperti yang diberitakan Reuters, 16 Oktober 2020.
Vaksin CoronaVac dikatakan bisa memicu respons imun yang cepat.
Namun menghasilkan tingkat antibodi lebih rendah ketimbang orang yang sudah sembuh dari infeksi virus corona.
Namun, otoritas China belum merilis rincian harga secara resmi vaksin Covid-19 potensial yang dikembangkan Sinovac Biotech.
Sementara itu, Bio Farma Indonesia telah mencapai kesepakatan untuk setidaknya membeli 40 juta dosis dari Sinovac, dengan biaya sekitar Rp 200.000 per dosis.
Adapun, vaksinasi pada kelompok berisiko tinggi telah dimulai.
Ratusan ribu orang telah diberi vaksin eksperimental dalam uji coba tahap akhir, sebagai bagian dari program inukulasi darurat pada Juli 2020.
2. Pfizer dan BioNTech
Pfizer dan BioNTech mengembangkan vaksin yang dinamai BNT162b2, dengan menggunakan m-RNA, seperti yang dikutip dari New York Times.
Pfizer dan BioNTech mengaku jika calon vaksin yang dikembangkan tersebut 95 persen efektif.
Bahkan vaksin ini tidak mempunyai efek samping serius bagi penggunanya.
Dari data yang ada, vaksin ini mampu mencegah Covid-19 ringan dan parah.
Sebagai informasi, Pfizer Inc bekerjasama dengan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech ini setuju untuk menjadi pemasok vaksin ke Amerika Serikat hingga 100 juta dosis.
Baca: Jumlah Angka Infeksi Covid-19 di Amerika Serikat Tembus 12 Juta Kasus, Vaksin Siap Disebarkan
Baca: Pfizer Klaim Kemanjuran Vaksin Covid-19 Pfizer pada Orang Dewasa di Atas 65 Tahun Capai 94%
Harga untuk vaksin ini sudah disepakati 39 dollar AS atau setara Rp 552.435 untuk dua suntikan.
Hal ini berarti, per dosis vaksin Pfizer dihargai sekitar 19,50 dollar AS atau setara Rp 276.217, dengan opsi memasok 500 juta dosis di bawah ketentuan baru.
3. Moderna
Moderna merupakan perusahaan bioteknologi Amerika Serikat.
Diketahui perusahaan ini bekerja sama dengan National Institutes of Health mengembangkan vaksin yang disebut dengan mRNA-1273 untuk Covid-19.
Vaksin Moderna diklaim memiliki efektivitas mencapai 94,5 persen jika berdasarkan pada data sementara uji klinis tahap akhir.
Vaksin tersebut bergantung pada penyuntikan potongan materi genetik virus, mRNA ke dalam sel manusia.
Vaksin Moderna diberikan dalam dua dosis dengan rentan waktu empat minggu.
Harga vaksin ini sekitar 25 hingga 37 dollar AS atau setara Rp 354.125 sampai Rp 524.105 per dosisnya, seperti yang dilansir CNA, Minggu (22/11/2020).
Tambahan informasi, untuk mengakhiri masa pandemi ini para ahli dan perusahaan farmasi di berbagai dunia sudah berjuang untuk membuat vaksin virus corona.
Dalam pengembangannya, pembuatan vaksin ini memakan banyak waktu.
Misalnya saja dengan melalui uji klinis tiga tahap.
Lantas selanjutnya memeperoleh persetujuan setelah terbukti aman dan efektif.
TERPISAH - Target Vaksin Covid-19 Gratis dari Pemerintah Hanya 60 Juta Orang, Prioritaskan Tenaga Medis
Vaksin gratis Covid-19 untuk pemerintah hanya ditargetkan untuk 60 juta penduduk saja.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Ia juga menambahkan, vaksin tersebut tak dapat diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Sehingga golonggan masyarakat yang tak mendapat vaksin gratis, bisa melakukan vaksin secara mandiri.
"Rapat kemarin menetapkan bahwa yang betul-betul jadi target diberi vaksin gratis itu sekitar 60 juta. Kemudian ada vaksin mandiri. Vaksin mandiri artinya membiayai sendiri, terutama dari perusahaan," katanya di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2020).
Muhadjir menyebut yang diprioritaskan mendapat vaksin adalah tenaga kesehatan yang benar-benar kontak dengan pasien corona, seperti dokter dan perawat.
Baca: Menkes Terawan Sebut Vaksinasi Covid-19 Menyasar Individu Sehat Berusia 18-59 Tahun
Baca: Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 AstraZeneca di Brazil Meninggal, Uji Coba Tetap Dilanjutkan
Sedangkan sisanya akan dipertimbangkan kemudian.
"Yang jelas nanti yang akan diutamakan tenakes, dan tenakes pun yang betul-betul kontak langsung dengan pasien. Enggak harus semuanya. Jadi karena itu jangan bayangkan kalau ada sekian ratus ribu orang enggak kena. Karena itu masih terus didalami, dirinci lebih dalam," ujarnya.
Keputusan tidak memberikan vaksin gratis kepada semua masyarakat dilakukan karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan herd immunity atau kekebalan kelompok bisa dicapai jika 70 persen penduduk kebal dari virus.
"Tapi dalam arti memang dari total penduduk terpapar covid. Tapi Indonesia kan tidak seluruh wilayah dinyatakan (zona) merah. Artinya tidak semuanya terpapar," ujar Muhadjir.
Muhadjir mengatakan Kementerian Kesehatan akan mempelajari lebih lanjut daerah mana saja dan berapa jumlah penduduk dari setiap wilayah tersebut yang perlu diberikan vaksin.
Ia menegaskan ini artinya tidak semua masyarakat Indonesia harus divaksin.
Hingga saat ini pemerintah terus mendata dan memastikan siapa-siapa kelompok masyarakat yang akan memperoleh vaksin corona secara cuma-cuma.
Pemerintah juga masih terus mempelajari berapa jumlah penduduk yang perlu kebal dari Covid-19 untuk mengakhiri pandemi.
"Tidak harus semuanya. Karena itu jangan membayangkan kalau nanti ada sekian ratus ribu nggak kena terus meledak. Nanti masih terus didalami," lanjutnya.
Ia mengatakan sosialisasi terhadap masyarakat juga akan didorong jelang pemberian vaksin. Termasuk bagi masyarakat yang enggan divaksin karena kekhawatiran tertentu.
Sehingga stigma negatif yang telanjur tertanam di pikiran masyarakat mengenai vaksin perlahan bisa berubah.
"Memang harus cepat tapi enggak boleh tergesa-gesa karena itu nanti mereka yang belum siap, ditunggu sampai siap. Diberi penyadaran, ada waktunya. Kan tidak harus serta merta," ucap Muhadjir.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Restu/Kaka, Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Kisaran Harga 3 Kandidat Vaksin Covid-19 yang Sedang Uji Coba Fase 3"