Sementara, orang yang memiliki pendidikan tinggi setingkat SMA/SMK, perguruan tinggi dan diploma justru banyak yang menganggur.
Baca: Akibat Pandemi, Angka Pengangguran Bertambah 3 Juta Orang, Terbanyak Lulusan SMK dan PT
"Sementara, mereka yang nganggur, ini kebalikannya justru pendidikan yang lebih tinggi, SMK, perguruan tinggi, dan diploma. Yang bekerja pendidikannya rendah, yang nganggur justru pendidikannya tinggi. Ini ironi," ucapnya secara virtual, Jumat (14/8/2020), seperti dilansir Kompas.com.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengatakan, tingkat pengangguran pada tahun depan diproyeksi berada di kisaran 7,7 persen hingga 9,1 persen.
Persentase kemiskinan diperkirakan sebesar 9,2 persen hingga 9,7 persen.
"Dengan menekankan pada penurunan kelompok kemiskinan ekstrem, tingkat ketimpangan di kisaran 0,377-0,379, serta indeks pembangunan kualitas manusia (IPM) di kisaran 72,78-72,95," ujar Jokowi ketika memberikan pidato dalam rangka Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU Tentang APBN Tahun Anggaran 2021 beserta Nota Keuangannya di Gedung MPR/DPR/DPD, dilansir Kompas.com.
Baca: Seperempat Miliar Orang Diprediksi Bakal Jadi Pengangguran, Presiden Microsoft: Pelajari Hal Baru
Baca: Akibat Pandemi, Angka Pengangguran Bertambah 3 Juta Orang, Terbanyak Lulusan SMK dan PT
Oleh sebab itu, Jokowi berharap target tersebut dapat tercapai dengan RAPBN 2021.
Menaker Ida Fauziyah juga mengatakan, Presiden Jokowi menginginkan adanya peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM).
Hal ini agar dapat bisa bersaing secara global.
Jokowi meminta untuk memperkuat pendidikan serta pelatihan vokasi.
(Tribunnewswiki/Afitria) (Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pengangguran Tembus 9,77 Juta Orang, Ini Kata Menaker