Bahkan, protes kecil anti-Perancis diadakan di Libya, Gaza, dan Suriah utara.
Menanggapi hal tersebut, Kemenlu Perancis meminta agar boikot atas barang-barang mereka dihentikan.
Mempunyai pendapat yang berbeda, Direktur Jaringan Moderasi Indonesia Islah Bahrawi mengatakan umat Islam seringkali latah dalam menyikapi isu-isu seperti ini.
Menurut dia, akan lebih baik umat Islam menganalisis terlebih dahulu sebuah permasalahan sebelum bersikap.
Baca: Majalah Prancis Tampilkan Karikatur Menjijikkan Presiden Erdogan, Turki Ambil Langkah Hukum
Baca: Uni Eropa Ancam Berikan Sanksi Jika Turki Tidak Hentikan Provokasi Pemboikotan Produk Prancis
"Reaksi umat Islam seringkali terjadi karena latah. Ketika sebuah isu meletup dan bergesekan dengan agama, semua orang kadang segera menutup mata, tanpa pernah menganalisa kejadian sebenarnya. Inilah mengapa militansi umat Islam seringkali dijadikan alat bentur untuk pertempuran orang lain," kata Islah.
Islah mengajak umat muslim di tanah air menyikapi perkara ini dengan introspeksi.
Menurutnya, harus disadari, banyak orang yang mengaku sebagai umat Islam namun masih intoleran, gemar mengumbar kebencian dan melakukan aksi kekerasan kepada orang lain karena perbedaan keyakinan.
Sikap itulah yang seringkali mengundang stigma negatif tentang Islam.
"Bahkan akibat dari semua ini, banyak dari kalangan muslim sendiri yang semakin lama semakin menjauh dari Islam untuk lebih memilih menjadi agnostik, atau bahkan ateis. Terutama dari segmen masyarakat yang mengalami skeptis teologis," ujar Islah.
(TribunnewsWiki.com/Restu, Tribunnews.com/Willy Widianto)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Isu Boikot Produk Perancis Menggema, MUI Minta Masyarakat Tidak Terprovokasi