Pelatih 51 tahun itu masih memiliki daftar sejumlah pemain keturunan yang akan dipantau kualitasnya secara langsung.
"Pada TC selanjutnya mungkin saja kami mendatangkan pemain keturunan sambil melihat perkembangan," tambah pelatih yang menukangi Korea Selatan di Piala Dunia 2018 tersebut.
"Ada sejumlah pemain keturunan yang saya ingin lihat langsung kemampuannya, namun baru dua pemain ini yang bisa ke Kroasia."
"Mungkin saja kami akan panggil saat pemusatan latihan (TC) selanjutnya sambil menunggu perkembangan," tandas Shin Tae-yong.
Baca: Berkat Disiplin dan Latihan Keras ala Shin Tae-yong, Kelemahan Timnas Indonesia Ini Mulai Teratasi
Setelah menyelesaikan pemusatan latihan di Kroasia, Timnas Indonesia U-19 akan kembali ke Indonesia pada 28 Oktober 2020.
Kemudian mereka akan kembali ke Eropa pada 8 Desember 2020 guna melanjutkan TC di Prancis hingga 23 Januari 2021.
Tim Garuda Nusantara muda juga akan turun dalam Toulon Tournament 2020 bersama dengan 11 negara lain selama berada di Prancis.
Sudah saatnya pemain muda Indonesia tak dimanja
Terkait progres perkembangan David Maulana dkk di Timnas Indonesia U-18, beberapa pengamat sepak bola Indonesia angkat suara.
Salah satunya yakni pelatih asal Brasil, Jaino Matos yang kini ikut berkecimpung pada pengembangan sepak bola usia muda di Indonesia
Tangan dingin Jaino Matos pun tak sembarangan dalam mempoles bakat muda di Indonesia
Misalnya melalui Diklat Persib, karya Jaino Matos mampu menghasilkan pemain potensial seperti Febri Hariyadi, Gian Zola, Alfath Fathier, hingga Hanif Sjahbandi.
Jaino juga sempat mengembangkan pendidikan usia dini di Borneo FC dan Badak Lampung FC.
Baca: Bagus Kahfi
Baca: Alasan Shin Tae-yong Tunjuk Pratama Arhan, Ahli Lemparan Jauh sebagai Kapten Timnas Indonesia U-19
Menurutnya, Timnas Indonesia U-19 saat ini mulai perlahan menemukan resep obat yang tepat untuk sembuhnya penyakit lama khas pesepak bola Indonesia yakni masalah kedisiplinan, dedikasi, dan pengembangan mental pemain.
Berdasarkan pengalamannya, Jaino merasa pemain muda di Indonesia sebenarnya terlalu dimanjakan.
Akibatnya, mereka kurang memiliki tanggung jawab terhadap profesi dan gampang turun kualitasnya saat berlaga di level senior.
Masuknya pelatih dengan level disilpin tinggi seperti Shin Tae-yong seakan menjadi obat mujarab bagi penyakit menahun di skuad Garuda Muda.
Kehadiran pelatih asal Korea Selatan itu langsung memberikan warna baru, setidaknya di Timnas Indonesia U-19.
“Semoga dipertahankan. Usia muda kita terlalu dikasih kendor, jadi mereka sulit menjadi dewasa,” kata Jaino Matos.
“Sekarang dengan masuknya STY, skenario berubah menjadi tanpa kompromi, tanpa iseng-iseng."
"Harus sungguh-sungguh, harus tempur, dan harus serius,” imbuhnya.