TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendapat kiriman amplop yang telah diberi racun.
Amplop itu dialamatkan ke Gedung Putih, seperti diberitakan Kompas.com dari The New Daily, Minggu (20/9/2020).
Amplop beracun itu diyakini berasal dari Kanada.
Beruntung Donald Trump belum menerima amplop tersebut, sehingga nyawanya sama sekali tak terancam.
Barang itu ditemukan dalam fasilitas pemerintah yang menyaring semua surat yang dialamatkan ke Gedung Putih.
Berdasarkan hasil investigasi, amplop terbukti mengandung racun ricin yang diekstrak dari biji jarak.
Baca: Donald Trump Dituding Lakukan Pelecehan Seksual, Dituduh Raba Punggung hingga Dada Mantan Model
Pejabat pemerintah AS mengatakan racun ricin telah digunakan dalam berbagai upaya pembunuhan dan insiden terorisme.
Penyelidik federal segera melakukan penyelidikan untuk mencari tahu dari mana amplop itu berasal dan siapa yang mengirimkannya.
Biro Investigasi Federal ( FBI), Dinas Rahasia AS, dan Dinas Inspeksi Pos AS akan memimpin penyelidikan terhadap amplop tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, FBI menyatakan bahwa para agen sedang bekerja untuk menyelidiki surat mencurigakan yang diterima di fasilitas penyaring surat milik pemerintah AS.
FBI menambahkan bahwa tidak ada ancaman yang diketahui terhadap keselamatan publik.
Ada banyak insiden yang melibatkan amplop berisi racun ricin yang dialamatkan kepada pejabat AS.
Baca: Pemilihan Presiden AS Makin Dekat, Donald Trump Nekat Kampanye Indoor di Tengah Pandemi
Pada 2018, seorang pria dari Utah, William Clyde Allen III, didakwa karena membuat ancaman terkait racun ricin, termasuk mengirimkan ancaman kepada Trump dan Direktur FBI Christopher Wray.
Hingga sekarang, Allen masih mendekam di dalam selnya.
Pada 2014, seorang pria dari Mississippi dijatuhi hukuman 25 tahun penjara setelah mengirim surat yang ditaburi ricin kepada mantan Presiden AS Barack Obama dan pejabat lainnya.
Juga pada 2014, seorang aktor Texas dijatuhi hukuman 18 tahun penjara karena mengirimkan surat yang berisi ricin kepada Obama dan mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg.
Berita Terbaru: Donald Trump Tengah Hadapi Kasus Pelecehan Seksual
Baca: Heboh, Donald Trump Dorong Pendukung untuk Coblos Dirinya Dua Kali pada Pilpres AS November Nanti
Diberitakan sebelumnya, seorang nantan model menuduh Donald Trump pernah meraba dan mencium dirinya dengan paksa.
Berdasarkan penuturannya, peristiwa itu terjadi pada tahun 1997.
Tuduhan itu dilempar oleh sang mantan model hanya beberapa minggu jelang pertarungan Trump di Pilpres AS.
Perempuan bernama Amy Dorris itu memberikan keterangannya pada The Guardian, seperti diberitakan Kompas.com Kamis, (17/9/2020).
Dorris mengaku Trump meremas bokong, payudara, dan punggungnya.
"Aku dicengkeram dan aku tak bisa melepaskannya," tambah Dorris.
Diberitakan AFP, Dorris berusia 24 tahun ketika insiden diduga terjadi.
Baca: Pemilihan Presiden AS Makin Dekat, Donald Trump Nekat Kampanye Indoor di Tengah Pandemi
Pada waktu itu, Trump masih berusia 51 tahun dan berstatus suami dari istri keduanya, Marla Maples, yang dinikahinya pada 1993-1999.
Penuduh juga menunjukkan beberapa fotonya di perusahaan Trump pada The Guardian.
Beberapa orang mendukung klaimnya dengan mengatakan Dorris memberitahu mereka saat itu.
Dorris berkata dia menyuruh Trump berhenti tapi "dia tidak peduli" dan menambahkan, "Saya merasa dijahati, jelas."
Lalu ketika ditanya kenapa dia terus berada di sekitar Trump hari-hari berikutnya, Dorris menjawab "Itulah yang terjadi ketika sesuatu yang traumatis terjadi - Anda membeku (tak tahu harus berbuat apa)."
Namun pengacara trump mengatakan ke The Guardian, versi cerita Dorris tak bisa dipercaya dan akan ada saksi lain jika dia dilecehkan.
Baca: Microsoft Sebut Peretas China Mata-matai Trump dan Biden, Tiongkok: Justru Kerajaan Hacker adalah AS
Disebutkan pula ke The Guardian bahwa tuduhan itu bisa bermotif politik, karena muncul beberapa pekan sebelum Trump berduel dengan Joe Biden di pilpres AS 3 November.
Dorris yang kini berusia 48 tahun mengatakan, dia buka suara untuk memberi contoh ke dua putri remaja kembarnya.
Dia mengaku pertama kali menceritakan kisahnya ke The Guardian lebih dari setahun yang lalu, tetapi meminta surat kabar itu tidak menerbitkannya.
"Aku muak dia lolos begitu saja," kata Dorris.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amplop Beracun yang Ditujukan kepada Trump Disita Keamanan Gedung Putih"
(TribunnewsWiki.com/Nur/Kompas.com)