TRIBUNNEWSWIKI.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat tak berspekulasi tentang rumor yang menyebut lahan pemakaman untuk jenazah Covid-19 di Ibu Kota hampir penuh.
"Jangan bersepkulasi dulu, seakan-akan tidak ada tempat," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (8/9/2020).
Anies menyampaikan, Pemprov DKI telah menyiapkan lahan khusus untuk memakamkan jenazah Covid-19 sejak Maret 2020 yakni di TPU Pondok Ranggon dan TPU Tegal Alur.
Dia bahkan memastikan lahan yang disediakan tersebut mampu menampung pasien Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia.
"Semua lokasi dan lain-lain sudah disiapkan sejak bulan Maret, bahkan sejak bulan Maret sudah disiapkan alternatif-alternatif tempat.
Jadi, kita ikuti perkembangan bersama dengan kebutuhan, Insha Allah tidak akan ada kekurangan," ucap Anies.
Baca: Ngeyel Tak Pakai Masker, Warga Jakarta Dimasukkan ke Peti Mati Covid-19, Ini Penjelasan Satpol PP
Sebelumnya diberitakan, Komandan regu PJLP TPU Pondok Ranggon Nadi memperkirakan untuk memakamkan jenazah Covid-19 sudah penuh pada bulan Oktober nanti.
Pasalnya, belum genap satu minggu, sebanyak 117 jenazah terkait Covid-19 sudah dimakamkan di TPU Pondok Ranggon Jakarta Timur.
Jumlah 117 jenazah itu sudah tercatat sejak Senin (31/8/2020) hingga Sabtu (5/9/2020).
Nadi pun tak kaget dengan angka tersebut mengingat dalam satu minggu rata-rata jenazah terkait Covid-19 yang dimakamkan bisa mencapai 180.
Walau demikian, Nadi belum bisa memastikan berapa jenazah yang berstatus positif dan berapa yang proses pemakamannya hanya mengikuti protokol Covid-19.
Hingga saat ini, jenazah Covid-19 masih terus berdatangan ke TPU Pondok Ranggon.
Pihaknya pun tetap melakukan pemakaman karena lahan TPU Pondok Ranggon masih cukup untuk 1.100 jenazah Covid-19.
Pemprov DKI tiadakan isolasi mandiri
Gubernur DKI Jakarta mengatakan bahwa Pemprov DKI akan meniadakan isolasi mandiri di rumah bagi pasien Covid-19.
Bukan tanpa alasan, Anies mengatakan hal ini disebabkan adanya temuan klaster rumah tangga.
Sebab faktanya terdapat pasien isolasi mandiri yang tidak melaksanakan prosedur dengan baik dan benar.
“Jadi selama ini ditemukan klister-klaster di rumah tangga. Ada terpapar positif, terpapar ibunya, bapaknya, anaknya, pamannya kenapa?"
"Karena ketika melakukan isolasi mandiri belum tentu mengerti tentang protokol pencegahannya. Karena tidak semua orang tahu tentang ini,” kata Anies seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (1/9/2020).
Baca: 8 Tempat Diberi Peringatan Berbentuk Peti Jenazah, Pemkot Jakarta Pusat: Ingatkan Covid-19 Bahaya
Baca: Distribusi Vaksin Covid-19 Akan Jadi Tantangan di Beberapa Negara, Butuh Tempat Penyimpanan Khusus
Pasien yang diizinkan melakukan isolasi mandiri, menurut Anies adalah pasien yang memiliki tempat tinggal luas.