Disebut untuk Tujuan Politik, Rencana Tes Covid-19 Massal di Hong Kong Ditolak Nakes dan Aktivis

Penduduk Hong Kong khawatir dan merasa bantuan Beijing akan mengekang kebebasan mereka.


zoom-inlihat foto
universal-community-testing-programme-uctp.jpg
MAY JAMES / AFP
Seorang pria, yang memakai masker untuk menghindari Covid-19, berjalan melewati gedung perumahan di Hong Kong pada Kamis, 29 Agustus 2020. Pengetesan massal atau Universal Community Testing Programme (UCTP) akan dimulai di Hong Kong pada 1 September untuk memberikan tes Covid-19 secara gratis kepada masyarakat.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Serikat pekerja kesehatan Hong Kong prodemokrasi dan beberapa aktivis pada Minggu, (30/8/2020), menyerukan pemboikotan rencana pengetesan Covid-19 massal oleh pemerintah Hong Kong.

Pengetesan itu rencananya akan dibantu oleh petugas medis dari China daratan.

Dilansir dari Reuters, (30/8/2020), mulai Selasa (1/9/2020), tim dari China beranggotakan 60 orang akan menggelar tes Covid-19 di Hong Kong, dalam bantuan langsung pertama pejabat kesehatan China untuk Hong Kong.

Namun, bantuan kepada kota semi-otonom itu datang pada saat yang sensitif, khususnya karena undang-undang keamanan nasional yang mulai diberlakukan pada Juni lalu.

Penduduk Hong Kong khawatir dan merasa bantuan Beijing itu akan mengekang kebebasan mereka,

Pemerintah juga menunda pemilhan legislatif September selama setahun dengan alasan bisa membahayakan kesehatan masyarakat.

Baca: China Terbitkan UU Keamanan Nasional Baru, TikTok Memilih Hengkang dari Hong Kong: Hanya Pasar Kecil

Seorang pria yang menggunakan masker untuk mencegah Covid-19, sedang berjalan di jalan Hong Kong pada 23 Agustus 2020.
Seorang pria yang menggunakan masker untuk mencegah Covid-19, sedang berjalan di jalan Hong Kong pada 23 Agustus 2020. (MAY JAMES / AFP)

Hal ini juga memberikan pukulan terhadap kubu oposisi yang prodemokrasi.

Kubu itu berharap dapat memperoleh kemenangan mayoritas yang bersejarah setelah sukses besar di pemilihan tingkat bawah tahun lalu.

Aliansi Pekerja Hospital Authority, yang dibentuk tahun lalu selama aksi protes prodemokrasi, mengatakan pengetesan universal bukanlah penggunaan sumber daya yang efisien dan sebagai gantinya menganjurkan tes yang terfokus.

"Dengan jelas terlihat bahwa pemerintah memiliki satu dan hanya satu tujuan ... menggunakan pandemi untuk meraih tujuan politiknya sendiri," kata pemimpin mereka, Winnie Yu, dalam konferensi bersama dengan para aktivis.

"Mereka akan melakukan apa pun yang bisa mereka lakukan untuk menyenangkan pemerintah pusat China, bahkan apabila itu berarti menempatkan politik di atas segalanya."

Baca: Terkonfirmasi, Pria Hong Kong Kembali Terinfeksi Virus Corona Setelah Sembuh, Strain-nya Berbeda

Aktivis Joshua Wong mengatakan penutupan perbatasan secara penuh akan jadi langkah lebih bagus daripada rencana pemerintah tersebut.

"Ini seperti menggelar tes kehamilan tanpa memiliki alat kontrasepsi," kata Wong.

Carrie Lam, ketua pelaksana kota itu yang didukung Beijing, membalas kritikan tersebut dan menghentikan usaha mereka yang dianggap "mencoreng pemerintah pusat."

Media pemerintah China mengecam para pengkritik itu dan menganggap mereka tidak bersyukur.

Sementara itu, Kantor Penghubung Hong Kong milik China dalam sebuah pernyataan mengaku terkejut karena orang-orang bisa mempertanyakan rencana pengetesan itu.

Baca: Tegaskan Prinsip Satu Negara Dua Sistem, China Resmi Terapkan UU Keamanan Nasional di Hong Kong

Protes penolakan rencana tes massal terjadi saat infeksi harian telah turun drastis.

Jumlah kasus harian yang mencapai tiga digit pada beberapa pekan lalu, kini sudah menjadi satu atau dua digit kecil.

Total kasus sekarang menjadi 4.081 setelah ada tambahan 15 kasus pada Minggu ini.

Pria Hong Kong Kembali Terinfeksi Virus Corona Setelah Sembuh, Strain-nya Berbeda





Halaman
123
Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved