Cerita Alta Sacra Ditelepon Suaminya Terluka di Masjid Christchurch: 'Aku Kena Tembak, Aku Jatuh'

Alta Sacra adalah satu dari banyak keluarga korban yang menyampaikan dampak yang dirasakan pasca-serangan di masjid Al Noor dan Linwood Selandia Baru.


zoom-inlihat foto
petugas-kepolisian-terlihat-mengamankan-gedung-pengadilan-tinggi-christchurch.jpg
Sanka VIDANAGAMA / AFP
FOTO: Para petugas kepolisian terlihat mengamankan Gedung Pengadilan Tinggi Christchurch saat sidang vonis terdakwa Brenton Tarrant, pelaku penembakan dua masjid di Selandia Baru.


"Salamku untuk almarhum tercinta, semoga baik-baik saja di sana (akhirat)," katanya memulai pernyataan.

Pria yang memakai kopiah hitam ini sempat menyuruh putranya datang lebih awal ke masjid agar mereka bisa bertukar mobil.

"Hari itu kami mulai dengan indah," katanya.

Baca: Anaknya Tewas dalam Penembakkan Masjid di Selandia Baru, Maysoon Salama: Hatiku Hancur Jutaan Kali

"Saya begitu kesakitan ..sangat khawatir dengan putra saya, (saat itu) saya berdoa agar anak saya terlambat ke masjidnya,"

Namun, kenyataannya sang anak telah datang lebih awal sesuai perintah ayahnya.

"Saya tak menyangka bahwa ada pembantaian saat itu. Saya ingat sepenuhnya saat itu saya jatuh, berdarah hebat .. saya kena tembak dua peluru," imbuhnya.

FOTO: Mohammad Atta Ahmad Alayan (kanan) berbicara dampak yang ia rasakan atas serangan yang menewaskan 51 orang di masjid Selandia Baru oleh terdakwa Brenton Tarrant (kiri).
FOTO: Mohammad Atta Ahmad Alayan (kanan) berbicara dampak yang ia rasakan atas serangan yang menewaskan 51 orang di masjid Selandia Baru oleh terdakwa Brenton Tarrant (kiri). (Kolase Foto AFP dan Christchurch High Court / Pool / New Zealand Herald)

Sang anak -yang punya nama hampir sama- Ata Ellayan (33) tewas di dalam masjid di tengah berlangsungnya ibadah salat Jumat.

"Penembakan itu (terpikirkan) olehku seolah-olah selamanya .. Saya terus berdoa kepada Allah 'Bunuh dia' katanya merujuk pada pelaku penembakan, Brenton Tarrant.

Diketahui saat insiden tersebut terjadi, ayah ini belum mendapat kabar tewasnya sang anak.

Baca: Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda di Hadapan Terdakwa Brenton Tarrant: Kau itu Sesat dan Salah Arah

"Selama tiga hari kami belum dapat kabar tentang Ata .. lalu datanglah kabar menyedihkan itu - Ata telah pergi," katanya sambil menangis.

Kedua lelaki ini terpisah saat di dalam masjid.

Baca: Berhasil Kabur dari Serangan di Masjid Selandia Baru, Abdiaziz Ali: Saya Melihat Banyak Orang Mati

FOTO: Para petugas kepolisian terlihat mengamankan Gedung Pengadilan Tinggi Christchurch saat sidang vonis terdakwa Brenton Tarrant, pelaku penembakan dua masjid di Selandia Baru.
FOTO: Para petugas kepolisian terlihat mengamankan Gedung Pengadilan Tinggi Christchurch saat sidang vonis terdakwa Brenton Tarrant, pelaku penembakan dua masjid di Selandia Baru. (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Alayan jatuh ke tanah dengan luka tembak, tetapi masih selamat.

Alayan berterima kasih kepada staf rumah sakit atas pelayanan mereka.

Ia keluar dari rumah sakit dengan kursi roda.

Setelah cukup sehat, ia turut menyaksikan pemakaman anaknya.

Alayan juga menghadiri peringatan terjadinya insiden dan shalat Jumat seminggu setelah kejadian.

Baca: Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda di Hadapan Terdakwa Brenton Tarrant: Kau itu Sesat dan Salah Arah

Gamal Fouda (kanan), Imam masjid Al Noor, tiba di luar gedung Pengadilan Tinggi Christchurch, dalam sidang pengadilan tinggi pembacaan vonis atas terdakwa pria Australia Brenton Tarrant di Christchurch pada 24 Agustus 2020 yang akan berlangsung selama empat hari.
Gamal Fouda (kanan), Imam masjid Al Noor, tiba di luar gedung Pengadilan Tinggi Christchurch, dalam sidang pengadilan tinggi pembacaan vonis atas terdakwa pria Australia Brenton Tarrant di Christchurch pada 24 Agustus 2020 yang akan berlangsung selama empat hari. (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Saat hendak melangsungkan ibadah Jumat, ia teringat anaknya, dan melihat semua orang "seperti menghadiri ibadah di Makkah".

Alayan mengaku dirinya begitu sakit kehilangan putranya.

"Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan apa yang saya alami saat itu .. sampai saat ini pun masih," katanya.

"Sejak 25 Maret hingga saat ini, saya butuh adanya keadilan yang setimpal," ungkapnya.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved