Korban dan pelaku berkuliah di kampus yang berbeda.
Gilang tiba-tiba mem-follow akun Instagram korban dan dari situ keduanya intens berkomunikasi.
Pelaku meminta korban bersedia dibungkus dengan kain jarik selama tiga jam layaknya jenazah manusia yang meninggal dunia dengan alasan hal itu untuk riset.
Baca: Fetish Bukan Penyakit yang Bisa Disembuhkan, Ini Penjelasan Dokter Kejiwaan
Baca: Unair Imbau Korban Gilang Bungkus untuk Segera Lapor, Hingga Kini Total 15 Orang Sudah Buat Aduan
Salah satunya yang menyatakan bahwa pelaku akan memberi bayaran.
"Gimana dek? Nanti aku dobel deh bayarannya," kata Gilang dalam tangkapan layar percakapan WhatsApp tersebut.
Namun sebelumnya, sang korban atau sang penulis utas yakin mau membantu pelaku karena dimintai bantuan dalam menulis riset.
Gilang meyakinkan korban-korbannya untuk membantunya dalam menulis riset yang melibatkan korban dililit atau dibungkus dengan kain jarik.
Penulis utas tersebut mengaku hanya ingin membantu karena untuk kebutuhan riset Gilang.
Dalam twitnya, korban juga melaporkan aksi G ke ke institusi tempat G berkuliah.
"Untuk pihak @Unair_Official dan @BEMFIBUA ada seorang mengaku sebagai mahasiswa anda dan telah melalukan pelecehan seksual kepada saya dan beberapa orang, mohon untuk ditindaklanjuti," tulis pemilik akun @M_fikris.
(Tribunnewswiki.com/SO/Kompas.com/ Achmad Faizal)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa Unair Pelaku Fetish Kain Jarik di-DO, Ini Pertimbangannya"