"Ada tiga persoalan dalam satu kejadian. Jadi jaga diri, jaga anak-anak," tegas Reza Indragiri kepada Wartakotalive (grup TribunJakarta).
Tiga persoalan dalam diri pelaku atau dalam satu kejadian itu, lanjut Reza Indragiri, fethisistic disorder, homosexual atau gay, serta virtual sexual harrassment.
"Fetish sangat banyak ragamnya. Inti fetish adalah bagaimana seseorang bisa mengalami keterangsangan seksual atau kesenangan dengan objek-objek yang tidak lazim."
"Akan menjadi gangguan atau fetishistic disorder, ketika obsesi semacam itu menghilangkan kemampuan yang bersangkutan untuk terangsang dengan cara atau objek yang wajar. Dengan kata lain, dia bisa menikmati sensasi seksual, hanya dengan cara atau objek yang tidak lazim itu," beber Reza.
Terkait penilaian virtual sexual harrassment yang dilakukan Gilang dalam kejadian itu, menurut Reza, hal itu bisa ditilik dari sejumlah teori yang bisa diacu atau dijadikan dasar.
"Salah satunya, dan mungkin relevan dengan fetish yang satu ini adalah perasaan inferior atau rendah diri pelaku," kata Reza Indragiri.
"Pelaku tak percaya diri akan maskulinitasnya, merasa takut, dan serbaneka perasaan inferior lainnya. Juga dengan bentuk fetish yang menjadi obsesinya. Dengan demikian dapat dipahami, itu sebagai bentuk kompensasi atas kelemahan-kelemahannya," kata Reza.
Reza Indragiri menduga, oknum mahasiswa itu mengalami masalah orientasi seksual atau menjadi homoseksual.
"Jika oknum mahasiswa tersebut memang menyasar target berjenis kelamin sama, maka boleh jadi ada masalah orientasi seksual atau homoseksual. Ini juga tidak bisa diabaikan begitu saja," ujar Reza Indragiri.
Menurut dia, polisi seharusnya menyelidiki kasus tersebut.
"Polisi patut menginvestigasinya. Sebab ini bukan semata-mata tentang orang dengan kondisi psikis yang tidak wajar. Tapi boleh jadi, sudah mengandung unsur pidana. Sebab ada unsur pelecehan seksual berbasis daring atau virtual sexual harrassment," kata Reza Indragiri.
Selain itu, menurut Reza, pelaku juga pantas disebut predator.
"Predator itu sebatas sebutan populer. Bisa saja pakai penamaan semacam itu karena dia dianggap telah memangsa orang lain secara seksual," jelas Reza Indragiri.
Baca: Pengakuan Korban Gilang Bungkus Fetish Kain Jarik, Mengaku Jijik dan Berharap Pelaku Dipenjara
Baca: Teman Seangkatan Pelaku Fetish Jarik G Dilecehkan di Kos, Ditutup Selimut dan Tak Bisa Bergerak
(Tribunjakarta.com)(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Terungkap 15 Aduan Kasus Fetish Kain Jarik Diterima Unair, Pakar Sebut Pelaku Alami 3 Masalah.