Ini Klaster Penyumbang Jumlah Kasus Covid-19 Tertinggi di Jakarta, Bukan Perkantoran

Sebanyak 3.657 (28 persen) kasus positif Covid-19 selama masa PSBB transisi merupakan hasil dari pencarian kasus secara aktif


zoom-inlihat foto
data-covid-19-dki-jakarta.jpg
https://corona.jakarta.go.id/id
Data Covid-19 DKI Jakarta per Rabu (29/7/2020).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Angka kasus Covid-19 di DKI Jakarta mengalami tren kenaikan beberapa waktu terakhir.

Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah memaparkan sejumlah klaster yang menyumbang jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta.

Dewi menjelaskan, klaster dengan jumlah penularan tertinggi ternyata bukan berasal dari perkantoran, melainkan dari rumah sakit. 

Data ini dipantau sejak 4 Juni 2020-6 Juli 2020 atau selama masa PSBB transisi .

"Dari keseluruhan kasus, kontribusinya dari klaster mana saja, pasien rumah sakit masih menempati urutan pertama sekitar 42 persen," ujar Dewi dalam talkshow yang digelar secara daring oleh Satgas Penanganan Covid-19, Rabu (29/7/2020) seperti dilansir oleh Kompas.com.

Kemudian, di bawah klaster rumah sakit ada klaster pasien dari komunitas yakni sebanyak 39 persen.

Lalu, klaster dari anak buah kapal (ABK) dan pekerja migran Indonesia yang kembali ke Tanah Air, sekitar 5,8 persen.

Baca: Pasien Covid-19 Naik 584 Orang, Total Kasus Positif di DKI Jakarta Tembus di Angka 20 Ribu

Baca: 68 Perkantoran di DKI Jakarta Terpapar Covid-19, Ahli Epidemiologi: Jam Istirahat Jadi Momen Rawan

Kemudian klaster pasar sebanyak 4,3 persen dan klaster perkantoran sebanyak 3,6 persen.

"Jadi perkantoran menyumbang 3,6 persen dari total kasus Covid-19 di DKI Jakarta selama masa PSBB transisi," ucap Dewi.

Selain itu, klaster tenaga kesehatan baik dari rumah sakit, puskesmas, panti dan rutan juga ikut menyumbang angka kasus positif Covid-19.

Namun, jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan klaster-klaster di atas.

covid di dki
Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah(Dok. BNPB)

Lebih lanjut Dewi menyampaikan bahwa 3.657 (28 persen) kasus positif Covid-19 selama masa PSBB transisi merupakan hasil dari pencarian kasus secara aktif.

"Misalnya petugas turun ke pasar, perkantoran, rumah ibadah, benar-benar dicari pasien yang tidak ada gejala tapi ternyata positif Covid-19," katanya.

"Jadi ini benar-benar kita datangi lalu dites apakah positif atau tidak," ucap Dewi.

Kemudian, sebanyak 29 persen kasus lain didapatkan dari hasil contact tracing.

Lalu, sebanyak 43 persen kasus berasal dari pasien rumah sakit.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mengungkapkan penyebab tingginya angka penyebaran Covid-19 di wilayah Jakarta.

Menurut Anies, tempat yang dianggap paling rawan penyebaran virus corona atau Covid-19 bukanlah pasar atau tempat hiburan.

Melainkan perkantoran dan komunitas warga.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers di Balai Kota DKI, Jumat (15/5/2020).(Tangkapan layar dari akun Youtube Pemprov DKI Jakarta)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers di Balai Kota DKI, Jumat (15/5/2020).(Tangkapan layar dari akun Youtube Pemprov DKI Jakarta) (Kompas.com)

Diketahui, aktivitas perkantoran telah dilonggarkan selama masa PSBB Transisi.

"Dari temuan kami dengan melakukan testing, aktivitas di perkantoran dan aktivitas di komunitas warga, kini menjadi salah satu tempat yang paling rawan penyebaran," kata Anies seperti dikutip Tribunnews.com, di kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (25/7/2020).

"Ada tren peningkatan penyebaran kasus dalam dua minggu terakhir ini," lanjut dia.

Baca: Selama PSBB Transisi, Ada 4 Perusahaan Swasta di Jakarta yang Karyawannya Terinfeksi Virus Corona

Baca: Satpol PP Razia Puluhan Ribu Warga di Jakarta yang Tak Pakai Masker, Uang Denda Capai Rp 570 Juta

Namun, Anies tidak menyebutkan secara pasti berapa peningkatan kasus positif di klaster perkantoran tersebut.

Dirinya hanya mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga jarak antar orang lain, menggunakan masker, dan rajin - rajin mencuci tangan dalam setiap kesempatan.

Ketika mereka yang patuh protokol kesehatan melihat ada warga yang lalai, maka harapannya tak ada keraguan untuk menegur.

"Jangan pernah ragu untuk menegur sesama kita yang mungkin lalai tidak menjalankan protokol kesehatan," ucap Anies.

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini berharap masyarakat tidak pernah lelah memerangi penyebaran virus disetiap kegiatan.

"Masalahnya virus tidak pernah lelah dan akan terus menyebar bila kita terus beri kesempatan, maka kita tidak boleh lelah," kata dia.

Jakarta kembali catatkan kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia

Kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah hingga Rabu (29/7/2020).

Pemerintah melaporkan terdapat 2.381 kasus baru dalam 24 jam terakhir.

Angka tersebut menambah jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air menjadi 104.432 kasus sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020.

Baca: Anies Sebut Perkantoran Titik Paling Rawan Penyebaran Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?

Baca: Semua Kelurahan di Jakarta Kini Zona Merah Covid-19, Ini 25 Tempat dengan Kasus Tertinggi

Dari data yang dibagikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada wartawan, Rabu, penambahan kasus baru yang tertinggi terjadi di DKI Jakarta.

Dalam 24 jam terakhir, Jakarta mencatatkan 577 kasus baru sehingga totalnya menjadi 20.572 kasus.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy S, Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Klaster Perkantoran, Ini Penyumbang Tingginya Kasus Covid-19 di DKI Versi Satgas"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved