TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kabar duka, Andrew Mlangeni, seorang aktivis gerakan Anti-Apartheid Afrika Selatan, wafat pada usia 95 tahun.
Mlangeni meninggal dunia di Rumah Sakit Militer di Pretoria, Afrika Selatan, setelah dirawat akibat ada keluhan sakit di bagian perut.
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa mengungkapkan duka atas kepergian Mlangeni.
Kedunya pernah berjuang bersama untuk menuntut kesetaraan rasial dan mengakhiri kekuasaan kulit putih di negaranya.
Cyril menggambarkan Mlangeni sebagai "tonggak etis kepemimpinan dan kepedulian terhadap kemanusiaan".
Kematian Mlangeni menandai berakhirnya generasi sezamannya.
Baca: Seorang Balita 2 Tahun Diduga Diperkosa dalam Ruang Isolasi Covid-19 di Afrika Selatan
"Kepergian beliau, Mlangeni telah menyerahkan tongkat estafet kepada rekan senegaranya untuk membangun Afrika Selatan sebagai negara yang ia perjuangkan selama ini," kata Cyril.
"Ia telah memperjuangkan nilai-nilai yang masih diperlukan saat ini, termasuk martabat dan hak kita semua. Kehidupannya yang rendah hati adalah contoh kepahlawanan bagi semuanya," tambahnya, dilansir Reuters, Rabu (22/7/2020).
Risalah Andrew Mlangeni
Andrew Mlangeni lahir di Soweto, Afrika Selatan pada 6 Juni 1925.
Baca: Kekerasan dalam Pacaran, Seorang Pria di Afrika Selatan Tega Bakar dan Kunci Kekasihnya
Istrinya bernama June Mlangeni. Keduanya dikaruniai empat orang anak.
Tahun 1951, ia bergabung dengan organisasi pemuda, Kongres Nasional Afrika (ANC) yang sekarang berkuasa di Afrika Selatan.
Dirinya sempat mengikuti pendidikan militer di luar negeri hingga tahun 1963.
Sekembalinya ke Afrika Selatan, ia ditangkap dan diadili bersama tujuh aktivis lainnya, termasuk Nelson Mandela, dalam sebuah persidangan monumental 'Persidangan Rivonia'
Baca: Ahli Ekonomi Publik, Ossuka Raponda, Diangkat Jadi Perdana Menteri Perempuan Pertama di Gabon Afrika
Baca: Penerapan Lockdown di Afrika Selatan: Kasus Penjarahan, Pencurian, dan Kekerasan Menguat
Baca: Janji Bantuan Makanan saat Lockdown Tak Terwujud, Ratusan Warga Afrika Selatan Bentrok dengan Polisi
Baca: Hari Ini dalam Sejarah, 27 April 1994 - Pemilihan Umum Multi-Ras Pertama di Afrika Selatan
Nelson Mandela diketahui pernah satu penjara bersama pria yag menikah pada 1950 ini.
Keduanya dibui atas tuduhan makar oleh pengadilan Afrika Selatan tahun 1964.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)