Buka Suara, Korea Utara Dukung Tiongkok, Salahkan AS Soal Ketegangan di Laut China Selatan

Korea Utara buka suara soal ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan: dukung China, salahkan AS.


zoom-inlihat foto
kim-jong-un-minta-alat-tes-corona-ke-rusia.jpg
AFP
Kim Jong Un


Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian, mengatakan Jepang harus mempertimbangkan stabilitas regional.

"Sementara itu, China berharap Jepang dan negara-negara lain dapat mempertimbangkan perdamaian dan stabilitas regional, bertindak dengan bijaksana dan mengatakan tidak kepada AS yang ingin mengerahkan rudal jarak menengah di tanah mereka sehingga mereka tidak menjadi korban plot geopolitik AS di kawasan itu,” kata Qian.

Baca: Di Tengah Ketegangan dengan China, India Minta Rusia Percepat Pengiriman Rudal dan Jet Tempur

Dalam pertemuan terpisah, Kementerian Luar Negeri China mendesak Jepang untuk mempertahankan kebijakan yang berorientasi pada pertahanan seperti yang tercantum dalam konstitusi.

Mereka meminta Jepang untuk kembali membaca buku sejarah.

“Karena alasan historis, tren keamanan militer Jepang selalu mendapat perhatian dari komunitas internasional dan negara-negara tetangganya di Asia. Kami mendesak Jepang untuk sungguh-sungguh mempelajari pelajaran sejarah,” kata juru bicara Kemenlu China Zhao Lijian.

Padahal, pada era perang dingin, beberapa negara sudah setuju untuk tidak memiliki, memproduksi, atau menguji terbang rudal jelajah yang diluncurkan di darat dengan jangkauan 500-5.500 km.

Rudal jarak menengah memang dianggap sangat berbahaya.

Durasi jelajah yang pendek membuat rudal jenis ini susah dideteksi dan diantisipasi.

Sementara pakar dari Universitas Studi Internasional Shanghai, Lian Degui, menilai hubungan China dan Jepang akan runtuh jika rudal AS jadi ditempatkan di Jepang.

Kapal Perang AS-Jepang Kolaborasi Latihan di Laut China Selatan

ILUSTRASI - Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina.
ILUSTRASI - Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina. (AFP)

Baca: Iran Menguji Coba Rudal Berdaya Jangkau 280 Km, Menhan Amir Hatami: Musuh-Musuh Iran Ketakutan

Kapal perang AS dan Jepang tengah unjuk kebolehan di Laut China Selatan.

Angkatan Laut AS mengumumkan kapal tempur litoral USS Gabrielle Giffords telah bergabung dengan dua kapal Jepang, untuk latihan bersama, Selasa (23/6/2020).

Diberitakan Kontan dari Stripes.com, kapal Angkatan Laut AS berlayar dengan kapal pelatihan JMSDF JS Kashima dan JS Shimayuki.

Kedua belah pihak menekankan pentingnya komunikasi dan koordinasi saat lakukan operasi bersama.

"Kesempatan untuk beroperasi dengan teman-teman dan sekutu kita di laut sangat penting untuk kesiapan dan kemitraan kita bersama," kata Komandan Belakang Expeditionary Strike Group 7, Laksamana Muda Fred Kacher dalam pernyataannya seperti yang dikutip Stripes.com.

Mereka tak menampik jika ke depan akan sering beroperasi bersama.

ILUSTRASI - Foto kapal induk USS Theodore Roosevelt pada 3 Juni 2020 di Laut Filipina. Foto: AFP
ILUSTRASI - Foto kapal induk USS Theodore Roosevelt pada 3 Juni 2020 di Laut Filipina. Foto: AFP (AFP)

Baca: Sempat Ditolak, Kini Gelombang Pertama TKA Asal China Berjumlah 152 Orang Telah Tiba di Kendari

"Mereka adalah profesional kelautan masa depan yang pelaut [AS] kami akhirnya akan beroperasi bersama dalam tahun-tahun mendatang," jelas komandan awak biru Gabrielle Giffords, Cmdr. Dustin Lonero.

Kapal perang AS dan Jepang mempraktikan komunikasi dan manuver presisi.

Jepang memang telah meningkatkan kehadiran tentaranya di Laut China selatan beberapa waktu terakhir.

Buku putih Kementerian Pertahanan menebut Jepanng harus proaktif dan independen dalam meningkatkan kehadiran mereka di wilayah tersebut.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved