Buka Suara, Korea Utara Dukung Tiongkok, Salahkan AS Soal Ketegangan di Laut China Selatan

Korea Utara buka suara soal ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan: dukung China, salahkan AS.


zoom-inlihat foto
kim-jong-un-minta-alat-tes-corona-ke-rusia.jpg
AFP
Kim Jong Un


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Korea Utara menunjukkan dukungan pada sekutunya, China.

Baru-baru ini, Korut menyalahkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, atas komentarnya terhadap China soal Laut China Selatan.

Komentar itu sekaligus menegaskan keberpihakan Korea Utara di Laut China Selatan, seperti diberitakan Kompas.com dari Korea JoongAng Daily, Rabu (15/7/2020).

Lewat media resmi Pemerintah Korea Utara KCNA, komentar Pompeo tentang Laut China Selatan cukup sembrono.

“Bahwa negara non-Asia di seberang lautan, tidak puas dengan pernyataan cerobohnya atas masalah Laut China Selatan, telah melakukan pelecehan terhadap Partai Komunis China,” bunyi pernyataan itu.

Baca: China Marah dan Minta Amerika Serikat Menghentikan Aksi Provokatifnya di Laut Cina Selatan

Korea Utara buka suara setelah Pompeo mengumumkan bahwa Amerika Serikat secara resmi menolak sebagian besar klaim Beijing di Laut Cina Selatan, Senin (13/7/2020).

Selain itu, Korut juga menuding Pompeo tengah berupaya menodai kepercayaan China terhadap partai Komunis.

Presiden China, Xi Jinping saat menghadiri latihan militer di Laut China Selatan pada Kamis (13/4/2018).
Presiden China, Xi Jinping saat menghadiri latihan militer di Laut China Selatan pada Kamis (13/4/2018). (Dokumen Kementerian Pertahanan China)

Baca: Terjadi Pergeseran Geopolitik, Nigeria dan India Diprediksi Bakal Jadi Saingan Utama AS dan China

 Jepang Nilai China Berbahaya

Pemerintah Jepang lebih mewaspadai China sebagai ancaman yang nyata dari pada Korea Utara.

Meski Korea Utara juga punya nuklir, China besar-besaran membangun militernya, seperti diberitakan Kontan, Rabu (15/7/2020).

Namun, mungkin pemerintah Jepang akan kembali berpikir setelah Korea Utara menunjukkan keberpihakannya pada China.

Dengan demikian, kekuatan mereka bisa lebih mengancam, seandainya militernya sampai digabungkan.

Anggaran Beijing untuk pertahanan kini empat kali lebih banyak dari Tokyo.

Hal itu untuk membangun militer modern yang besar.

Jepang juga mengklaim China bertanggungjawab atas "propaganda" dan "disinformasi" di tengah "ketidakpastian sosial dan kebingungan" yang disebabkan oleh wabah virus corona.

Tak berhenti di situ, ancaman Jepang bertambah seiring dengan aktivitas militer gabungan yang dilakukan China dan Rusia.

China Tolak AS Tempatkan Rudal di Jepang

Ilustrasi rudal
Ilustrasi rudal (Tribunnews/Anthony Sweeney/U.S. Army Europe)

Baca: Menlu AS Mike Pompeo Sebut Klaim China atas Sumber Daya di Laut China Selatan Melanggar Hukum

Di sisi lain, Amerika Serikat tengah berunding dengan Jepang untuk menempatkan rudal di wilayahnya.

Rudal jarak menengah itu akan mendukung kebijakan pertahanan kedua negara.

Diberitakan Kontan dari South China Morning Post, pemerintah China mendesak Jepang untuk menolak tawaran itu.

Mereka mengatakan tak akan tinggal diam seandainya AS benar-benar menempatkan rudalnya di Jepang.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved