Pada pertemuan yang diselenggarakan pada (30/6/2020) tersebut Moon menegaskan kembali tekadnya untuk berusaha 'dengan sabar'.
Sehingga momentum dialog yang melibatkan Amerika Serikat dan kedua Korea bisa dipertahankan.
Moon menekankan bahwa kedua Korea tidak boleh kembali ke masa gelap dimana konflik masih memanas.
Padahal, setelah melalui jalan yang panjang, beberapa tahun belakangan hubungan kedua negara saudara tersebut cukup stabil.
Meski demikian, hingga saat ini masih belim jelas bagaimana agenda Trump dan Kim pada November nanti.
Awal pekan ini, Wakil Sekretaris Negara, Stephen Biegun, perwakilan Washington di Pyongyang menyatakan adanya keraguan tentang kemungkinan itu.
"Saya pikir itu mungkin dan tidak mungkin, baik sekarang maupun nanti saat pemilu AS," kata Biegun.
Faktor yang bisa membuat pertemuan tersebut menjadi mustahil diantaranya pandemi Covid-19.
Ditanya tentang pernyataan Biegun, pejabat Gedung Biru hanya mengatakan dia mengetahui soal pendapat Biegun tanpa banyak memberikan komentar.
Keinginan Moon Jae In untuk berdamai dengan Korea Utara
Moon memang berkeinginan untuk terus memertahankan hubungan baik dengan Korea Selatan.
Moon diketahui merupakan orang yang menjadi fasilitator dalam proses perdamaian dengan Korea Utara.
Tak hanya itu, tahun ini sejak 2019 lalu Moon berencana untuk terus mendorong kerjasama antar-Korea.
Termasuk pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Namun hingga saat ini dialog mengenai denuklirisasi masih belum terealisasi.
"Saya tidak yakin bahwa konsep besar mengenai denuklirisasi tersebut dapat dilakukan melalui dialg antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat dan perdamaian Semenanjung Korea berada diluar dialog antara Korea Utara maupun Selatan," ucap pejabat senior Gedung Biru.
Meski demikian, negosiasi diantara Korea Utara dengan Amerika Serikat akan menjadi batu loncatan yang besar.
Terutama dalam upaya perdamaian di Semenanjung Korea.
Baca: Korut Ancam Batalkan Perjanjian karena Pamflet Propaganda, Korsel: Kami Diam saat Mereka Uji Nuklir
Baca: Temukan 500 Ribu Pamflet Anti-Pyongyang, Kim Yo Jong Ancam Batalkan Perjanjian Militer dengan Korsel
Baca: Menhan Jepang: Korea Utara Ajak Geger Korsel Hanya untuk Tutupi Kesehatan Kim Jong Un yang Memburuk
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)