Ekonomi Masih Tertekan Meski Sudah Terapkan New Normal, Pengamat Sebut Gelombang PHK Belum Usai

Meski upaya new normal telah dimulai, Indonesia masih akan hadapi gelombang PHK di tengah tertekannya ekonomi


zoom-inlihat foto
ilustrasi-buruh-di-phk.jpg
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Ilustrasi Buruh di-PHK ---- May Day - Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel bersama Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi dan perwakilan buruh saat menghadiri acara peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei 2020 di Kawasan Simpang Lima Semarang Kota Semarang, Jawa Tengah yang mengusung tema "TNI Polri Peduli Buruh", Jumat (01/05/20). Di tengah pandemi Covid-19 peringatan hari buruh tetap di gelar dengan cara berbagi bersama TNI dan Polri membagikan sejumlah sembako kepada para buruh.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemerintah sudah mulai memberlakukan new normal demi menjaga roda ekonomi terus berjalan.

Namun, kenyataannya ekonomi masih tertekan. 

Pengamat Kebijakan Publik dan Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Harriyadin Mahardika mengingatkan gelombang PHK belum selesai.

Ia menilai, di tengah krisis seperti sekarang, perusahaan akan mengambil langkah untuk melakukan efisiensi SDM.

Cara tersebut menjadi yang paling lumrah dan logis.

“PHK jadi pilihan sulit yang tidak bisa dihindari lagi. Tentunya perusahaan akan fokus pada keberlangsungan bisnis jangka panjang dan efisiensi SDM ini pilihan paling logis," kata Mahardika, dikutip Kontan, Minggu (21/6/2020).

ILUSTRASI Pekerja - Aksi buruh di Yogyakarta pada 1 Mei 2019 di sepanjang Jalan Malioboro
ILUSTRASI Pekerja - Aksi buruh di Yogyakarta pada 1 Mei 2019 di sepanjang Jalan Malioboro (Tribun Jogja)

Baca: Karantina di Hutan: Inilah Nasib Buruh Korban PHK yang Mudik Naik Motor 9 Jam ke Yogyakarta

Memang ekonomi Indonesia masih dalam keadaan yang serba sulit.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi ekonomi di kuartal II 2020 bakal terkontraksi hingga minus 3,8%.

"Kuartal II ini, kita akan menghadapi tekanan yang tidak mudah. Kemungkinan kita akan dalam kondisi pertumbuhan ekonomi negatif. Estimasi Badan Kebijakan Fiskal (BKF) minus 3,8%," kata perempuan yang pernah menjabat sebagai Direkur Bank Dunia tersebut.

Melihat kemungkinan ini, Harriyadin meminta pemerintah tanggap terhadap situasi.

Ia menegaskan stimulus yang diberikan oleh pemerintah harus tepat sasaran.

“Paket stimulus yang tengah digodok pemerintah harus tepat sasaran, terutama diarahkan ke sektor yang menyerap banyak tenaga kerja agar kondisi pelaku bisnis cepat pulih dan kembali dapat menyerap tenaga kerja,” katanya.

Senada, ekonom Indef Bhima Yudhistira memperkirakan gelombang PHK masih akan terus berlangsung.

“Sebagai dampak dari penerapan strategi kembali ke bisnis inti itu, gelombang PHK tidak akan berhenti di tahun ini. Angka pengangguran maupun tingkat kemiskinan akan meningkat,” jelasnya, dikutip Kontan.

Ia pun menekankan pentingnya upaya untuk mendorong daya beli masyarakat.

“UMKM kita belum semua berhasil mendapat relaksasi kredit. Di Malaysia, UMKM itu bahkan dapat memperoleh hibah (pemerintah),” ujarnya.

Upaya Pemerintah Kurangi Gelombang PHK

Ilustrasi Buruh di PHK ---- May Day - Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel bersama Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi dan perwakilan buruh saat menghadiri acara peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei 2020 di Kawasan Simpang Lima Semarang Kota Semarang, Jawa Tengah yang mengusung tema
Ilustrasi Buruh di PHK ---- May Day - Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel bersama Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi dan perwakilan buruh saat menghadiri acara peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei 2020 di Kawasan Simpang Lima Semarang Kota Semarang, Jawa Tengah yang mengusung tema "TNI Polri Peduli Buruh", Jumat (01/05/20). Di tengah pandemi Covid-19 peringatan hari buruh tetap di gelar dengan cara berbagi bersama TNI dan Polri membagikan sejumlah sembako kepada para buruh. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Baca: Banyak Korban PHK Jadi Alasan Para Pemudik Tetap Nekat Pulang Kampung di Tengah Pandemi Covid-19

Jauh sebelum penerapan new normal, pemerintah sudah mengizinkan orang di bawah usia 45 tahun untuk beraktivitas.

Keputusan pemerintah tersebut supaya kelompok usia tersebut tak kehilangan mata pencarian.

Dalam sebuah video conference pada Senin (11/5/), Doni Monardo selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyampaikan kebijakan tersebut.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved