New Normal di Depan Mata, Namun Bali Belum Buka Pariwisata, Apa Alasannya?

Bali belum juga membuka sektor pariwisata saat penerapan Normal Baru, karena pertimbangan adanya gelombang kedua penyebaran virus corona di sana.


zoom-inlihat foto
nusa-penida.jpg
travel-dream.co.id
Nusa Penida merupakan salah satu pulai di Bali yang menyuguhkan beberapa destinasi wisata yang menarik.


Jika SOP tersebut berhasil dengan lancar, maka Bali bis membuka tempat wisata lainnya.

"Kemudian baru kita terapkan pilot project-nya seminggu dua minggu di tempat yang disebutkan seperti Nusa Dua. Baru lah kita bisa buka setelah kita meyakini SOP ini. Karena bagaimana kita bisa melakukan kebijakan jika kita enggak meyakini kebijakan itu," jelasnya.

Namun, ia memberikan sedikit bocoran pariwisata Bali bisa saja dibuka dalam waktu dekat, dan sesegera mungkin, mengingat untuk menghidupkan kembali sektor perekonomian di Bali.

"Mungkin segera, tapi keputusan itu semua ada di Gubernur. Kita hanya memberikan usulan. Semoga dapat cepat terealisasikan, yang pasti kita semua sedang menyusun SOP dan akan mengujicobanya terlebih dulu," pungkasnya.

Inovasi pembukaan kembali tempat wisata

Jika Bali membuka kembali tempat wisata di sana untuk umum sebagai langkah menghadapi normal baru, maka beberapa sektor pariwisata di sana perlu beberapa inovasi baru.

Hal tersebut dilakukan agar bisa bersaing dengan destinasi lain di berbagai negara.

Penerapan inovasi dalam bersaing dengan destinasi wisata lain diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho.

Baca: Optimis Pandemi Corona Selesai Akhir Tahun 2020, Jokowi: Tahun Depan Pariwisata Jadi Booming

Baca: Jika New Normal Diberlakukan, Tempat ini Berisiko Tinggi Menjadi Pusat Penularan Corona

Baca: HOAKS, Aturan Pembatasan Usia 50 Tahun ke Atas Dilarang Masuk Mal dan Makan di Cafe saat New Normal

"Tren pariwisata diperkirakan akan mengalami perubahan. Pandemi Covid-19 menimbulkan disrupsi pada dunia pariwisata dan preferensi atau perilaku wisatawan," kata Trisno Nugroho saat menyampaikan sambutan dalam Webinar 'Roadmap to Bali’s Next Normal', di Denpasar, Kamis (28/5/2020).

"Di era pasca-pandemi, wisatawan akan mengedepankan aspek safety, hygene and cleanliness atau yang sering kita sebut sebagai kondisi new normal," lanjutnya.

Dia mengemukakan, saat ini sejumlah negara sudah mulai merencanakan untuk membuka perjalanan internasional ke negara tertentu.

Di Eropa Utara, Latvia, Lithuania, dan Estonia sudah sepakat mengizinkan penduduknya melakukan perjalanan ke masing-masing tiga negara tersebut (Balitic Travel Bubble).

Demikian juga, Australia dan New Zealand berencana akan menerapkan " travel bubble" tanpa karantina 14 hari.

"Oleh karena itu, pemerintah, pelaku usaha dan stakeholder terkait harus mampu beradaptasi/menciptakan inovasi sebagai respon terhadap perubahan dalam rangka meningkatkan daya saing dan bersiap menghadapi kondisi New Normal, dengan menerapkan protokol kesehatan pada setiap lini, termasuk membangun Non-Cash Payment Environment," ujarnya.

Trisno menambahkan, tantangan untuk terus berinovasi dalam menjunjung sektor pariwisata di Bali harus dijunjung bersama.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah membuat strategi Pemulihan Pariwisata Indonesia melalui program CHS (Cleanliness, Health, & Safety) Pariwisata Indonesia.
Untuk Program CHS Pariwisata Indonesia, Kemenparekraf juga telah menentukan tiga daerah prioritas termasuk Bali.

Hal itu berkaitan dengan jumlah pendapatan yang menunjukkan bahwa sebelum pandemi, Bali menjadi tempat penyumbang terbanyak wisatawan asing.

(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bali Tak Kunjung Buka Pariwisata, Apa Alasannya?"

 




Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved