TRIBUNNEWSWIKI.COM - Keterbatasan persediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis membuat pemerintah harus putar otak.
APD yang selama ini digunakan para tenaga medis dan petugas penanganan Covid-19 rupanya diimpor dari luar negeri.
Kini, setelah puluhan tenaga medis dan ribuan pasien berguguran akibat Covid-19 pemerintah baru menyadari penyediaan APD tidak bisa lagi terus bergantung pada pasokan impor.
Dikutip dari Kompas.com, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, kini Indonesia sudah mulai memproduksi APD buatan dalam negeri.
"Kita lihat, sebenernya APD itu ternyata sangat tergantung dengan bahan baku impor dibuat di Indonesia kemudian diekspor kembali dan kita rebutan dengan yang di ekspor itu," kata Wiku dalam diskusi online, Selasa (19/5/2020).
Wiku mengatakan, APD dalam bentuk gaun buatan Indonesia itu berbahan dasar polyester dan diberi nama INA United.
APD tersebut, lanjut dia, juga sudah teruji dan berstandar internasional dari World Health Organization (WHO).
Baca: Studi Terbaru: Sel T yang Ditemukan Sebelum Pandemi Diklaim Bisa Membantu Melawan Virus Corona
Baca: Video Debat dengan Orang Tua Santri Positif Corona Viral, Anak Bupati Madiun: Ayah Bawa Virus
"Karena WHO-nya bilang standar internasional," ujarnya.
Ia melanjutkan, APD tersebut bisa diproduksi sebanyak 17 juta dalam satu bulan serta bisa dibeli di dalam negeri dengan harga yang lebih murah daripada APD impor.
Diketahui, aturan perizinan produksi ini juga telah direlaksasi dan disepakati oleh Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian Kesehatan.
Adapun kerja sama peningkatan produksi ini dilakukan dengan WHO Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia, Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia, dan Ahli Teknik Kimia ITB.
Baca: Sudah Ajukan Cuti Tapi Ditolak Atasan, Seorang Dokter Hamil 8 Bulan Meninggal Akibat Terpapar Corona
Baca: Kabar Baik, Tenaga Medis Non-Pegawai Tetap (PTT) yang Bertugas Atasi Wabah Corona Diusulkan Jadi PNS
Kendala produksi perlengkapan kesehatan
Namun Wiku juga mengungkapkan, tantangan terbesar Indonesia untuk melakukan produksi perlengkapan kesehatan pencegahan dan penanganan Covid-19 adalah kerja sama antar-sektor.
Hal itu dikatakan Wiku dalam diskusi online bertajuk "Industri Alat Kesehatan: Awal Ketertarikan Industri dan Lembaga Penelitian?" pada Selasa (19/5/2020).
"Tantangan utama adalah kolaborasi multisektor," kata Wiku. "Dan enggak ada, atau jaranglah kalau boleh saya katakan enggak ada itu, orang yang betul-betul berani untuk mengajak orang untuk bekerja sama antar-sektor untuk menjadikan sesuatu punya endurance," ujar dia.
Menurut Wiku hal semacam itu tidak hanya terjadi dalam konteks melakukan penelitian, tetapi juga sering terjadi antara kementerian dan lembaga dalam rangka penanganan Covid-19.
Oleh karena itu, ke depannya ia berharap bisa terjadi sinergi yang baik antar semua pihak terkait pembuatan produk-produk kesehatan.
"Setiap hari saya ikit terlihat bahwa peran kementerian lembaga itu belum klik untuk bisa menjadi satu karena mereka biasa sendiri, kan," ujarnya.
"Jadi Presiden itu benar-benar memimpin proses menanyakan saling complement. Nah, itulah yang harusnya kita lakukan bersama," ucap Wiku.
Baca: 62 Negara Dunia Setuju Dorong Investigasi Terkait Penyebaran Virus Corona, China Merasa Diserang
Diketahui, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) telah membentuk konsorsium ristek untuk menangani pandemi Covid-19 di Tanah Air.