Cara Bupati Sragen Karantina Pemudik Bandel di Rumah Hantu : Kunci dari Luar, Jangan Lupa Beri Makan

Tiga orang pemudik yang bandel terpaksa menjalani karantina di rumah 'hantu' di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah


zoom-inlihat foto
bekas-rumah-dinas-sinder-atau-mandor-tebu.jpg
TribunSolo.com/Istimewa
Bekas rumah dinas sinder atau mandor tebu bakal disulap menjadi lokasi karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang bandel di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bupati Sragen punya cara unik untuk melakukan karantina terhadap pemudik bandel, yakni dengan mengirim mereka ke rumah hantu.

Tiga orang yang nekat mudik terpaksa menjalani karantina di rumah 'hantu' di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Tiga pemudik tersebut datang dari Jakarta, Lampung, dan Kalimantan.

Dua hari menempati rumah karantina, mereka akhirnya menyerah lantaran merasa terganggu sosok hantu.

Kemudian, mereka dipulangkan ke rumahnya masing-masing.

Melalui orangtua masing-masing, mereka berkomitmen untuk lebih disiplin.

Tak hanya di Desa Sepat, rumah berhantu yang digunakan untuk karantina ODP yang bandel juga disiapkan di Desa Gondang.

Rumah hantu yang dimanfaatkan untuk lokasi karantina orang dalam pemantauan (ODP) yang bandel di desa terbut adalah rumah dinas sinder yang berada di kompleks bekas Pabrul Gula Sido Wudung.

Rumah tersebut dikenal dengan nama Kedoeng Banteng dan ada di Desa Gondang, Kecamatan Gindang, Kabupaten Sragen.

Kondisi rumah tersebut terlihat menyeramkan lantaran cat telah mengelupas dan ditumbuhi lumut.

Di bagian depan rumah, tampak kayu-kayu yang ada mulai mengeropos.

Kompleks pabrik gula tersebut diperkirakan berdiri sejak tahun 1831.

Baca: Lailatul Qadar

Baca: Chord Kunci Gitar Gigi - Keagungan Tuhan, Dengan Tiada Terduga Dunia Ini Kan Binasa

Kepala Desa Gondang, Warsito mengungkapkan penggunaan kompleks pabrik gula sebagai lokasi karantina adalah ide Camat Gondang, Catur Sarjanto.

Rencananya ODP yang bandel atau tidak patuh akan di karantina di pabrik gula tersebut.

Secara kasat mata, kondisi rumah tersebut terlihat menyeramkan karena cat telah mengelupas dan ditumbuhi lumut.

Sedangkan di bagian depan rumah, tampak kayu-kayu yang mulai mengeropos.

Kompleks pabrik gula tersebut diperkirakan berdiri sejak tahun 1831.

Bekas rumah dinas sinder atau mandor tebu
Bekas rumah dinas sinder atau mandor tebu bakal disulap menjadi lokasi karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang bandel di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.

Kepala Desa Gondang, Warsito mengatakan penggunaan kompleks pabrik gula sebagai lokasi karantina adalah ide Camat Gondang, Catur Sarjanto.

Rencananya ODP yang bandel atau tidak patuh akan di karantina di pabrik gula tersebut.

"Kemarin pak Camat bilang nanti kalau ada ODP yang bandel, suruh isolasi tidak mau nanti akan ditempatkan di situ," kata Warsito, Kamis (23/4/2020), dikutip dari Kompas.com.

Rencananya, kompleks pabrik gula tersebut bakal digunakan setelah ditinjau langsung oleh Bupati Sragen, Jawa Tengah, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Warsito mengatakan, lokasi karantina ODP itu tidak terlalu jauh dari pemukiman warga dan berada di jantung kota.

"Itu dari pemukiman lumayan, itu di tengah-tengah kota, itu berada di timur kantor dinas kecamatan, kanan-kirinya rumah warga," ujar Warsito.

"Di dekatnya juga ada kantor puskesmas dan Koramil, Insya Allah keamanan dan kebutuhan kesehatan bisa terjamin," imbuhnya.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan telah menyiapkan rumah angker yang sudah tidak dihuni puluhan tahun bagi ODP yang tidak mematuhi aturan karantina mandiri selama 14 hari.

Baca: Ramadan dan Corona, Benarkah Puasa Justru Tingkatkan Imunitas? Begini Penjelasan Ahli Gizi

Baca: Ramadan dan Corona, Ini Aneka Menu Tahan Lama untuk Pilihan Sahur Buka Puasa Anak Kos

Para pemudik yang berstatus ODP itu akan menjalani karantina di rumah angker agar mereka patuh terhadap aturan.

Yuni Sukowati mengatakan, salah satu tempat yang dijadikan sebagai karantina sudah 10 tahun tidak berpenghuni sehingga terlihat menyeramkan.

"Rumah kosong itu sudah 10 tahun tidak dihuni," ujarnya.

"Jadi pastinya ada hantu-hantu yang berkeliaran di sana dan cukup menyeramkan," kata Yuni.

Ia juga mengatakan warga sekitar juga enggan untuk melewat di depan rumah kosong tersebut.

"Sementara warga saja enggan untuk melewat di depannya."

"Nah kita manfaatkan itu," kata Yuni.

Hingga Selasa (21/4/2020), Yuni menyampaikan, sudah ada tiga pemudik yang di karantina di rumah kosong itu.

"Semua pemudik yang datang ke desa itu harus dikarantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari," ujarnya.

Yuni menjelaskan, sebelumnya para pemudik sudah membuat komitmen dan jika melanggar akan menerima tindakan.

"Mereka sudah tanda tangan komitmen bersedia dan kalau mereka tidak komitmen, bersedia menerima teguran ataupun tindakan yang akan dilakukan pemerintah desa," jelas Yuni.

Baca: Ramadan Kala Pandemi Corona, Ini Kebijakan Ibadah Berbagai Negara dari Turki hingga Pakistan

Baca: Ramadan di Tengah Pandemi Corona, Muslim Inggris Buka Puasa Bersama via Zoom dan Facebook

Ia menambahkan, sebelum menunjuk rumah kosong itu sebagai tempat karantina sudah berkoordinasi dengan kepala desa setempat.

"Pemerintah desa kemarin sempat minta petunjuk kepada saya," ungkapnya.

"Saya sampaikan 'kalau ini ada yang ngeyel seperti ini, golekno omah seng kosong (carikan rumah kosong), masukkan sana, kunci dari luar."

"Tapi jangan lupa dikasih makan, sehari tiga kali'," papar Yuni Sukowati.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Labib Zamani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Rumah Hantu untuk Karantina Pemudik Bandel di Sragen, Bekas Pabrik Gula Tahun 1831"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved