TRIBUNNEWSWIKI.COM - Amerika Serikat menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kebijakan ini diambil lantaran Presiden Trump kecewa dengan kinerja lembaga PBB itu.
Trump menuduh WHO terlalu lambat dalam 'membunyikan alarm' tentang bahaya virus corona.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama orang nomor satu di AS ini melontarkan komentar pedas.
Namun rupanya, tak hanya Trump yang ragukan WHO.
Pejabat pemerintah, pakar kesehatan, dan analis, dalam beberapa pekan terakhir juga mengemukakan kekhawatiran yang sama tentang cara WHO merespon wabah ini, seperti diberitakan The New York Times, Rabu (15/4/2020).
Baca: Donald Trump Bakal Realisasikan Penghentian Dana ke WHO karena Dianggap Gagal Atasi Virus Corona
Baca: Setelah Panic Buying Borong Tisu Toilet, Kini Warga AS Berbondong-bondong Beli Pencukur Jenggot
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, mencatat orang-orang mulai menyebut WHO sebagai 'Organisasi Kesehatan China'.
Hal itu lantaran hubungan WHO yang disebut dekat dengan China.
Pejabat Taiwan mengatakan WHO mengabaikan peringatan awal tentang virus tersebut karena China menolak untuk mengizinkan Taiwan untuk menjadi anggota.
Sementara itu, berbagai kritik lain menganggap WHO terlalu menaruh kepercayaan terhadap pemerintahan China, yang awalnya berusaha menyembunyikan wabah.
Yang lain menyalahkan organisasi dan pemimpinnya, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, karena bergerak terlalu lambat dalam menyatakan darurat kesehatan global.
Baca: WHO Sebut Penyemprotan Disinfektan di Jalanan adalah Hal Sia-sia Cegah Covid-19, Ini Alasannya
Baca: Ilmuwan AS Klaim Virus Corona Bisa Menjadi Penyakit Musiman: Penting untuk Kembangkan Vaksin
Bahkan pada pertengahan Januari, ketika virus mulai menyebar ke luar perbatasan China, pejabat setempat tetep meyakini kemampuannya untuk menangani.
Mereka mengklaim tidak ada bukti virus corona dapat ditularkan antara manusia dalam skala luas.
Hal yang sama masih terjadi pada awal Januari.
Meski virus telah menjangkit ke beberapa negara, WHO masih enggan menyatakan darurat kesehatan global.
Pejabat WHO kala itu mempertanyakan apakah tidak terlalu dini membuat klaim demikian.
Sementara pejabat lain menambahkan, mereka memiliki pertimbangan dampak deklarasi seperti itu terhadap orang China.
Setelah Amerika Serikat mengumumkan larangan bagi warga negara asing yang baru-baru ini mengunjungi China, WHO tampaknya menunjukkan rasa hormat kepada para pejabat China, dengan mengatakan bahwa pembatasan perjalanan tidak perlu.
WHO baru secara resmi menyebut penyebaran virus korona sebagai pandemi pada 11 Maret.
Baca: AS-China Saling Tuding, PM Singapura Sempat Berseru Dunia Akan Cari Pemimpin Lain Tangani Covid-19
Baca: Menkes Singapura Beberkan 8 Strategi Hadapi Covid-19: Deteksi Dini, hingga Lindungi Petugas Medis
Beberapa ahli berpendapat bahwa keterlambatan lembaga dalam membuat deklarasi seperti itu membuat negara lain tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan rumah sakit serta mekanisme masuknya pasien.