Ojol Meninggal Dikira Sakit Jantung Ternyata Positif Covid-19, 25 Warga Berpotensi Jadi ODP

Awalnya, warga tidak mengetahui bahwa almarhum meninggal karena positif virus corona


zoom-inlihat foto
penguburan-atau-kubur-pasien-virus-corona-covid-19.jpg
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona.


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebanyak 25 warga Kampung Malang Nengah, Kecamatan Cisaeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, harus melakukan isolasi mandiri setelah mengikuti tahlilan di rumah salah seorang warganya yang meninggal karena virus corona (Covid-19).

Awalnya, warga tidak mengetahui bahwa almarhum meninggal karena positif virus corona.

Dilansir oleh Kompas.com, warga menduga pria yang berprofesi pengemudi ojek itu meninggal karena penyakit jantung.

Baca: Terdampak Parah oleh Wabah Corona, Tim MotoGP Ini Pangkas Anggaran karena Terancam Bangkrut

Baca: Indonesia Belum Capai Puncak Pandemi Corona, Ahli Sudah Ingatkan Potensi Gelombang Wabah Kedua

Pria 48 tahun tersebut memang diketahui sering berobat ke dokter karena penyakit jantung yang dia derita.

Warga pun tak menaruh curiga karena pihak terkait saat itu belum memberikan informasi.

Proses pemulasaran jenazah yang dilakukan pada Jumat (3/4/2020) pun tidak dilakukan sesuai prosedur pasien corona.

Seminggu kemudian, hasil tes swab Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor baru keluar dan mengonfirmasi bahwa laki-laki berusia 48 tahun itu dinyatakan positif setelah meninggal dunia.

 

Puluhan warga termasuk aparatur desa yang sempat hadir di acara tahlilan itu pun dibuat cemas mendengar kabar tersebut.

virus corona dari kompas
virus corona dari kompas (virus corona dari kompas)

"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif. Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Peserta tahlilan berpotensi ODP

Heri mengatakan, hasil swab almarhum baru keluar sepekan kemudian, yakni pada Sabtu (11/4/2020).

Hasil swab menunjukkan almarhum ternyata sudah terjangkit virus corona.

Atas kejadian tersebut seluruh peserta tahlilan berpotensi menjadi Orang dalam Pemantauan (ODP).

"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman. Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkapnya.

Baca: Kemenkes Setujui Depok, Bogor, dan Bekasi Lakukan PSBB, 2 Kota Lain Masih Tunggu Keputusan

Baca: RSUD Kota Bogor

Sebagai pengemudi ojek, almarhum memiliki mobilitas yang tinggi.

"Mobilitasnya tinggi entah ke Depok, Tangerang, Jakarta, bisa jadi penularannya dari penumpang begitu," imbuhnya.

Heri menuturkan, saat ini pihak desa dan Dinkes akan melakukan tes swab terhadap keluarga almarhum.

Istri, anak serta asisten rumah tangganya akan diperiksa dan mendapat prioritas utama.

Sehingga, kata dia, bila hasil tes menunjukkan positif virus corona, maka status warga sekitar akan naik menjadi ODP dan interaksi mereka di kampung tersebut akan dibatasi.

Selain itu, pihaknya juga telah mendata puluhan warga yang menghadiri tahlilan tersebut.

Ilustrasi tahapan tes virus corona atau penyakit Covid-19.
Ilustrasi tahapan tes virus corona atau penyakit Covid-19. (freepik)

Setidaknya ada 25 orang yang hadir dalam tahlilan tersebut, termasuk aparatur desa yang sempat membagikan santunan di acara itu.

"Ada tiga yang diperiksa, salah satunya pembantu beda kampung. Jadi mudah-mudahan hasil semuanya negatif sehingga warga yang hadir di tahlilan itu tidak naik statusnya," ujar dia.

Dinkes dinilai lamban

Terkait kejadian itu, warga menilai petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) lambat dalam menginformasikan status pasien positif corona.

Apabila kejadian tersebut diinformasikan sejak awal, maka warga akan mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditetapkan.

Dengan begitu, lanjut dia, pihak kecamatan dan desa bisa membantu memutus mata rantai penyebaran virus corona sedini mungkin.

Warga pun mengaku kecewa dengan cara penanggulangan virus yang dilakukan dinas.

"Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan. Jadi mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal. Sehingga kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kecolongan begini. Masyarakat jadi parno, takut," katanya.

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Baru Tahu Tetangga Meninggal Positif Corona, 25 Warga Peserta Tahlilan Isolasi Mandiri"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved